KABARBURSA.COM - Generasi muda dari kelompok Gen-Z dan Milenial, dipandang memiliki kemampuan kreatif serta gagasan inovatif yang berlimpah, mampu memanfaatkan teknologi dengan optimal, menjadi modal berharga untuk mendukung pengelolaan hutan lestari di masa depan.
Agus Justianto, Plt Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari KLHK, menegaskan bahwa pengelolaan hutan di masa mendatang tidak lagi bergantung pada pemanfaatan kayu semata, melainkan pada konsep Multi Usaha Kehutanan.
Dia menambahkan bahwa generasi muda Gen-Z dan Milenial, yang dikenal dengan kreativitas, inovasi, dan penguasaan teknologi, diharapkan dapat menjadi penggerak implementasi Multi Usaha Kehutanan. Seperti dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin 15 April 2024.
Dalam kunjungan silaturahmi, Faiha Azka Azzahira dari Board International Forestry Students Association (IFSA) dan aktivis muda gender dan perubahan iklim, Alya Sabira, menyoroti pentingnya peran hutan sebagai solusi atas berbagai isu terkini, termasuk perubahan iklim.
Agus menekankan bahwa Multi Usaha Kehutanan membuka peluang optimalisasi pemanfaatan beragam komoditas hasil hutan non-kayu, seperti vanili, kopi, dan fitomarmaka, melalui pola agroforestri.
Selain itu, Multi Usaha Kehutanan juga menghadirkan potensi ekowisata dan jasa lingkungan yang dapat berkembang melalui kreativitas, inovasi, dan pemanfaatan teknologi, seperti media sosial sebagai alat promosi.
Peran hutan dalam mendukung kehidupan manusia sangat penting, baik secara ekonomis maupun ekologis, serta dalam mengatasi perubahan iklim. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda Gen-Z dan Milenial untuk turut serta dalam menyuarakan pentingnya peran hutan Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim global.
Faiha Azka Azzahira dan Alya Sabira sepakat bahwa peran perempuan dalam mengelola dan melestarikan hutan serta mengatasi perubahan iklim sangatlah penting. Mereka menegaskan bahwa kesadaran akan pentingnya kelestarian hutan harus ditanamkan sejak dini, karena hal itu akan memengaruhi masa depan bumi.