KABARBURSA.COM – Dengan sisa masa jabatan dua bulan, Presiden Joko Widodo melakukan reshuffle besar-besaran di Kabinet Indonesia Maju. Dalam reshuffle kali ini, tiga posisi menteri diganti, satu jabatan wakil menteri baru ditambahkan, dan tiga kepala badan dilantik. Langkah ini diambil untuk memastikan transisi pemerintahan berjalan lancar hingga akhir masa jabatan Presiden Jokowi.
Bahlil Lahadalia resmi dilantik sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Supratman Andi Atgas sebagai Menteri Hukum dan HAM, dan Rosan Perkasa Roeslani sebagai Menteri Investasi. Angga Raka Prabowo juga turut dilantik sebagai Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika. Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yang baru dilantik, dihadapkan pada tugas berat untuk menggenjot program hilirisasi elpiji. Meski hanya memiliki sisa masa jabatan dua bulan, Bahlil optimis dapat menekan angka impor elpiji yang terus membengkak.
Hingga saat ini, Presiden Jokowi telah melakukan enam kali perombakan kabinet, ditambah beberapa pergantian di luar reshuffle. Langkah-langkah ini mencerminkan strategi Presiden dalam memastikan pemerintahan berjalan efektif dan sesuai dengan visi serta misinya.
Apakah benar reshuffle ini hanya demi transisi pemerintahan? Atau ada alasan lain di balik keputusan ini? Kita akan membahas lebih jauh dengan menghadirkan pendapat dari Direktur Institute for Development Economics and Finance (INDEF), Eko Listiyanto.
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini berlangsung cukup dramatis. Di sesi pembukaan hingga penutupan sesi pertama, IHSG ditutup menguat 4,024 poin atau 0,05 persen ke level 7.436.
Namun, pada sesi kedua, IHSG menunjukkan fluktuasi yang cukup signifikan. Setelah sempat bergerak turun, IHSG melonjak di akhir penutupan perdagangan hari ini, mencapai level 7.466,83, menguat 34,74 poin atau setara 0,47 persen. Apa yang menyebabkan fluktuasi ini dan bagaimana prediksinya ke depan? Bersama Redaktur Kabarbursa.com, Muhammad Syahrianto kita akan menganalisis fenomena ini lebih dalam.