KABARBURSA.COM - Pelaksana tugas (Plt.) Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti mengungkapkan inflasi Maret 2024 yang bertepatan dengan momen bulan Ramadan 1445 Hijriah.
"Dibandingkan momen Ramadan tahun sebelumnya kecuali 2022, inflasi Ramadan tahun ini relatif lebih tinggi sebesar 0,52 persen," ujarnya dalam Rilis Berita Resmi Statistik secara daring, Senin, 1 April 2024.
Adapun inflasi periode Ramadan 2022 sebesar 0,95 persen. Untuk tahun 2020, 2021, dan 2023, inflasinya jauh lebih rendah secara berurutan sebesar 0,08 persen, 0,13 persen, dan 0,18 persen.
Khusus inflasi 2024, peningkatan tekanan terjadi selama tiga bulan berturut-turut sejak awal tahun. Terdapat sejumlah komoditas penyebab utama inflasi bulan Maret. Komoditas penyebab utama inflasi didominasi oleh komoditas pangan bergejolak.
"Komoditas pangan bergejolak, antara lain telur ayam ras daging ayam ras cabe rawit dan bawang putih, adapun beberapa komoditas yang mengalami deflasi pada Maret 2024 yaitu cabe merah tomat dan tarif angkutan udara," jelas dia.
Selanjutnya, Amalia merinci mengenai andil inflasi menurut komponen pengeluaran pada momen Ramadan dan lebaran berdasarkan data historis yang dimiliki BPS pada lebaran 2022 dan 2023. Kelompok tersebut adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta transportasi namun.
"Pada periode Ramadan tahun ini kelompok pengeluaran yang memberikan andil inflasi selain makanan, minuman, dan tembakau yang terbesar," ucap Amalia.
"Yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, komoditas kedua yang memberi andil pada inflasi yaitu perawatan pribadi dan lainnya dengan andil inflasi 0,04 persen," imbuhnya.
Sementara itu, ia menjelaskan, kelompok transportasi memberikan andil inflasi yang lebih rendah yaitu sebesar 0,01 persen pada bulan Maret 2024. Hal ini didorong oleh tarif angkutan udara yang pada bulan Ramadan tahun ini ternyata mengalami deflasi sebesar 0,97 persen.
"Jika dirinci terdapat 20 provinsi yang mengalami deflasi angkutan udara dan 17 provinsi mengalami inflasi tarif angkutan udara sedangkan satu provinsi lainnya stabil," tegas dia. (ari/car).