KABARBURSA.COM – PT Tera Data Indonusa Tbk (AXIO), produsen notebook AXIOO, berencana membagikan dividen interim sebesar Rp29,2 miliar kepada para pemegang saham.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Jumat, 8 November 2024, jumlah tersebut setara dengan sekitar 90,4 persen dari total laba bersih perusahaan hingga 30 September 2024, yang mencapai Rp32,28 miliar. Dengan demikian, para pemegang saham AXIO akan menerima dividen sebesar Rp5 per lembar saham.
Direktur Utama AXIO Michael Sugiarto mengatakan, rencana pembagian dividen ini merupakan bagian dari kebijakan distribusi laba perusahaan untuk periode tahun buku 2024.
“Keputusan pembagian dividen interim tersebut telah mendapatkan persetujuan dewan komisaris pada 5 November 2024,” ungkapnya.
AXIO pun merilis jadwal detail mengenai pembagian dividen interim ini, yang meliputi tahapan penting bagi para pemegang saham untuk mendapatkan hak mereka.
Untuk pasar reguler dan pasar negosiasi, cum dividen dijadwalkan pada 15 November 2024, sementara ex dividen untuk kedua pasar tersebut akan dilaksanakan pada 18 November 2024. Adapun untuk pasar tunai, cum dividen ditetapkan pada 19 November 2024, disusul dengan ex dividen pasar tunai pada 20 November 2024.
Recording date, atau tanggal pencatatan bagi pemegang saham yang berhak atas dividen tunai, adalah pada 19 November 2024 pukul 16.00 WIB. Selanjutnya, pembayaran dividen kepada para pemegang saham akan dilakukan pada 6 Desember 2024.
“Pembagian dividen ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi para pemegang saham AXIO, sembari mencerminkan komitmen perusahaan dalam membagikan keuntungan kepada investornya,” tegas Michael.
Tera Data Indonusa Belum Cuan
PT Tera Data Indonusa Tbk (AXIO) mencatatkan penurunan laba bersih yang signifikan pada kuartal III 2024. Laba bersih yang diraih sebesar Rp32,3 miliar, turun drastis sebesar 63,1 persen dari Rp87,5 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Dengan laba bersih per saham yang setara dengan Rp5,57 per lembar, penurunan ini cukup mengkhawatirkan bagi para pemegang saham.
Pendapatan AXIO hingga September 2024 mencapai Rp762 miliar, mengalami penurunan sebesar 9,2 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2023 yang mencapai Rp839 miliar. Penurunan ini diikuti oleh penurunan margin laba kotor sebesar 28,2 persen menjadi Rp126,4 miliar, serta EBITDA yang turun drastis sebesar 48,5 persen menjadi Rp62,7 miliar.
Gross margin yang tercatat saat ini adalah 16,6 persen, sementara EBITDA margin dan net margin masing-masing berada di angka 8,2 persen dan 4,2 persen, yang menunjukkan bahwa efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan mengalami penurunan.
Dalam hal struktur modal, AXIO memiliki total utang jangka pendek sebesar Rp422,7 miliar dan utang jangka panjang sebesar Rp39,1 miliar. Hal ini menjadikan rasio utang terhadap ekuitas (Debt/Equity) sebesar 0,89, yang mengindikasikan ketergantungan perusahaan pada pembiayaan utang yang cukup tinggi.
Rasio Debt/Total Capital sebesar 0,47 juga menunjukkan bahwa hampir setengah dari modal perusahaan didanai melalui utang, yang berpotensi menjadi risiko jika kondisi arus kas perusahaan tidak membaik.
Likuiditas perusahaan terlihat agak terbatas dengan saldo kas hanya sebesar Rp15,1 miliar. Dengan beban bunga yang cukup tinggi, yakni Rp9,5 miliar, perusahaan harus mampu mempertahankan arus kas yang kuat untuk menutup kewajiban bunga.
Rasio Debt/EBITDA sebesar 7,37 menunjukkan bahwa dibutuhkan lebih dari tujuh kali EBITDA tahunan untuk melunasi utang perusahaan, yang menjadi indikator risiko jika kondisi arus kas memburuk di masa depan.
Dari segi profitabilitas, AXIO mencatat Return on Assets (ROA) sebesar 3,29 persen dan Return on Equity (ROE) sebesar 6,21 persen. Rasio ini cukup rendah, mencerminkan tantangan perusahaan dalam menghasilkan laba yang optimal dengan aset dan modal yang ada.
Selain itu, valuasi saham AXIO saat ini berada pada posisi PER 21,90x, yang cukup tinggi mengingat kinerja keuangan yang menurun. Rasio EV/EBITDA sebesar 18,50 juga menunjukkan bahwa saham AXIO berada dalam valuasi yang relatif mahal.
Sementara itu, kemampuan AXIO untuk menutup beban bunga ditunjukkan dengan rasio EBITDA/Interest Expense sebesar 6,60. Ini berarti bahwa EBITDA perusahaan masih mencukupi untuk menutupi beban bunga, namun dengan penurunan EBITDA yang cukup besar, kemampuan ini dapat terancam jika perusahaan tidak segera meningkatkan arus kas operasional.
Prospek dan Tantangan ke Depan
Dengan penurunan tajam pada laba dan EBITDA, AXIO menghadapi tantangan besar untuk mempertahankan stabilitas keuangannya. Ketergantungan yang tinggi pada utang dalam struktur modalnya membuat perusahaan rentan terhadap risiko likuiditas jika arus kas terganggu.
Ke depan, perusahaan perlu melakukan upaya lebih dalam meningkatkan efisiensi operasional untuk memperbaiki margin keuntungan. Selain itu, pengelolaan arus kas yang lebih baik akan sangat penting untuk menjaga kemampuan pembayaran utang dan mendukung keberlanjutan dividen. (*)