Logo
>

Bank Indonesia Bocorkan Kebijakan Moneter 2024

Ditulis oleh KabarBursa.com
Bank Indonesia Bocorkan Kebijakan Moneter 2024

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) tetap akan difokuskan pada menjaga stabilitas ekonomi di tahun 2024. Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Wahyu Agung Nugroho, menyatakan bahwa kebijakan tersebut bertujuan untuk mencapai target inflasi, stabilitas nilai tukar rupiah, serta mendukung stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

    "Kebijakan moneter tetap untuk menjaga stabilitas atau pro-stability karena masih ada lima tantangan yang bisa mengganggu stabilitas ekonomi kita ke depan," ujar Wahyu Agung Nugroho dalam acara CORE Indonesia Outlook 2024: Konsolidasi Ekonomi di Tahun Politik di Jakarta.

    Wahyu menyoroti lima tantangan yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi Indonesia, termasuk pertumbuhan ekonomi global yang melambat, inflasi yang tinggi, suku bunga global yang cenderung tinggi, penguatan dolar AS, dan tren "cash is the king" yang dapat berdampak pada kondisi ekonomi dalam negeri.

    Meskipun demikian, BI tetap mengarahkan empat kebijakan lain, yakni kebijakan makroprudensial, pengembangan pasar uang, sistem pembayaran, serta ekonomi keuangan inklusif dan hijau, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

    Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 berada di kisaran 4,5 hingga 5,3 persen, sementara pada 2024 berada di rentang 4,7 hingga 5,5 persen, dengan proyeksi terus membaik di tahun-tahun mendatang.

    Sementara itu, inflasi diproyeksikan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3 persen (plus-minus 1 persen) pada 2023 dan 2,5 persen (plus-minus 1 persen) pada 2024. BI tetap waspada terhadap risiko, seperti dampak harga energi global, harga pangan domestik, dan tekanan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap imported inflation.

    BI terus memperkuat kebijakan moneter dan berkolaborasi dengan pemerintah pusat serta daerah untuk memastikan inflasi tetap terkendali. Dalam proyeksi lain, neraca transaksi berjalan pada 2023 diperkirakan berpotensi surplus 0,4 persen hingga defisit 0,4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), menjaga kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI).

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi