KABARBURSA.COM - PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) kembali memperkuat lini bisnisnya di bidang logistik. Perseroan menambah modal di anak usahanya, PT Adi Sarana Transportasi (ASTA), sebesar Rp20 miliar.
Penambahan modal ini dilakukan dengan cara menyetorkan modal baru kepada ASTA. Dengan suntikan modal tersebut, modal ditempatkan dan disetor penuh ASTA menjadi Rp120 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp100 miliar.
"Dalam menjalankan usahanya, ASTA membutuhkan tambahan modal, yang di mana diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada perseroan,” jelas Jerry Fandy Tunjungan, Corporate Secretary PT Adi Sarana Armada Tbk dalam keterangan resminya.
Sementara itu porsi kepemilikan saham ASSA di dalam ASTA tetap bertahan sebanyak 99,99 persen. Sisanya sebanyak 0,01 persen dimiliki oleh Prodjo Sunarjanto Sekar Pantjawati.
Penambahan modal ini diharapkan dapat memperkuat jaringan kargo ASSA dan meningkatkan efisiensi operasionalnya. Hal ini tentunya akan berdampak positif pada kinerja keuangan ASSA secara keseluruhan.
"Dalam menjalankan usahanya, ASTA membutuhkan tambahan modal, yang di mana diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada perseroan,” jelas Tunjungan, menambahkan.
ASTA sendiri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengurusan transportasi logistik, termasuk penyewaan kendaraan, pengelolaan pergudangan, dan jasa logistik lainnya. ASTA didirikan pada tahun 2022 dan saat ini memiliki total aset sebesar Rp282,75 miliar per 31 Maret 2024.
ASSA sendiri merupakan salah satu perusahaan logistik terbesar di Indonesia. Perseroan memiliki total aset sebesar Rp7,66 triliun per 31 Maret 2024, dengan kas dan setara kas sebesar Rp968,56 miliar. Ekuitas ASSA pun tercatat cukup kuat, yaitu sebesar Rp2,68 triliun.
Dengan fundamental yang kuat dan strategi bisnis yang terarah, ASSA diyakini mampu terus bertumbuh dan meningkatkan profitabilitasnya di masa depan. Penambahan modal di ASTA menjadi salah satu langkah strategis ASSA untuk memperkuat posisinya di industri logistik Indonesia.
Kinerja Kuartal Pertama
Emiten yang bergerak di bidang mobilitas, logistik, dan penunjangnya ini telah mencatatkan laba bersih sebesar Rp71 miliar di kuartal I 2024, atau naik 37 persen secara year on year (yoy).
Sementara itu per kuartal I 2023, ASSA membukukan laba bersih sebesar Rp51,83 miliar, turun 28,98 persen secara tahunan atau yoy dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp72,98 miliar.
Direktur Utama ASSA, Prodjo Sunarjanto, mengatakan laba bersih ASSA yang meningkat tersebut, didukung oleh pendapatan ASSA yang berhasil naik 3,1 persen secara yoy menjadi Rp1,2 triliun dari Rp1,1 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Bisnis penyewaan kendaraan untuk korporasi kembali menjadi pendorong utama pertumbuhan pendapatan, dengan kontribusi sebesar 39 persen terhadap total pendapatan perseroan,” ucap Prodjo dalam keterangan resmi.
Per kuartal I 2023, ASSA mencatat jumlah armada untuk bisnis rental kendaraan konsisten meningkat mencapai kurang lebih 29.000 kendaraan.
Di sisi lain, beban pokok pendapatan ASSA tercatat sebesar Rp842,4 miliar atau lebih rendah dari periode yang sama tahun 2023 yang sebesar Rp848,7 miliar. Hal itu ditopang oleh efisiensi yang dilakukan anak usaha, yaitu Anteraja yang berperan besar dalam penurunan beban pokok pendapatan perseroan.
Secara rinci, Anteraja tercatat berhasil menurunkan biaya produksi (COGS) sebesar 22,2 persen yoy, hingga mengantarkan ASSA meraih laba kotor sebesar Rp339,5 miliar, meningkat 14,1 persen jika dibandingkan kuartal pertama tahun lalu.
Lebih jauh, keberhasilan penghematan biaya operasional Anteraja juga berperan utama dalam mendorong laba operasional ASSA hingga tumbuh sebesar 45,5 persen yoy menjadi Rp172,1 miliar pada periode ini.
Selain itu, Anteraja sendiri pada periode ini telah sukses membalikkan keadaan, dengan menghasilkan laba operasional sebesar Rp25,4 miliar dari menderita rugi bersih Rp34,7 miliar pada kuartal pertama tahun lalu.
Adapun, untuk unit bisnis penjualan kendaraan bekas membukukan pertumbuhan laba usaha sebesar 50,9 persen yoy menjadi Rp48,3 miliar, dengan bisnis lelang dari anak usaha PT JBA Indonesia mencatatkan pertumbuhan laba usaha sebesar 129,1 persen yoy menjadi Rp26,9 miliar.
Sedangkan, unit bisnis ASSA di bidang penyedia solusi logistik terintegrasi Business to Business (B2B), Cargoshare mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 24,2 persen yoy menjadi Rp71,7 miliar.
Sebagai informasi, ASSA pada tahun 2024 ini telah mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp1,3-1,5 triliun, yang rencananya akan digunakan untuk pembaharuan armada perseroan.
Tahun ini, ASSA, melalui Caroline memproyeksi dapat menjual sekitar 3.000-4.000 unit kendaraan bekas. (*)