KABARBURSA.COM - PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) terus memperluas jangkauan portofolio klien di sektor kendaraan listrik komersial, melangkah dari ranah B2G (business to government) ke ranah B2B (business to business).
Direktur Utama VKTR, Gilarsi W. Setijono, menjelaskan bahwa langkah ini sebagai respons terhadap dinamika dan peluang di pasar saat ini. Fokus perusahaan diperluas ke sektor B2B, dengan target industri yang memerlukan kendaraan untuk kebutuhan seperti hauling tambang, logistik perkebunan, dan pengangkutan logistik. Hal ini diungkapkan dalam keterangan resmi di Jakarta pada Jumat, 8 Maret 2024.
Dalam mendukung diversifikasi ini, VKTR melakukan pembuatan prototipe dan uji coba produk yang menjanjikan, menegaskan komitmen perusahaan terhadap inovasi dan keunggulan operasional. Meskipun sektor B2G tetap menjadi bagian penting dari strategi, diversifikasi ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada pembelian oleh pemerintah yang rentan terhadap faktor politik dan ekonomi.
Potensi elektrifikasi kendaraan komersial di Indonesia sangat besar, dengan lebih dari 6 juta unit truk dan 260 ribu unit bus, namun tingkat elektrifikasi kedua jenis kendaraan tersebut masih di bawah 0,1 persen.
Seiring upaya ini, industrialisasi menjadi inisiatif strategis VKTR, memperkuat posisinya sebagai pelopor di sektor kendaraan listrik komersial. Langkah signifikan diambil dengan groundbreaking Fasilitas Kendaraan Listrik Komersial berbasis Completely Knock Down (CKD) pertama di Indonesia pada 27 Februari 2024. Fasilitas ini, berlokasi di Magelang, Jawa Tengah, merupakan hasil kolaborasi antara VKTR dan PT VKTR Sakti Industries (VKTS), mitra perusahaan dalam proyek ini.
Direktur Utama VKTR, Gilarsi, menyampaikan bahwa meskipun penjualan segmen kendaraan listrik (EV) terdampak oleh penundaan dari klien B2G akibat peristiwa politik awal tahun, backlog perusahaan tetap solid. VKTR tetap berkomitmen pada misi untuk mempercepat mobilitas berkelanjutan dan memimpin pasar kendaraan listrik di Indonesia.
Dengan investasi strategis di manufaktur lokal dan penyelesaian fasilitas CKD di Magelang, VKTR optimis bahwa diversifikasi ke truk pertambangan listrik akan berkontribusi pada kesuksesan jangka panjang. Meskipun dihadapkan dengan tantangan jangka pendek, kekuatan order book dan komitmen terhadap disiplin keuangan menempatkan VKTR dalam posisi yang baik untuk masa depan.
Gilarsi juga mengumumkan laporan keuangan konsolidasi 2023, mencatat pendapatan bersih sebesar Rp1,062 triliun, turun sedikit 0,93 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Penyesuaian ini sebagian besar terkait dengan pergeseran pembelian bus oleh sektor pemerintah, yang diharapkan pulih dalam periode mendatang. Total aset meningkat menjadi Rp1,668 triliun, sementara total kewajiban berkurang, mencerminkan keseimbangan yang positif dalam performa finansial VKTR.