Scroll untuk baca artikel
Market Hari Ini

Pemilik Merek KFC, FAST, Rugi hingga Rp557 Miliar Triwulan III

×

Pemilik Merek KFC, FAST, Rugi hingga Rp557 Miliar Triwulan III

Sebarkan artikel ini
img 7164 scaled
Pemilik merek dagang Kentucky Fried Chicken (KFC), PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) (Foto: KFCKU)

KABARBURSA.COM – Pemilik merek dagang Kentucky Fried Chicken (KFC), PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), melaporkan kerugian hingga Rp557,08 miliar pada triwulan III 2024. Rugi ini melambung 266,59 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar Rp152,41 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis perusahaan, pendapatan FAST tercatat Rp3,6 triliun pada sembilan bulan pertama 2024, turun 21,7 persen dari Rp4,6 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini mencerminkan tantangan yang dihadapi perusahaan, baik dari sisi penjualan yang belum pulih sepenuhnya pasca-pandemi maupun dampak eksternal lainnya.

FAST mencatat EBITDA negatif sebesar Rp250,4 miliar, dibandingkan EBITDA positif Rp200,8 miliar pada periode sembilan bulan pertama tahun lalu. EBITDA margin yang negatif di angka -7,0 persen menunjukkan bahwa beban usaha melebihi pendapatan operasional perusahaan, dan ini turut memperberat kinerja keuangannya.

Meskipun gross margin tetap tinggi di angka 58,3 persen, net margin berada pada -15,5 persen. Ini menunjukkan bahwa biaya operasional, termasuk beban bunga, sangat membebani perusahaan, menggerus keuntungan dan menyebabkan kerugian yang signifikan. Rugi bersih per saham pun tercatat pada angka Rp139,27 per lembar, menandakan penurunan nilai perusahaan bagi para pemegang saham.

Total utang jangka pendek dan jangka panjang FAST mencapai Rp3,57 triliun, dengan rasio utang terhadap ekuitas (Debt/Equity) mencapai 13,60 kali. Dengan EBITDA/Interest Expense pada -4,09, terlihat bahwa perusahaan saat ini kesulitan untuk memenuhi beban bunga, sehingga meningkatkan tekanan finansial.

Dengan PER negatif di -3,03x dan PBV sebesar 6,42x, valuasi FAST mencerminkan risiko tinggi yang harus ditanggung investor. Harga saham yang terakhir tercatat pada Rp422 per lembar pun mengalami tekanan akibat kinerja perusahaan yang menurun.

Dalam keterangan berikutnya, manajemen menyebutkan dua faktor utama sebagai penyebab kerugian ini. Pertama, pemulihan bisnis pasca-pandemi COVID-19 yang masih belum maksimal. Kedua, kondisi pasar yang semakin panas karena dampak krisis Timur Tengah. KFC, yang dipersepsikan sebagian masyarakat sebagai pendukung Israel, menjadi sasaran boikot yang meluas di Indonesia.

Dalam laporan tersebut, manajemen mengakui bahwa penjualan masih berada di bawah ekspektasi. Ditambah dengan situasi pasar yang tidak stabil akibat krisis Timur Tengah, hal ini memberikan tekanan besar pada performa keuangan perusahaan selama sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024.

Untuk menekan kerugian, perusahaan terpaksa melakukan langkah efisiensi dengan menutup beberapa gerai serta melakukan PHK. Hingga akhir September 2024, jumlah gerai KFC yang beroperasi tersisa 715 unit, turun dari 762 gerai pada Desember 2023.

Sementara itu, total karyawan di seluruh grup usaha FAST turun dari 15.989 orang di akhir tahun 2023 menjadi 13.715 orang per 30 September 2024, menunjukkan adanya PHK terhadap 2.274 karyawan.

Performa Saham FAST

FAST saat ini sedang menghadapi tantangan besar dalam kinerja sahamnya. Pada Jumat, 8 November 2024, saham FAST diperdagangkan di harga Rp338, mencatat kenaikan tipis sebesar 0,60 persen atau Rp2 dari harga pembukaan di Rp336. Meski demikian, pergerakan ini hanya memberi sedikit angin segar di tengah tekanan yang sudah berlangsung lama.

Volume perdagangan saham FAST hari ini mencapai 850.500 lot, sedikit di atas rata-rata harian sebesar 129.456 lot. Selama perdagangan, harga saham sempat menyentuh titik tertinggi di Rp350, namun juga mengalami penurunan hingga Rp324. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp293,1 miliar, dengan minat beli cukup tinggi dari investor asing sebesar Rp150,2 miliar, jauh melampaui nilai jual asing yang hanya Rp2,1 miliar.

Namun, jika menilik performa saham FAST selama beberapa periode terakhir, terlihat bahwa tantangan yang dihadapi perusahaan belum kunjung mereda. Dalam satu minggu terakhir, saham FAST mengalami penurunan tajam sebesar 19,52 persen. Tren ini berlanjut dalam periode satu bulan, di mana penurunan mencapai 22,48 persen. Selama tiga bulan terakhir, saham FAST melemah sebesar 25,22 persen, dan penurunan lebih besar terlihat dalam enam bulan terakhir dengan penurunan hingga 55,82 persen. Dalam setahun terakhir, saham ini telah kehilangan hampir setengah dari nilainya dengan penurunan sebesar 54,93 persen.

Pergerakan harga yang terus tertekan ini mencerminkan tekanan yang signifikan pada kinerja FAST di tengah kondisi pasar yang menantang. Tantangan untuk bangkit dari kondisi pandemi serta dampak sentimen negatif di pasar terus memengaruhi performa saham FAST dan menjadi pekerjaan besar yang perlu segera ditangani perusahaan. (*)

 

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.