Scroll untuk baca artikel
Market Hari Ini

Digdaya di Pekan Kemarin, Rupiah Diramalkan akan Tertekan

×

Digdaya di Pekan Kemarin, Rupiah Diramalkan akan Tertekan

Sebarkan artikel ini
DSC02897 11zon
Ilustrasi/Foto: Abbas Sandji/Kabar Bursa

KABARBURSA.COM – Rupiah diprediksikan akan mengalami tekanan dari setelah hasil survei konsumen Amerika Serikat (AS) menunjukkan angka yang lebih baik dari yang diperkirakan.

Meskipun pada pekan sebelumnya rupiah berhasil menguat, perkembangan terbaru dapat mempengaruhi pergerakan rupiah ke depan.

Pada Jumat, 8 November 2024, nilai tukar rupiah spot ditutup menguat sebesar 0,43 persen pada level Rp15.672 per dolar AS.

Dalam sepekan, rupiah tercatat menguat 0,51 persen. Sementara itu, berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah tercatat menguat 0,60 persen pada hari yang sama, menjadi Rp15.671 per dolar AS, dengan penguatan mingguan sebesar 0,50 persen.

Analis Mata Uang dan Komoditas, Lukman Leong, mengatakan bahwa peningkatan indeks sentimen konsumen AS yang mencapai 73, melampaui proyeksi pasar yang hanya 71, dapat memberikan dampak terhadap pergerakan rupiah. Sementara itu, di dalam negeri, investor tengah menantikan hasil survei kepercayaan konsumen Indonesia.

“Rupiah berpotensi mengalami tekanan terhadap dolar AS yang kembali menguat setelah rilis data sentimen konsumen AS yang lebih kuat dari perkiraan,” kata Lukman, Minggu, 10 November 2024.

Menurutnya, sentimen konsumen yang optimis di AS dapat memicu ekspektasi inflasi yang lebih rendah, yang pada gilirannya meningkatkan permintaan terhadap dolar AS dan menekan mata uang lainnya, termasuk rupiah. Namun, Lukman menambahkan, dampak dari faktor ini kemungkinan besar hanya bersifat jangka pendek.

Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan pergerakan rupiah pada pekan ini akan dipengaruhi oleh rilis data inflasi AS.

“Investor akan memantau bagaimana prospek pemotongan suku bunga di tahun 2025,” katanya.

Pada pekan sebelumnya, rupiah sempat mengalami pelemahan dan menyentuh level Rp15.800 per dolar AS akibat sentimen kemenangan Donald Trump. Namun, rupiah berhasil kembali menguat didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga bank sentral AS, The Fed.

Pernyataan dovish dari Ketua The Fed, Jerome Powell, yang menegaskan posisi independen bank sentral AS, turut memperkuat sentimen risk on di pasar global.

Lukman memproyeksikan pada Senin, 11 November hari ini, nilai tukar rupiah akan berada di kisaran Rp15.600 hingga Rp15.700 per dolar AS, sementara Josua memperkirakan pergerakan rupiah akan berada di rentang Rp15.600 hingga Rp15.750 per dolar AS.