Logo
>

Pengangguran AS Turun, Investor Wall Street Pun Senang

Ditulis oleh KabarBursa.com
Pengangguran AS Turun, Investor Wall Street Pun Senang

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Bursa saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street mengalami penguatan pada penutupan perdagangan Jumat (8/12/2023) setelah rilis data tenaga kerja AS yang melampaui perkiraan.

    Menurut data Bloomberg pada Sabtu (9/12/2023), indeks Dow Jones Industrial Average berhasil naik 0,36 persen atau 130,49 poin ke 36.247,87. S&P 500 juga mengalami kenaikan sebesar 0,41 persen atau 18,78 poin ke level 4.604,37, sementara Nasdaq melompat 0,45 persen atau 63,98 poin mencapai 14.403,97.

    Analisis mayoritas di Wall Street menilai kuatnya performa ekonomi AS menandakan kemungkinan Federal Reserve (The Fed) harus mempertahankan suku bunga tinggi untuk periode yang lebih lama. Departemen Keuangan AS menafsirkan hal ini sebagai sinyal penghentian kebijakan dovish yang signifikan, mengarah ke poros The Fed pada awal Maret 2024.

    Laporan data tenaga kerja AS pada Jumat menunjukkan peningkatan yang tidak terduga, dengan Nonfarm payrolls meningkat 199.000 pada bulan lalu. Tingkat pengangguran juga turun menjadi 3,7 persen, sementara pertumbuhan upah bulanan melampaui perkiraan.

    Sentimen konsumen AS juga melonjak pada awal Desember, melebihi semua perkiraan, dengan rumah tangga mengurangi ekspektasi inflasi tahun depan secara signifikan. S&P 500 mencatat kenaikan selama enam minggu berturut-turut, menandai kenaikan terpanjang sejak November 2019. Indikator 'rasa takut' Wall Street, atau yang dikenal sebagai VIX, kembali ke level sebelum pandemi.

    Imbal hasil obligasi AS tenor dua tahun melonjak 13 basis poin menjadi 4,72 persen, sementara pasar berjangka menunjukkan kemungkinan 40 persen penurunan suku bunga pada Maret 2024.

    Menanggapi data pekerjaan yang kuat, analis eToro Callie Cox menyatakan bahwa ini bisa menjadi pemeriksaan bagi Wall Street setelah pasar menguat akibat ekspektasi penurunan suku bunga. Analis Titan Asset Management, John Leiper, memprediksi bahwa penurunan agresif imbal hasil Treasury AS bulan lalu yang terlihat berlebihan, akan segera berbalik melonjak.

    Spekulasi mengenai pemotongan suku bunga setidaknya 125 basis poin dalam 12 bulan ke depan memunculkan ketidakpastian di kalangan pedagang, yang kini mengurangi taruhan menjadi sekitar 110 basis poin. Analis Renaissance Macro Research, Neil Dutta, menyebut perlunya memeriksa sinyal resesi yang sedang berkembang.

    Sementara itu, para pedagang bersiap menghadapi minggu yang sibuk dengan indeks harga konsumen dan penjualan ritel AS, lelang Treasury yang padat, serta pertemuan terakhir The Fed tahun ini yang dijadwalkan pada 12-13 Desember 2023. Ketua The Fed, Jerome Powell, secara konsisten menegaskan bahwa kebijakan akan diambil dengan hati-hati, namun tetap mempertahankan opsi untuk menaikkan suku bunga lagi. Mantan Menteri Keuangan AS Lawrence Summers bahkan menyatakan bahwa The Fed harus menunda penurunan suku bunga sampai ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa inflasi kembali terkendali.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi