KABARBURSA.COM – Anak usaha PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA), yakni SBT Investment 2 Pte melalui PT Solusi Bersih TBS dan SBT Investment 1 Pte. Ltd, berhasil mengakuisisi saham milik Sembcorp Environment Pte. Ltd. (SEPL).
Alvin Firman Sunanda, Direktur TOBA, menjelaskan bahwa SBT Investment 2, yang berbasis di Singapura, telah membeli 266.563.154 lembar saham Sembcorp dengan nilai transaksi mencapai S$405 juta. Seperti dalam pernyataan tertulis di Jakarta pada 11 November 2024.
Dalam transaksi ini, TOBA bertindak sebagai penjamin dengan memberikan jaminan perusahaan, dan saham yang dibeli mewakili 100% kepemilikan Sembcorp di SEPL. Menariknya, tidak ada hubungan afiliasi langsung antara TOBA dan Sembcorp dalam transaksi ini.
Langkah akuisisi ini dianggap sebagai bagian dari strategi utama TOBA dalam memperluas operasi pengelolaan sampah terintegrasi di tingkat regional, dengan operasi yang mencakup seluruh Asia Tenggara. Layanan yang ditangani mencakup pengelolaan limbah medis, industri, dan domestik, yang sejalan dengan tren global dalam pengelolaan lingkungan yang lebih baik.
Ini juga menjadi bagian dari komitmen TOBA untuk beralih menuju bisnis yang lebih hijau dan berkelanjutan, selaras dengan target TBS2030 perusahaan. Selain itu, transaksi ini dianggap sebagai transaksi material sesuai dengan peraturan OJK dalam POJK 17/POJK.04/2020.
Alvin Firman Sunanda menegaskan bahwa meskipun transaksi ini tergolong signifikan, hal itu tidak akan berdampak negatif terhadap operasional maupun kondisi keuangan perusahaan. Sebaliknya, akuisisi ini diharapkan akan memperkuat posisi TOBA di sektor pengelolaan limbah regional serta meningkatkan kapasitas perusahaan dalam menyediakan solusi lingkungan yang lebih efektif dan berkelanjutan, yang pada akhirnya akan memperkuat struktur keuangan TOBA.
Rencana Transformasi Energi Hijau
Pandu Sjahrir tampil di hadapan publik pada hari yang sama dengan pengumuman divestasi dua pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) ini menjelaskan alasan di balik penjualan aset, pemanfaatan keuntungan, serta rencana transformasi TOBA menuju energi hijau.
Pada Selasa, 8 Oktober 2024, Pandu menjadi pembicara dalam SDGs Annual Conference 2024, sesi yang mengusung tema “Menyinergikan Peluang Pendanaan untuk Mengakselerasi Ekonomi Hijau”. Di forum tersebut, Pandu mengungkapkan langkah TBS Energi menjual aset PLTU milik perusahaan.
Sehari sebelumnya, TOBA telah mengumumkan divestasi dua aset PLTU, yaitu PLTU Sulut-3 dan PLTU Sulbagut-1. TOBA memiliki 90 persen saham di PLTU Sulut-3, sementara PLTU Sulbagut-1 dikendalikan 80 persen oleh TOBA. Kedua aset tersebut dijual untuk mendukung strategi transisi energi perusahaan.
“Investasi modal sebesar USD80 juta kami berhasil meraup keuntungan USD150,” ungkap Pandu. Namun, baginya, keuntungan finansial bukanlah yang paling penting. “Yang utama adalah kami bisa mengurangi emisi karbon setara dengan 1,3 juta ton.”
Pandu mengaku sempat ragu melepas bisnis PLTU yang selama ini memberikan arus kas stabil dan dividen yang menggiurkan. Meski begitu, langkah ini diperlukan untuk mendukung target ambisius TOBA, yakni mencapai netralitas karbon pada 2030. Ia menyadari, banyak investor yang menahan diri untuk berinvestasi karena keterlibatan TOBA di bisnis batu bara. “Investor sekarang bilang, kalau mayoritas pendapatan kamu bukan dari batu bara, baru saya masuk,” ceritanya.
Hasil dari divestasi PLTU akan digunakan untuk berinvestasi di sektor energi terbarukan dan non-batu bara. TOBA kini fokus pada tiga bisnis utama: pembangkit listrik energi terbarukan, ekosistem kendaraan listrik roda dua, dan pengelolaan sampah.
Langkah besar TOBA dalam bisnis pengelolaan sampah dimulai dengan akuisisi Asia Medical Enviro Services Pte. Ltd. pada Agustus 2023, yang bergerak di pengelolaan limbah medis di Singapura. “Sekitar 98 persen sampah medis di Singapura kami yang kelola,” ujar Pandu. Tak hanya itu, TOBA juga memperluas ekspansi ke pengelolaan limbah industri dan daur ulang baterai, yang diproyeksikan mulai berjalan pada 2026-2027.
Di sektor energi terbarukan, TOBA tengah membangun floating solar power plant atau PLTS terapung pertama di Batam, bekerja sama dengan PT PLN Nusantara Power. Proyek ini diproyeksikan menjadi yang terbesar kedua di Indonesia, dengan kapasitas 46 MWp, dan menyasar pasar Indonesia serta Singapura.
Pandu juga menjelaskan rencana ekspansi TOBA di bisnis kendaraan listrik. Ide ini lahir dari diskusinya dengan Andre Sulistio, CEO Gojek, pada 2020 lalu. Dari situ, TOBA merintis ekosistem Elektrum untuk elektrifikasi kendaraan roda dua. Saat ini, TOBA telah mengoperasikan 3.000 motor listrik di jalanan Jabodetabek dan berencana menggandakan jumlahnya pada 2025.
“Kuncinya ada di energi, baterai. Tahun depan, target kami adalah menggandakan jumlah motor listrik yang beroperasi,” kata Pandu.(*)