Saham LPKR dan SILO Bergerak Kontras: Bagaimana Arah Pasar Selanjutnya?
Angka tersebut menjadi bukti perbaikan profitabilitas. Namun, muncul pertanyaan: apakah divestasi saham SILO benar-benar menjadi penopang?
Terbit 08 Sep 2025 • Jurnalis Pramirvan Datu
 
        
                                    Lonjakan laba 2024 ditopang pelepasan aset. LPKR lewat PT Megapratama Karya Persada melepas 1,35 miliar saham SILO (10,4 persen) kepada Sight Investment Company PTE LTD seharga Rp2.850 per lembar, dengan nilai transaksi Rp3,85 triliun. Penyelesaian berlangsung 13 Juni 2024.
Selepas transaksi, kepemilikan Grup di SILO susut ke 47,67 persen, sehingga konsolidasi laporan keuangan dihentikan. Hilangnya pengendalian ini berdampak Rp21,12 triliun yang masuk ke laba rugi. Namun, pendapatan ikut terkikis 48,54 persen YoY menjadi Rp4,11 triliun, lantaran kontribusi layanan kesehatan tak lagi tercatat.
Selama Januari–Juni 2025, pendapatan ditopang rumah dan toko Rp1,47 triliun, apartemen Rp1,08 triliun, pengelolaan kota Rp344,22 miliar, serta lahan siap bangun Rp233,07 miliar. Meski demikian, beban pokok melonjak 47,18 persen YoY menjadi Rp86,35 miliar. Akibatnya, laba kotor tergerus ke Rp4,03 triliun, turun 49,25 persen YoY.
Ingin Akses Lengkap Analisa Ini?
Anda sedang membaca bagian pembuka dari laporan analisis eksklusif. Untuk mendapatkan insight penuh, termasuk data penting dan proyeksi pasar. Ayo, segera upgrade ke Investor Pro sekarang juga.
Buka Akses PremiumTermasuk majalah bulanan, webinar eksklusif, dan forum diskusi bersama analis.
