KABARBURSA.COM – Survei Konsumen Bank Indonesia pada Oktober 2024 menunjukkan bahwa tingkat keyakinan konsumen terhadap perekonomian tetap berada dalam zona optimis.
Dalam rilis pers yang dikeluarkan pada 11 November 2024, Bank Indonesia mengungkapkan bahwa hal ini tercermin jelas melalui Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang mencapai angka 121,1 pada bulan Oktober. Seperti dalam pernyataannya di Jakarta, Senin 11 November 2024.
Keyakinan konsumen yang tetap kokoh ini didorong oleh kinerja positif dua indikator utama, yakni Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) yang tercatat sebesar 109,9, serta Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang mencapai 132,4. Kedua indeks ini menunjukkan bahwa konsumen tetap memiliki pandangan optimis terhadap keadaan ekonomi saat ini dan proyeksi kondisi ekonomi ke depan.
Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja
Survei Konsumen Bank Indonesia pada Februari 2024 menunjukkan bahwa keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) untuk bulan tersebut berada dalam zona optimis, mencapai level 123,1, yang menunjukkan tingkat optimisme konsumen lebih dari 100.
Keyakinan yang tetap kuat pada Februari 2024 didorong oleh peningkatan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) dan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) yang tetap optimis.
Peningkatan IEK didukung oleh optimisme dalam Indeks Ekspektasi Penghasilan dan Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja.
Sementara itu, IKE tetap terjaga dan didukung oleh optimisme pada semua komponen pembentuknya.
Hasil survei ini mencerminkan ketahanan dan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi, memberikan sinyal positif terkait pandangan dan harapan masyarakat terhadap perkembangan ekonomi di masa mendatang.
Penurunan Indeks Kepercayaan Konsumen
Survei Bank Indonesia menyebut indeks kepercayaan konsumen terhadap kondisi ekonomi Indonesia pada September 2024 menurun dan diyakini berdampak di berbagai sektor, termasuk otomotif.
“Penurunan indeks kepercayaan konsumen memiliki korelasi yang signifikan terhadap penurunan penjualan kendaraan, terutama untuk model baru,” kata pengamat otomotif Yannes Martinus Pasaribu kepada Kabarbursa.com, Senin, 14 Oktober 2024.
Yannes menilai, korelasi antara penurunan kepercayaan konsumen dan penjualan kendaraan telah sesuai dengan penelitian dalam bidang ekonomi perilaku dan pemasaran otomotif.
Beberapa studi menyebutkan bahwa konsumen dengan tingkat kepercayaan rendah cenderung menunda keputusan pembelian besar seperti kendaraan. Hal ini dilakukan karena mereka khawatir terhadap kondisi ekonomi masa depan.
“Ketika indeks kepercayaan konsumen menurun, persepsi konsumen terhadap risiko ekonomi juga meningkat. Mereka cenderung lebih berhati-hati dalam mengeluarkan uang dan lebih memilih untuk menabung atau mengalokasikan dana untuk kebutuhan yang lebih mendesak,” ujarnya.
Menurutnya ada logika unik di pasar otomotif di Indonesia, di mana kendaraan model baru cenderung harganya lebih tinggi dibandingkan model lama. Konsumen dengan tingkat kepercayaan rendah cenderung memilih beli kendaraan bekas atau menunda pembelian hingga ekonomi membaik.
“Penurunan kepercayaan konsumen membuat mereka jadi lebih sensitif terhadap harga. Mereka akan membandingkan harga dari berbagai merek dan model secara lebih detail lagi sebelum memutuskan membeli,” jelasnya.
Karena, menurutnya, mereka akan membandingkan harga dari berbagai merek dan model secara lebih detail lagi sebelum memutuskan membeli kendaraan.
Kondisi Ekonomi Indonesia
Sebelumnya, Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Dennya Prakoso mengungkapkan bahwa indeks kepercayaan konsumen sebesar 123,5 atau menurun dibandingkan dua bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 124,4.
Denny menyebut angka tersebut justru menunjukkan masyarakat masih optimistis dengan kondisi ekonomi Indonesia. Menurutnya, terjaganya keyakinan konsumen pada September 2024 didorong oleh indeks kondisi ekonomi saat ini (IKE) dan indeks ekspektasi konsumen (IEK) yang berada di level optimis, yakni 113,9 dan 133,1.
Kestabilan IKE terjadi karena peningkatan indeks ketersediaan lapangan kerja. Sedangkan untuk IEK menunjukkan optimism yang solid di seluruh pembentuknya.
Keyakinan konsumen pada September 2024 tercatat optimis di semua kategori pengeluaran dengan peningkatan IKK yang terlihat dari responden yang memiliki pengeluaran antara Rp3,1 juta hingga Rp4 juta.
Jika berdasarkan kelompok usia, terjadi peningkatan IKK di individu berusia 31-40 tahun dan yang berumur di atas 60 tahun. Secara geografis, IKK juga meningkat di beberapa kota seperti Medan (tumbuh 9,0 poin), Denpasar (5,8 poin) dan Surabaya (3,6 poin).
Selain itu, Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) pada September 2024 tetap stabil, terutama berkat kenaikan Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja sebesar 0,6 poin, menjadi 108,2.
Indeks Penghasilan Saat Ini dan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama juga berada di zona optimis, masing-masing mencatat angka 122,4 dan 111,2. Ekspektasi konsumen terhadap perekonomian dalam enam bulan ke depan tetap kuat, tercermin dari IEK pada September 2024 yang berada di level optimis 133,1.
“Tetap kuatnya IEK ditopang oleh optimisme di seluruh komponennya, yaitu ekspektasi terhadap penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, dan kegiatan usaha,” jelasnya.
Komponen-komponen tersebut tercatat masing-masing sebesar 138,2, 131,1, dan 130,1. Peningkatan IEK terbesar terjadi di Kota Medan dengan kenaikan 14,9 poin, diikuti oleh Denpasar yang naik 8,2 poin, serta Pangkal Pinang yang mencatat peningkatan sebesar 3,0 poin.