KABARBURSA.COM - PT Platinum Wahab Nusantara Tbk. (TGUK), emiten pengelola gerai minuman Teguk, mencatat pertumbuhan pendapatan hingga kuartal III/2023. Meski demikian, laba bersih perusahaan menunjukkan penurunan.
Berdasarkan laporan keuangan di laman BEI, yang dikutip pada Jumat (24/11/2023), laba bersih TGUK mengalami penurunan sebesar 38,31 persen secara year-on-year (yoy), mencapai Rp4,15 miliar, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 yang mencapai Rp6,73 miliar.
Sementara itu, pada saat bersamaan, pendapatan TGUK mencatatkan kenaikan sebesar 4,29 persen yoy menjadi Rp100,12 miliar, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp96,01 miliar. Secara rinci, pendapatan dari segmen JPFA didukung oleh penjualan minuman senilai Rp90,92 miliar dan penjualan makanan sebesar Rp9,20 miliar.
Penjualan TGUK secara wilayah didominasi oleh daerah Banten, mencapai Rp45,83 miliar atau 46 persen dari total pendapatan. Selanjutnya, Jawa Barat menyumbang Rp31,19 miliar, dan DKI Jakarta sebesar Rp23,09 miliar, atau setara 23 persen dari total penjualan. Seiring kenaikan pendapatan, beban pokok TGUK naik 26,22 persen yoy menjadi Rp48,66 miliar, dibandingkan dengan kuartal III/2022 sebesar Rp38,55 miliar.
Akibatnya, laba bruto perseroan turun 10,43 persen yoy menjadi Rp51,46 miliar, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp57,45 miliar.
Adapun, kas dan setara kas akhir periode TGUK melonjak 503,38 persen menjadi Rp11,78 miliar, dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022 sebesar Rp1,95 miliar. Berdasarkan neraca, total aset perseroan naik menjadi Rp198,01 miliar hingga 30 September 2023, dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2022 sebesar Rp76,16 miliar.
Liabilitas perseroan naik menjadi Rp22,49 miliar dibandingkan dengan periode akhir 2022 sebesar Rp16,88 miliar. Sedangkan ekuitas perseroan naik menjadi Rp175,52 miliar, dibandingkan dengan Desember 2022 sebesar Rp59,27 miliar.