KABARBURSA.COM – Setelah berhasil mengalahkan Tesla dalam pendapatan kuartalan untuk pertama kalinya, BYD kini mengalihkan perhatian ke produsen mobil legendaris. Dengan volume penjualan luar biasa, merek mobil terlaris asal China ini berpeluang untuk mengalahkan Ford Motor dalam hal pengiriman kendaraan tahunan tahun ini, sebuah pencapaian yang akan mengukuhkan posisinya di antara 10 produsen mobil terbesar dunia.
BYD memulai kuartal Desember dengan catatan gemilang, menjual setengah juta kendaraan hanya dalam bulan Oktober. Angka yang mencengangkan ini mendekati capaian Ford sepanjang tahun ini, dengan banyak analis yang yakin bahwa tren positif ini akan terus berlanjut. Ford, yang hanya melaporkan angka penjualan global per kuartal, tercatat menjual sekitar 1,1 juta kendaraan per kuartal dalam tiga bulan terakhir. Seperti dikutip Bloomberg di Jakarta, Senin 11 November 2024.
Mencapai angka empat juta unit dalam setahun adalah tonggak luar biasa, kata Michael Dunne, konsultan industri otomotif. “BYD akan segera menatap Ford di kaca spion,” ujarnya. Jika BYD mampu mempertahankan kinerja impresif ini, melewati salah satu dari tiga produsen mobil besar Detroit akan menjadi kenyataan. Permintaan tinggi di China sebagian didorong oleh subsidi pemerintah yang mendorong konsumen untuk beralih dari mobil konvensional ke kendaraan listrik, sementara jajaran mobil hibrida BYD memberikan pilihan bagi mereka yang belum siap sepenuhnya beralih ke EV.
Dunne, mantan eksekutif General Motors, menyebut laju penjualan BYD sebagai “kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.”
Pada kuartal ketiga, BYD berhasil mengalahkan Ford dengan selisih 40.000 unit, mengirimkan sekitar 1,13 juta mobil penumpang, ditambah beberapa ribu truk dan bus. Merek-merek mobil tradisional seperti Ford kini menghadapi persaingan yang semakin ketat, terutama dengan ekspansi produsen mobil China ke pasar Asia Tenggara, Eropa, dan Amerika Latin. Nissan, Volkswagen, dan Stellantis kini terjebak dalam dilema yang sama, menghadapi penurunan laba, kelebihan kapasitas, dan masalah tenaga kerja.
Ford mungkin mendapatkan dukungan dari Presiden terpilih Donald Trump, yang meskipun memiliki hubungan dekat dengan Elon Musk, berjanji untuk mencabut pendanaan terkait undang-undang iklim 2022 yang menjadi kebijakan utama pemerintahan Biden. Kebijakan tersebut mencakup insentif lebih dari US$8,5 miliar untuk mendukung individu dan keluarga mengurangi emisi karbon.
Meskipun BYD tidak menjual kendaraan penumpang di AS, hal ini tampaknya tidak terlalu menghalangi laju ekspansi perusahaan. Wakil Presiden Senior BYD, He Zhiqi, dengan bangga mengumumkan di Weibo bahwa perusahaan telah meningkatkan kapasitas produksinya hampir 200.000 unit pada periode Agustus hingga Oktober, dengan jumlah pekerja yang hampir sama untuk bisnis perakitan dan komponennya. Pada Oktober, produksi BYD tercatat mencapai 534.003 unit.
“BYD saat ini tidak memiliki pesaing sebanding di dunia,” kata Tu Le dari firma konsultan otomotif Sino Auto Insights yang berbasis di Detroit. Menurutnya, produsen mobil tradisional tampaknya hanya akan menjadi korban tambahan saat BYD melaju kencang menuju status sebagai produsen mobil terbesar di dunia.
Nissan, yang baru-baru ini menjadi sorotan negatif karena pemotongan gaji, produksi, dan proyeksi pendapatan, bisa jadi merupakan korban berikutnya bagi BYD. Nissan diperkirakan akan tertinggal dari BYD dalam hal pendapatan tahun ini.
Di sisi lain, BYD semakin mencuat sebagai salah satu produsen mobil dengan kapitalisasi pasar terbesar. Pada Juni 2022, saat saham BYD mencapai puncak tertinggi, perusahaan ini bernilai lebih dari gabungan Ford, GM, dan Stellantis. Meskipun belum sepenuhnya mencapainya, BYD hampir kembali mendekati angka tersebut bulan lalu, sementara kesulitan yang dihadapi produsen mobil AS semakin mendalam. Dengan tren yang ada, para pakar yakin BYD tak akan lama lagi meraih tujuan tersebut.
Catatan Kepemilikan Saham
Berkshire Hathaway yang dipimpin oleh Warren Buffett kembali mengurangi kepemilikan sahamnya di BYD, perusahaan otomotif China yang tahun lalu menyalip Tesla sebagai produsen kendaraan listrik terbesar di dunia.
Dalam pengajuan di bursa saham Hong Kong pada Senin 17 Juni 2024, Berkshire menjual 1,3 juta saham BYD yang terdaftar di Hong Kong dengan nilai HKD310,5 juta (USD39,8 juta).
Penjualan ini mengurangi kepemilikan Berkshire dalam saham H BYD menjadi 6,90 persen dari sebelumnya 7,02 persen.
Berkshire mulai berinvestasi di BYD yang berbasis di Shenzhen pada tahun 2008, mengeluarkan USD230 juta untuk sekitar 225 juta saham, yang setara dengan 10 persen kepemilikan pada saat itu.
Pada tahun 2022, Berkshire mulai melepaskan sahamnya, ketika harga saham BYD telah naik lebih dari 20 kali lipat. Namun, sejak puncaknya pada Juni 2022, harga saham tersebut telah turun sekitar 30 persen.
Investasi Berkshire di BYD adalah hasil ide Charlie Munger, wakil ketua Berkshire yang kini telah wafat.
Munger pernah menyatakan dalam pertemuan tahunan 2023 dari perusahaan penerbitaFn dan perangkat lunak Daily Journal bahwa ia belum pernah membuat keputusan yang sebaik investasi di BYD selama berkarir di Berkshire.
Meskipun Berkshire juga berinvestasi di lima perusahaan dagang terbesar di Jepang, Buffett menyatakan dalam pertemuan tahunan bulan Mei bahwa konglomerat yang berbasis di Omaha, Nebraska, ini akan tetap fokus berinvestasi terutama di Amerika Serikat, dengan BYD sebagai pengecualian.
“Charlie dua kali memukul meja dengan saya dan berkata, ‘Beli, beli, beli,’” kata Buffett kepada para pemegang saham. “BYD adalah salah satunya, dan Costco adalah yang lainnya…. Dia benar, besar, dalam kedua perusahaan tersebut.”
BYD adalah pemimpin dalam empat sektor industri yang berfokus pada penciptaan ekosistem energi tanpa emisi: otomotif, elektronik, energi baru, dan angkutan kereta api. Perusahaan ini terdaftar di Bursa Efek Shenzhen dan Hong Kong, China.
Sebagai pionir dalam teknologi baterai, BYD telah sukses dalam mengembangkan baterai untuk perangkat telepon seluler dan laptop. Dengan tekad untuk menciptakan ekosistem energi ramah lingkungan yang komprehensif, BYD bertujuan mengurangi ketergantungan global pada bahan bakar fosil serta menghadirkan solusi mobilitas bebas emisi.
Dalam beberapa dekade terakhir, BYD telah mengkhususkan diri dalam teknologi canggih, motor listrik, sistem kontrol elektronik, dan chip semikonduktor. BYD menawarkan berbagai produk seperti truk listrik, bus listrik, forklift listrik, dan solusi kereta api listrik. Sebagai produsen kendaraan energi baru terkemuka di dunia, BYD mencatatkan penjualan lebih dari 200.000 unit per bulan.
Rangkaian Mobil Inovatif Dan Canggih
Saat ini, BYD telah memasuki pasar Eropa dengan tiga model mobil penumpang listrik murni yang baru. Pada Paris Motor Show tahun 2022, BYD memperkenalkan rangkaian mobil listrik inovatif dan canggih kepada konsumen di Eropa.
Model-model ini termasuk BYD ATTO 3, SUV segmen C yang dinamis dan ekspresif, dirancang khusus untuk pasar Eropa. Selain itu, BYD TANG hadir sebagai SUV 7 tempat duduk dengan penggerak roda variabel yang dapat diandalkan. BYD juga memperkenalkan BYD HAN, sedan sporty yang ramping untuk segmen-E.
BYD adalah pionir global dalam industri kendaraan listrik (NEV) dan merupakan salah satu merek otomotif terbesar ketiga di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar. Selama sembilan tahun berturut-turut, BYD mendominasi penjualan NEV di China.
Perusahaan ini menempatkan diri sebagai pelopor dalam energi yang lebih ramah lingkungan dan memiliki ambisi besar untuk masa depan, selaras dengan visi mobilitas mitra otomotifnya di Eropa.
Michael Shu, General Manager dan Managing Director BYD Eropa serta Divisi Kerja Sama Internasional, menjelaskan:
Kehadiran BYD di Eropa membawa rangkaian lengkap mobil listrik baru yang memenuhi ekspektasi tinggi pelanggan kami. Kami menghadirkan kendaraan yang handal, praktis, dan nyaman dengan fitur premium sebagai standar.
Melalui desain inovatif, teknologi canggih, pelayanan terbaik, dan kemitraan dengan dealer, BYD berkomitmen untuk menjadi yang terdepan dalam industri ini dan memberikan pengalaman terbaik kepada konsumen di Eropa.
BYD memulai langkahnya ke Indonesia pada 18 Januari 2024, perusahaan mobil asal China ini berencana untuk menggelontorkan investasi sebesar Rp20 triliun dan mendirikan pabrik di dalam negeri.(*)