KABARBURSA.COM- Seiring dengan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, pasar global dihadapkan pada ketidakpastian yang tinggi. Konflik yang melibatkan negara-negara utama di kawasan ini berpotensi mempengaruhi pasokan energi dunia, khususnya minyak dan gas alam. Gejolak geopolitik ini sering kali menjadi pendorong volatilitas harga komoditas, dengan harga minyak yang seringkali melonjak sebagai respons terhadap ancaman terhadap stabilitas pasokan.
Namun, meski ketegangan politik semakin meningkat, sektor komoditas tetap menarik bagi banyak investor. Dalam situasi ketidakpastian seperti ini, komoditas sering dianggap sebagai aset lindung nilai (hedge) terhadap inflasi dan fluktuasi mata uang. Selain itu, permintaan terhadap komoditas lain seperti emas, tembaga, dan logam mulia lainnya juga terus tumbuh, mengingat kebutuhan industri global yang tak terelakkan.
Tetapi, meskipun sektor ini menawarkan peluang, potensi risiko juga harus diperhitungkan. Volatilitas harga yang dipicu oleh eskalasi konflik dapat mempengaruhi margin keuntungan, sementara ketegangan yang berkepanjangan berpotensi memperburuk kondisi ekonomi global. Oleh karena itu, meskipun sektor komoditas tetap menarik, investor perlu berhati-hati dan bijak dalam mengelola portofolio mereka di tengah ketidakpastian yang ada.