KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 47,74 poin atau sebesar 0,63 persen menuju level 7.496,091 alias berada di zona merah pada perdagangan hari ini, Jumat, 4 Oktober 2024.
Berdasarkan data perdagangan RTI Business, sepanjang hari ini level tertinggi IHSG berada di 7.549,233 sedangkan level terendah bertengger di 7.467,796. Sebanyak 234 saham menguat, 333 saham berada di zona merah, dan 225 saham mengalami stagnasi.
Sejumlah saham yang menduduki top gainers di antaranya PT Agro Yasa Lestari Tbk (AYLS) 27,27 persen, PT Mineral Sumberdaya Mandiri Tbk (AKSI) 25,00 persen, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) 12,12 persen, PT Natura City Developments Tbk (CITY) 11,11 persen, dan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) 11,00 persen.
Sementara saham yang mengalami pelemahan yakni PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) 6,61 persen, PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) 6,45 persen, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) 6,25 persen, PT Panin Financial Tbk (PNLF) 5,80 persen, dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) 4,34 persen.
Dari sisi sektoral, hanya ada tiga sektor yang terpantau menguat meliputi energi (0,09 persen), kesehatan (0,50 persen), infrastruktur (0,11 persen).
IHSG Masih di Tren Positif
Meskipun demikian, Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi mengatakan, pasar saham Indonesia sedang menemukan tren positifnya meskipun di akhir September kemarin ditutup merah.
Lebih lanjut, transisi pemerintahan baru yang sedang dialami Indonesia diprediksi tidak memberikan dampak besar bagi perdagangan saham Indonesia. Kinerja IHSG kemungkinan akan mendapat angin segar di tengah agenda besar pemerintahan ini.
Diketahui, pada Oktober 2024 ada dua agenda besar yang sangat berpengaruh bagi masa depan bangsa, yaitu pelantikan anggota DPR dan DPD RI yang dilaksanakan Selasa, 1 Oktober 2024, dan pelantikan presiden serta wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming yang akan dilaksanakan pada 20 Oktober mendatang.
Apalagi, belakangan ini sentimen yang mempengaruhi IHSG mayoritas berasal dari eksternal, seperti adanya stimulus dari Bank Central China.
Selain itu, adanya rilis kinerja emiten pada kuartal ketiga akan semakin mendorong sentimen positif IHSG.
“Stimulus ini yang membuat terjadinya inflow ke pasar China sangat deras dan di Indonesia kalau kita lihat kemarin untuk transaksi dalam satu pekan terakhir sudah terjadi outflow lebih dari Rp7 triliun. Kemudian, kita juga bisa berkaja dari tren tahun ke tahun, bahwa kinerja IHSG pada Oktober sepanjang lima tahun terakhir cukup baik,” ujar dia kepada Kabarbursa.com, Selasa, 1 Oktober 2024.
Itulah mengapa Audi begitu optimistis IHSG bisa menguat pada bulan ini. “Kalau melihat di bulan Oktober atau dalam lima tahun terakhir, secara trend memang dalam bulan Oktober 60 persen probabilitas IHSG bisa menghijau,” tutur dia.
Sentimen-sentimen eksternal tersebut tidak hanya memberikan tren positif, sambung analis Kiwoom Sekuritas itu, tetapi juga membuat gejolak di bursa.
“Kami menyadari betul faktor-faktor internal dalam negeri akan memberikan sentimen positif. Saham perbankan diprediksi masih akan menjadi motor penggerak IHSG pada Oktober ini apalagi sejak Agustus kemarin, kinerja perbankan terbilang positif. Jadi saya optimis IHSG di bulan ini kemungkinan masih bisa terdorong lagi,” tandas Audi.
Pasar Modal Tumbuh Positif
Sementara itu anggota dewan komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang bertugas mengawasi pasar modal, Inarno Djajadi, menilai kinerja pasar modal Indonesia mengalami pertumbuhan positif seiring dengan membaiknya ekonomi global.
Dari awal September hingga 27 September 2024, IHSG naik sebesar 0,34 persen, mencapai level 7.696, dan jika dilihat dari awal tahun IHSG mencatatkan penguatan 5,83 persen.
“Sejalan dengan sentimen positif di pasar keuangan global, pasar saham Indonesia pada September 2024 sempat mencapai rekor tertinggi di 7.905,” ujar Inarno dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK di Jakarta pada 1 Oktober 2024.
Namun, meskipun IHSG menunjukkan penguatan, nilai kapitalisasi pasar bursa saham domestik turun sebesar 1,82 persen (month to date/mtd) menjadi Rp12.875 triliun. Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap penguatan IHSG pada bulan September 2024 adalah masuknya dana asing ke pasar modal Indonesia.
“Net buy hingga 26 September tercatat sebesar Rp1,31 triliun, meskipun secara year to date net sell mencapai Rp9,8 triliun,” tambah Inarno.
Lebih lanjut OJK melaporkan bahwa penghimpunan dana melalui penawaran umum di pasar modal Indonesia telah mencapai Rp137,05 triliun hingga saat ini. Mayoritas dari jumlah tersebut diperoleh melalui penawaran saham perdana, dengan nilai mencapai Rp4,39 triliun. (*)