Scroll untuk baca artikel
Video

KBHI : Meneropong Prospek Emiten Sawit, Semakin Manis atau Pahit?

×

KBHI : Meneropong Prospek Emiten Sawit, Semakin Manis atau Pahit?

Sebarkan artikel ini

KABARBURSA.COM – Langkah strategis PT Bayan Resources Tbk, emiten pertambangan batu bara milik taipan Low Tuck Kwong, yang baru saja mengakuisisi perusahaan kelapa sawit PT Enggang Alam Sawita. Akuisisi ini dilakukan melalui anak usaha Bayan Resources, PT Bayan Energy, dengan nilai transaksi mencapai 105,14 miliar rupiah. Akuisisi ini juga menarik perhatian karena Bayan Resources sebelumnya lebih dikenal di sektor batu bara, namun kini memperluas bisnisnya ke sektor perkebunan kelapa sawit.

Lonjakan permintaan CPO global telah menciptakan sentimen positif di pasar, yang secara langsung berdampak pada kinerja bisnis para pemain besar di industri ini, termasuk Low Tuck Kwong. Kenaikan harga minyak kedelai dan minyak mentah dunia telah mendorong permintaan terhadap CPO sebagai alternatif yang lebih terjangkau.

Meningkatnya permintaan global terhadap minyak sawit bukan satu-satunya faktor yang menjanjikan bagi emiten sektor ini. Potensi besar juga datang dari pasar bioetanol global yang diperkirakan akan mencapai nilai sebesar 114,7 miliar dolar AS atau setara dengan 1.777 triliun rupiah pada tahun 2028 mendatang.

Bagaimana prospek kinerja saham emiten CPO di paruh kedua 2024? Kami telah merangkum rekomendasi dari sejumlah analis terkemuka untuk membantu Anda membuat keputusan investasi yang tepat. Dengan permintaan CPO yang terus meningkat secara global, banyak yang penasaran apakah emiten CPO dapat memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan keuntungan para investor.

Cuaca kering dan usia tanaman sawit yang semakin tua menjadi faktor penting yang diprediksi menghambat produksi kelapa sawit di paruh kedua 2024. Dengan kondisi ini, prospek panen kelapa sawit diperkirakan semakin meredup, yang dapat memperketat pasokan global dan menjaga harga minyak sawit mentah (CPO) tetap tinggi.

Permintaan minyak sawit dunia semakin tinggi, sementara produksi dihadapkan pada berbagai tantangan. Apa artinya ini bagi harga minyak sawit dan kita sebagai investor? Mari kita dengarkan pandangan dari Redaktur kabarbursa.com, Devi Puspitasari yang akan memberikan analisis mendalam.