KABARBURSA.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memimpin diskusi mengenai Financial Sector Assessment Program (FSAP) yang diselenggarakan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia pada pertemuan penutupan FSAP Closing Meeting.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), termasuk Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa.
“Kami telah melakukan diskusi mendalam mengenai laporan asesmen yang disusun oleh para asesor dari IMF dan Bank Dunia,” ungkap Sri Mulyani di Jakarta dikutip Selasa 19 Maret 2024.
Dia menjelaskan bahwa sebagai anggota G20 dan salah satu negara yang dikategorikan sebagai Systematically Important Financial Sector (SIFS), Indonesia diharuskan untuk menjalankan FSAP yang diadakan oleh IMF dan Bank Dunia dalam sektor keuangan setiap lima tahun.
Pertemuan ini adalah kali ketiga Indonesia mengikuti FSAP, yang sebelumnya dilaksanakan pada tahun 2009-2010 dan 2016-2017.
Menkeu menambahkan bahwa Indonesia telah mengambil tindakan lanjut yang signifikan terhadap rekomendasi FSAP 2016-2017, terutama melalui pembentukan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) atau Financial Sector Omnibus Law (FSOL).
Sri Mulyani, yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia, mengapresiasi semua pihak yang terlibat atas peran aktif mereka dalam mendorong reformasi sektor keuangan di Indonesia.
Dia menilai diskusi mengenai FSAP yang diadakan oleh IMF dan Bank Dunia berlangsung dengan sangat produktif.
“Diskusi ini sangat produktif. Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada FSAP Mission Chief IMF Ranjit Singh, FSAP Mission Chief WB Illias Skamlenos, dan seluruh asesor lainnya,” ujar Sri Mulyani.