KABARBURSA.COM – PT Penta Valent Tbk (PEVE), emiten distribusi healthcare yang bernaung di bawah Group Tancorp milik konglomerat Hermanto Tanoko, baru saja mengumumkan beberapa aksi korporasi strategis.
Langkah itu antara lain memperkuat kepemilikan saham oleh pengendali, PT Tancorp Mega Buana, sambil mengurangi kepemilikan oleh beberapa pemegang saham lainnya. Aksi ini berpotensi mempertegas posisi Tancorp sebagai pemilik dominan dalam perusahaan, sekaligus menunjukkan strategi konsolidasi kepemilikan yang signifikan dalam industri distribusi produk kesehatan dan kosmetik.
Berdasarkan keterbukaan informasi, yang dikutip Sabtu, 9 November 2024, pada Kamis, 7 November 2024, PT Tancorp Mega Buana melakukan pembelian saham sejumlah 423.750.000 lembar pada harga Rp265 per saham.
Berdasarkan keterangan Direktur PT Penta Valent Tbk, Franxiscus Afat Adinata Nursalim, tujuan dari transaksi ini adalah untuk investasi jangka panjang dengan status kepemilikan saham langsung. Setelah transaksi ini, kepemilikan Tancorp Mega Buana meningkat signifikan dari 56 persen menjadi 80 persen, atau setara dengan 1.412.500.000 lembar saham.
Sementara itu, pada tanggal yang sama, dua pemegang saham besar lainnya, yakni PT Maramakmur Selaras dan PT Multi Pidotama Mandiri, masing-masing melakukan penjualan saham. PT Maramakmur Selaras melepas seluruh kepemilikan sahamnya sebanyak 216.112.500 lembar, yang sebelumnya mencapai 12,24 persen dari total saham PEVE, sedangkan PT Multi Pidotama Mandiri juga menjual seluruh sahamnya, yaitu 207.637.500 lembar atau setara dengan 11,76 persen. Akibat dari pelepasan saham ini, kedua perusahaan kini tidak lagi memiliki kepemilikan dalam PT Penta Valent Tbk.
Aksi korporasi ini dipandang sebagai langkah yang menguatkan posisi Group Tancorp di PT Penta Valent Tbk, menjadikannya pemegang kendali mayoritas yang dominan. Pasca transaksi, komposisi pemegang saham berubah drastis, dengan Tancorp Mega Buana menjadi pemegang 80 persen saham perusahaan, sedangkan 20 persen sisanya berada di tangan publik.
Dengan aksi korporasi terbaru ini, PEVE berpotensi memperkuat sinergi internal dan fokus pada ekspansi bisnis lebih lanjut di sektor healthcare dan kosmetik, yang diprediksi akan terus tumbuh seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan produk kesehatan di Indonesia.
Kinerja Keuangan PEVE
PT Penta Valent Tbk mencatatkan kinerja keuangan yang kuat pada kuartal ketiga tahun 2024. Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 32,0 miliar, naik 31,1 persen dibandingkan dengan Rp 24,4 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih per saham (EPS) tercatat sebesar Rp 17,80, menunjukkan adanya peningkatan dari kinerja tahun sebelumnya.
Pendapatan PT Penta Valent meningkat signifikan sebesar 22,2 persen secara year-on-year (yoy), mencapai Rp 2,19 triliun dibandingkan Rp 1,8 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2023. Pertumbuhan pendapatan yang solid ini diikuti oleh kenaikan laba kotor sebesar 20,3 persen yoy, mencapai Rp 263,2 miliar dengan gross margin yang tercatat stabil di level 12 persen.
Namun, meskipun mencatatkan pertumbuhan laba kotor, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) PEVE justru turun drastis sebesar 66 persen yoy, menjadi Rp 12,7 miliar dari sebelumnya Rp 37,4 miliar. Hal ini mengakibatkan EBITDA margin hanya mencapai 0,6 persen. Penurunan EBITDA ini juga berdampak pada rasio EV/EBITDA yang menjadi sangat tinggi di angka 98,79 kali, mengindikasikan tantangan efisiensi operasional pada periode ini.
Dari sisi profitabilitas, PEVE mencatat net profit margin sebesar 1,5 persen dan return on equity (ROE) sebesar 12,13 persen, mencerminkan bahwa perseroan mampu memberikan pengembalian yang kompetitif terhadap ekuitas pemegang saham, meski margin laba bersih relatif tipis.
Kinerja keuangan PEVE juga mencerminkan beban utang yang cukup tinggi. Rasio utang terhadap ekuitas (Debt-to-Equity Ratio) mencapai 3,17 kali, dengan total utang jangka pendek dan jangka panjang yang tercatat sebesar Rp 838,7 miliar. Selain itu, rasio Debt-to-EBITDA sebesar 65,98 kali menunjukkan tingginya tingkat leverage dan ketergantungan pada utang dalam struktur permodalannya.
Di sisi likuiditas, PEVE mencatat posisi kas sebesar Rp 6,7 miliar pada kuartal ketiga 2024, dengan total aset sebesar Rp 1,1 triliun dan ekuitas sebesar Rp 264,3 miliar. Rasio bunga terhadap EBITDA yang tercatat pada 2,36 kali menunjukkan bahwa kemampuan PEVE untuk memenuhi kewajiban bunga masih terbatas, meski tetap dalam level yang masih dapat dikelola.
Dengan harga saham terakhir yang berada pada Rp 240 per lembar dan total saham beredar sebesar 1,8 miliar lembar, kapitalisasi pasar PT Penta Valent mencapai Rp 423,8 miliar. Rasio Price to Earnings (PER) berada di level 13,48 kali, sementara Price to Book Value (PBV) sebesar 1,60 kali, menunjukkan bahwa valuasi PEVE masih cukup menarik bagi investor yang berorientasi pada nilai dan pertumbuhan jangka panjang, meski perlu mempertimbangkan risiko yang terkait dengan beban utangnya.
Performa Saham PEVE
PEVE mencatat kenaikan harga saham signifikan pada perdagangan Jumat, 8 November 2024. Saham PEVE ditutup di harga Rp 266 per lembar, naik Rp 28 atau 11,76 persen dari harga penutupan sebelumnya di Rp 238. Kenaikan harga saham ini disertai dengan volume transaksi yang cukup besar, yaitu 26,44 juta saham, jauh di atas rata-rata volume harian yang biasanya sekitar 1,7 juta saham. (*)