KABARBURSA.COM – Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), atau sukuk, yang digelar hari ini mendapatkan animo cukup hangat dari pelaku pasar di tengah sentimen pasar global yang masih cenderung tertekan menanti keputusan suku bunga The Fed besok.
Nilai permintaan yang masuk dalam lelang sukuk hari ini mencapai Rp21,06 triliun, naik 23,51% dibandingkan dengan animo dalam lelang sukuk sebelumnya yang sebesar Rp17,05 triliun. Kenaikan permintaan tersebut juga lebih tinggi dibandingkan dengan lelang SUN pekan lalu yang hanya meningkat 3,6%.
Kenaikan permintaan dalam lelang sukuk yang lebih tinggi hari ini juga terjadi ketika tekanan di pasar surat utang domestik relatif lebih ringan, bahkan ketika rupiah melemah akibat terseret sentimen keputusan bank sentral Jepang (BoJ) yang mengakhiri rezim bunga negatif.
Investor terlihat memburu sukuk seri pendek dan tenor lebih panjang, sementara seri menengah panjang tidak terlalu diminati.
Seri PBS032 yang jatuh tempo tahun 2026 menjadi seri favorit peserta lelang dengan membukukan permintaan masuk hingga Rp6,92 triliun, naik dibanding lelang sebelumnya di mana seri ini juga menjadi favorit.
Selain itu, seri PBS038 yang memberikan imbalan 6,875% dan jatuh tempo pada tahun 2038 juga membukukan permintaan terbesar ketiga dalam lelang, mencapai Rp4,31 triliun. Sedangkan seri SPNS yang jatuh tempo pada Desember 2024 juga banyak diminati dengan nilai incoming bids mencapai Rp4,4 triliun hari ini.
Dalam lelang hari ini, meskipun permintaan imbal hasil relatif lebih rendah untuk beberapa seri sukuk terutama seri lebih pendek, yield dimenangkan justru lebih tinggi.
Sebagai contoh, SPNS yang paling diminati memiliki rentang yield yang diminta antara 6,4% hingga 6,65%, lebih rendah dibandingkan lelang sebelumnya di mana rentang yield yang diminta adalah antara 6,39% hingga 6,6%. Namun, yield yang dimenangkan untuk seri ini diputuskan di 6,472%, jauh lebih tinggi daripada lelang sebelumnya yang dimenangkan di 6,437%.
Sementara untuk PBS032 dengan tenor 2 tahun, yield yang diminta juga berkisar antara 6,58% hingga 6,76%, dibandingkan dengan lelang sebelumnya di rentang 6,48% hingga 6,8%. Pemerintah juga memenangkan yield untuk seri tersebut di level 6,619%, lebih tinggi ketimbang sebelumnya di 6,599%.
Permintaan yang lebih tinggi dalam lelang sukuk hari ini akhirnya mendorong pemerintah memenangkan permintaan masuk sesuai target indikatif yaitu Rp12 triliun.
Pasar surat utang domestik hari ini relatif bergerak stabil setelah beberapa hari terakhir tertekan oleh aksi jual investor yang menaikkan imbal hasilnya. Pada Jumat lalu, investor asing mencatat penjualan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar US$159,27 juta, yang mendorong Bank Indonesia untuk melakukan intervensi dengan memborong surat utang dengan pembelanjaan sekitar Rp50 triliun.
Hingga jelang sore hari ini, yield SBN rata-rata masih bergerak naik tipis, di mana INDOGB 2Y naik 1,1 bps menjadi 6,236%, sementara tenor 10Y naik 0,1 bps menjadi 6,621%. Hanya tenor 3Y dan 30Y yang masih mengalami penurunan yield masing-masing sebesar 2 bps dan 0,5 bps.