KABARBURSA.COM – Kemudahan transaksi melalui QRIS ternyata tidak membuat masyarakat aman menggunakannya. Sudah banyak terjadi, QRIS justru digunakan sebagai model baru penipuan untuk menyedot saldo rekening.
Penipuan terkait penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard) telah meningkat di Indonesia, seiring dengan popularitas sistem pembayaran digital ini. Selama paruh pertama tahun 2022, tercatat sekitar 356.786 kasus phishing terkait keuangan, dengan 166.857 di antaranya menargetkan sistem pembayaran seperti QRIS.
Bank Indonesia (BI) mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati terhadap modus penipuan baru yang memanfaatkan kode QR palsu. Dalam modus ini, pelaku kejahatan membuat kode QR yang meniru identitas pedagang dan transaksi, sehingga tanpa disadari, uang konsumen akan masuk ke rekening penipu.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta, menjelaskan bahwa meskipun QRIS dibangun dengan standar keamanan yang tinggi, baik secara nasional maupun internasional, tanggung jawab menjaga keamanan transaksi juga berada di tangan para pedagang dan pengguna.
Penipuan melalui QRIS palsu melibatkan manipulasi terhadap kode QR yang seolah-olah sah. Kode QR ini dipasang di lokasi merchant atau tempat penjualan, namun sebenarnya mengarahkan pembayaran konsumen ke rekening penipu.
Penipu membuat kode QR yang mirip dengan yang digunakan oleh pedagang asli, lengkap dengan informasi terkait barang, harga, dan merchant yang serupa untuk menipu korban.
“Kode QR tersebut meniru identitas pedagang, jenis barang, hingga jumlah transaksi. Akibatnya, korban tanpa sadar mentransfer uang kepada penipu,” kata Filianingsih, dikutip Senin, 11 November 2024.
Filianingsih menekankan, meskipun BI dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) telah menetapkan sistem QRIS dengan tingkat keamanan yang ketat, keamanan transaksi tetap merupakan tanggung jawab bersama.
Menurutnya, BI bersama ASPI dan industri Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) terus melakukan sosialisasi dan edukasi terkait keamanan QRIS kepada para merchant.
Namun, untuk mengurangi risiko penipuan, Filianingsih memaparkan beberapa langkah penting yang harus diambil oleh pedagang dan pembeli dalam setiap transaksi menggunakan QRIS:
Tanggung Jawab Pedagang:
- Pengawasan Gambar QRIS
Pedagang harus memastikan bahwa kode QRIS yang digunakan untuk transaksi pembayaran selalu dalam pengawasannya. Kode QR tidak boleh dibiarkan tanpa pengawasan untuk menghindari pemalsuan atau penukaran oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. - Memeriksa Status Pembayaran
Setelah transaksi dilakukan, pedagang wajib memverifikasi bahwa mereka telah menerima notifikasi resmi dari sistem QRIS yang mengonfirmasi pembayaran telah berhasil. Hal ini menghindari risiko menerima pembayaran yang tidak sah.
Tanggung Jawab Pembeli:
- Memeriksa Nama Merchant
Pembeli juga memiliki tanggung jawab dalam memastikan keamanan transaksi. Sebelum menyelesaikan pembayaran, pembeli harus memastikan bahwa nama yang tertera pada QRIS yang di-scan sesuai dengan nama merchant yang benar.
“Jangan sampai namanya tidak sesuai, misalnya ingin membayar ke toko suku cadang tetapi nama yang muncul adalah yayasan. Ini harus diperiksa dengan teliti,” jelas Filianingsih. - Periksa Jumlah dan Informasi Transaksi
Selain memeriksa nama merchant, pembeli juga perlu memastikan bahwa informasi transaksi seperti jumlah pembayaran dan barang yang dibeli sudah sesuai dengan yang disepakati sebelum menyelesaikan pembayaran.
Upaya Pencegahan Penipuan oleh BI dan ASPI
Bank Indonesia dan ASPI terus melakukan pengawasan ketat terhadap penyelenggara QRIS serta memberikan perlindungan kepada konsumen melalui beragam upaya sosialisasi dan edukasi. Filianingsih menyatakan bahwa kerja sama antara BI, ASPI, PJP, serta para merchant dan konsumen adalah kunci utama dalam menghindari penipuan modus QRIS palsu.
“Kami di BI dan ASPI terus melakukan pengawasan terhadap PJP QRIS dan perlindungan konsumen. Ini tanggung jawab kita bersama untuk memastikan transaksi QRIS tetap aman,” pungkasnya.
Untuk meningkatkan keamanan, BI menyarankan beberapa langkah pencegahan yang bisa diambil oleh konsumen:
- Selalu periksa nama merchant yang muncul setelah melakukan scan QRIS.
- Hindari terburu-buru dalam menyelesaikan transaksi, luangkan waktu untuk memeriksa ulang semua informasi.
- Gunakan platform QRIS resmi yang sudah terdaftar di bawah pengawasan Bank Indonesia dan ASPI.
- Apabila ada keraguan atau kejanggalan dalam transaksi, segera batalkan pembayaran dan hubungi pihak yang berwenang.
Dengan semakin meluasnya penggunaan QRIS, kewaspadaan terhadap modus-modus penipuan seperti ini menjadi sangat penting. Semua pihak, baik merchant maupun konsumen, diharapkan dapat bekerja sama menjaga keamanan transaksi digital di Indonesia.
Jangan terburu-buru dalam melakukan transaksi menjadi hal yang perlu diperhatikan baik oleh penjual maupun pembeli.(*)