Scroll untuk baca artikel
Market Hari Ini

IHSG Dibuka Menguat, Saham BOAT Langsung Tancap Gas

×

IHSG Dibuka Menguat, Saham BOAT Langsung Tancap Gas

Sebarkan artikel ini
MGL8656 11zon
Aktivitas petugas Bursa Efek Indonesia (BEI) di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (Foto: Kabar Bursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 15 poin atau naik 0,21 persen ke level 7,282 pada perdagangan Selasa, 12 November 2024.

Emiten yang baru melantai di bursa efek hari ini, PT Newport Marine Services (BOAT) langsung bertengger di top gainers pada perdagangan hari ini dengan menguat 17 poin atau melonjak 17 persen ke level 117.

Adapun saham-saham lainnya yang berada di top gainers ialah DAAZ (25 persen), DWGL (19,23 persen), KEJU (11,11 persen), dan MENN (10,00 persen).

Sementara lima saham yang terkoreksi paling dalam adalah VISI (22,27 persen), RCCC (9,84 persen), CRSN (8,91 persen), VINS (8,55 persen), dan LEAD (7,75 persen).

Di sisi lain Research Team PT Reliance Sekuritas Tbk memproyeksikan pergerakan IHSG akan bergerak bervariasi dengan kecenderungan menguat dengan support pada level 7,182 dan resistance pada level 7,386.

“Secara teknikal, candle terakhir IHSG berbentuk hammer (reversal pattern) dengan lower shadow yang cukup panjang serta indikator stochastic golden cross pada area oversold. Ini mengartikan IHSG berpeluang besar bergerak bervariasi dengan kecenderungan menguat,” tulis Reliance dalam risetnya.

Saham-saham Asia Kompak Jatuh

Sementara diberitakan sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Senin, 11 November 2024, sore waktu setempat. Para investor merasa kecewa dengan paket stimulus terbaru dari China yang dinilai kurang mampu memperbaiki kondisi ekonomi. Selain itu, data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan juga memicu kekhawatiran.

Menurut CNBC International, pada Jumat, 8 November 2024, pemerintah China mengumumkan stimulus sebesar CNY10 triliun atau sekitar USD1,4 triliun. Dana ini bertujuan untuk mengatasi masalah utang pemerintah daerah yang terus meningkat. Namun, beberapa analis meragukan bahwa langkah ini akan memberikan dampak besar terhadap perekonomian.

Data terbaru menunjukkan inflasi China turun menjadi 0,3 persen, lebih rendah dari perkiraan pasar yang sebesar 0,4 persen. Angka ini juga lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 0,4 persen. Laporan dari LSEG menyebutkan bahwa ini adalah penurunan kedua berturut-turut dan merupakan yang terendah dalam empat bulan terakhir.

Sekarang, investor menantikan acara belanja besar di China, yaitu Singles’ Day, yang setara dengan Black Friday di Amerika Serikat. Menurut riset ING, acara ini akan menjadi indikator penting untuk mengukur daya beli masyarakat China di tengah kondisi ekonomi yang lesu.

Di Hong Kong, indeks Hang Seng turun 1,62 persen saat penutupan. Sebaliknya, indeks CSI 300 di China daratan naik tipis 0,66 persen ke level 4.131,13. Di Jepang, indeks Nikkei 225 hanya naik 0,08 persen ke 39.533,32, sementara Topix turun 0,09 persen ke 2.739,68.

Pasar saham Korea Selatan juga mengalami penurunan. Indeks Kospi melemah 1,15 persen ke 2.531,66, terendah sejak 11 September 2024. Kosdaq bahkan turun lebih dalam, anjlok 1,96 persen ke 728,84.

Indeks S&P/ASX 200 di Australia juga turun 0,43 persen dan ditutup pada 8.266,2, menambah daftar pelemahan pasar saham Asia hari ini.

Kondisi ini mencerminkan keraguan terhadap prospek ekonomi China. Data inflasi yang rendah dan stimulus yang diragukan efektivitasnya menambah kecemasan tentang pertumbuhan ekonomi China ke depan.

Beda Arah, Wall Street Naik

Indeks utama Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Senin, 11 November 2024, dipicu oleh saham-saham yang diuntungkan dari kemungkinan kebijakan fiskal yang akan diterapkan oleh presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

Berdasarkan laporan Reuters, ketiga indeks utama di Wall Street mencapai rekor tertinggi. Indeks S&P 500 naik 0,10 persen ke 6.001,35, Nasdaq meningkat 0,06 persen ke 19.298,76, sementara Dow Jones Industrial Average melonjak 0,69 persen ke 44.293,13. Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 15,4 miliar saham, lebih tinggi dari rata-rata 12,8 miliar dalam 20 hari terakhir.

Indeks keuangan S&P 500 menguat 1,4 persen, dengan saham-saham bank seperti Wells Fargo & Co dan JPMorgan yang mendorong kenaikan indeks Dow Jones ke level tertinggi. S&P 500 secara keseluruhan sudah naik hampir 4% sejak Trump terpilih, sedangkan Nasdaq naik hampir 5 persen.

Indeks Russell 2000, yang berfokus pada perusahaan berkapitalisasi kecil, melonjak 1,5 persen ke level tertinggi sejak November 2021. Investor melihat perusahaan kecil akan mendapat manfaat dari pemotongan pajak dan aturan yang lebih longgar yang diperkirakan akan diberlakukan.

Namun, saham-saham teknologi besar seperti Microsoft, Amazon, dan Meta Platforms turun sekitar 1 persen. Indeks teknologi informasi S&P 500 melemah hampir 1 persen, sementara indeks chip PHLX turun 2,5 persen, termasuk saham Nvidia yang turun 1,6 persen setelah mengembalikan keuntungan sebelumnya.

Jake Dollarhide, CEO Longbow Asset Management di Tulsa, Oklahoma, menyebutkan, “Pasar telah melalui empat hari yang sangat sibuk sejak pemilu dan kini sedang beristirahat. Namun, tren positif masih berlanjut. Saya tak akan terkejut jika reli ini berlanjut hingga akhir tahun.”

Investor saat ini menantikan data inflasi harga konsumen yang akan dirilis Rabu, 13 November 2024, serta berbagai data ekonomi lainnya yang penting untuk melihat kondisi ekonomi dan prospek kebijakan moneter.

Pekan lalu, Federal Reserve (The Fed) menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Para pedagang memperkirakan peluang 65 persen untuk penurunan lagi sebesar 25 basis poin dalam pertemuan bank sentral pada Desember mendatang, menurut CME FedWatch.

Seema Shah, Kepala Strategi Global di Principal Asset Management, mengatakan bahwa “Fed perlu berhati-hati, terutama dengan tekanan harga yang mungkin muncul di tengah kuatnya ekonomi AS.” (*)