Logo
>

ASRI bisa Jadi Rekomendasi Saham Properti Pekan ini, Kenapa?

Ditulis oleh Hutama Prayoga
ASRI bisa Jadi Rekomendasi Saham Properti Pekan ini, Kenapa?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pergerakan saham properti diprediksi bakal sideways pada pekan ini. Namun, ada satu saham yang bisa dikoleksi oleh para investor.

    Founder Republik Investor Hendra Wardana, mengatakan saham Alam Sutera Realty (ASRI) layak dikoleksi karena emiten ini memiliki kinerja yang tengah menanjak.

    "(ASRI) Itu menarik karena kalau kita lihat dengan value sebelumnya atau pada hari Jumat, 11 Oktober 2024, sekitar Rp89 miliar dan  transaksi sebelumnya di bawah Rp89 miliar," kata Hendra kepada Kabarbursa.com, Senin, 14 Oktober 2024.

    Hendra menyatakan, kondisi tersebut membuktikan jika ASRI bisa meningkatkan kinerjanya. Dengan begitu, dia mencermati kalau emiten ASRI bisa menguat dengan target kemungkinan di area resistance 256.

    ASRI memang tengah menunjukkan kinerja yang gemilang selama satu pekan terakhir. Berdasarkan data perdagangan Stockbit, Senin, 14 Oktober 2024, emiten ini memiliki performa 10,48 persen.

    Angka ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan kinerja ASRI pada satu bulan terakhir yang berada di angka -4,92 persen.

    Namun, dalam waktu TTM (Trailing Twelve Months) ASRI mencatatkan nilai rasio Return On Equity sebesar 4.33 persen. Sementara dari sisi  current ratio (quarter), emiten ini mempunyai nilai sebesar 0.40.

    Tren Bullish Emiten Properti

    Beberapa emiten properti mulai menunjukkan tren bullish sebagai dampak dari pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia, beberapa minggu lalu.

    Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi, menyebut sejatinya tren emiten properti sudah bullish sejak Juni, Juli, hingga Agustus 2024. Tren positif tersebut memang sudah priced in atau sesuai dengan ekspetasi para pelaku pasar saham.

    “Tetapi, memang butuh waktu. Namun secara tren, kami melihat sudah ada inflow lagi ke sektor properti. Kami juga melihat beberapa (emiten) masih cukup menarik,” kata Oktavianus kepada Kabarbursa.com, Selasa, 1 Oktober 2024.

    Selain itu, dia melihat penjualan sektor properti masih sesuai dengan target dan marketing sales, sehingga masih terbilang oke. Adapun emiten yang patut disoroti adalah Ciputra Development (CTRA) dan Summarecon Agung (SMRA).

    PT Ciputra Development Tbk (CTRA) dinilai bisa diuntungkan ketika suku bunga acuan atau BI rate mengalami penurunan. Head of Invesment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina, mengatakan penjualan marketing sales CTRA mayoritas berasal dari kredit pemilikan rumah (KPR).

    “CTRA mungkin akan menjadi perusahaan yang paling dapat manfaat dengan penurunan suku bunga, karena sekitar 50-60 persen dari penjualan marketing salesnya CTRA itu kan dari KPR,” ujarnya dalam acara ‘Media Day’ yang diselenggarakan Mirae Asset Sekuritas, di Jakarta, Kamis, 12 September 2024.

    Selain itu, Martha menyebut target pasar dari CTRA ialah kelas menengah ke bawah. Hal ini berbeda dengan emiten-emiten besar lainnya seperti PANI, BSDE, PWON, dan SMRA yang memiliki target pasar kelas menengah ke bawah.

    “Jadi CTRA yang menengah ke bawah akan sangat relate dengan penurunan suku bunga,” kata dia.

    Di sisi lain, Martha memandang lima emiten properti terbesar seperti CTRA, PANI, BSDE, PWON, dan SMRA memiliki daya tarik masing-masing.

    Menurut dia, untuk investor yang cenderung menginginkan growth atau keuntungan, bisa memilih PANI.

    “Sementara untuk yang lebih konservatif dan valuasinya lebih murah, kita sarankan ke BSDE,” ucapnya.

    BI Dorong Pertumbuhan Ekonomi

    Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, mengatakan bahwa keputusan penurunan suku bunga (BI Rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen tersebut konsisten dengan rendahnya prakiraan inflasi pada tahun 2024 dan 2025 dalam sasaran 2,5±1 persen.

    “Penurunan BI Rate telah sesuai dengan stabilitas nilai tukar rupiah, perlunya upaya untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi,” kata Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu, 18 September 2024.

    BI juga menurunkan suku bunga deposit facility sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen dan suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 6,75 persen.

    Selain itu, Perry menyebutkan, bahwa BI juga terus memantau peluang untuk menurunkan suku bunga kebijakan dengan mempertimbangkan proyeksi inflasi yang tetap rendah, nilai tukar rupiah yang stabil dan cenderung menguat, serta kebutuhan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

    Kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran juga difokuskan pada dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

    Pelonggaran kebijakan makroprudensial tetap dijalankan guna mendorong perbankan untuk menyalurkan kredit atau pembiayaan kepada sektor-sektor prioritas yang mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja, termasuk sektor UMKM dan ekonomi hijau, dengan tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian.

    Kebijakan sistem pembayaran pun diarahkan untuk berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan, khususnya di sektor perdagangan dan UMKM, dengan memperkuat infrastruktur, struktur industri sistem pembayaran, serta memperluas penerimaan digitalisasi sistem pembayaran.

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.