Logo
>

BEI Hentikan Sementara Perdagangan Empat Saham dan Satu Waran

Ditulis oleh Pramirvan Datu
BEI Hentikan Sementara Perdagangan Empat Saham dan Satu Waran

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham dari empat perusahaan, yakni PT Aesler Grup Internasional Tbk (RONY), PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) beserta waran PYFA-W, PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK), dan PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN). Keputusan ini diambil menyusul lonjakan harga kumulatif yang signifikan pada saham-saham tersebut.

    Endra Febri Styawan P.H, Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Menjelaskan bahwa suspensi ini diterapkan sebagai langkah perlindungan bagi investor di tengah fluktuasi harga yang terjadi. Penghentian perdagangan ini berlaku di Pasar Reguler dan Pasar Tunai mulai sesi pertama pada 1 Oktober 2024 hingga pemberitahuan lebih lanjut dari BEI. Seperti dalam keterangannya di Jakarta, 1 Oktober 2024.

    “Penghentian ini dimaksudkan untuk memberikan waktu yang cukup bagi pelaku pasar agar dapat mempertimbangkan dengan matang setiap keputusan investasi, berdasarkan informasi yang tersedia,” ungkap Endra.

    Selain itu, khusus untuk Waran Seri I PT Pyridam Farma Tbk (PYFA-W), BEI juga memberlakukan suspensi di seluruh pasar.

    Endra menambahkan bahwa pihak Bursa terus mengimbau semua pihak yang terkait untuk memperhatikan setiap keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perusahaan-perusahaan tersebut, demi menjaga transparansi dan kepercayaan di pasar modal.

    Sentimen Dari Pasar Keuangan

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penutupan perdagangan Senin sore ditutup dengan koreksi tajam di tengah penguatan sebagian besar bursa saham di kawasan Asia.

    IHSG anjlok 168,98 poin atau 2,20 persen ke level 7.527,93. Sementara itu, indeks LQ45, yang mewakili 45 saham unggulan, ikut turun sebesar 21,01 poin atau 2,19 persen ke posisi 938,92.

    “Bursa regional Asia bergerak variatif. Pelaku pasar tampaknya sedang mencermati berbagai sentimen dari pasar keuangan,” ungkap Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam laporannya di Jakarta, Senin 30 September 2024.

    Dari Jepang, para pelaku pasar menantikan arah kebijakan dari Perdana Menteri baru, Shigeru Ishib, yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Ishib berhasil meraih kemenangan dalam pemilihan Partai Demokrat Liberal pada Jumat lalu dan akan menggantikan Fumio Kishida sebagai pemimpin Jepang. Pelaku pasar tengah menunggu kejelasan sikap Ishib yang sebelumnya kritis terhadap kebijakan moneter Bank of Japan (BoJ) serta menilai bahwa kebijakan perlu tetap akomodatif di tengah situasi ekonomi yang belum stabil.

    Sementara itu, dari China, Bank Sentral China (PBoC) kembali menambah stimulus dengan mengarahkan bank-bank komersial untuk memangkas suku bunga kredit perumahan yang ada. Kebijakan ini bertujuan untuk meringankan beban rumah tangga di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi.

    Di dalam negeri, pasar saham domestik terlihat masih tertekan oleh kebijakan stimulus China tersebut. Aksi agresif PBoC membuat arus modal beralih ke China, yang berpotensi memicu aliran modal keluar dari Indonesia (capital outflow).

    Data dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan, dalam periode 23-26 September 2024, aliran modal asing keluar bersih dari pasar keuangan domestik mencapai Rp9,73 triliun. Rinciannya, modal asing yang keluar dari pasar saham sebesar Rp2,88 triliun, dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp1,30 triliun, dan dari Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp5,55 triliun. Hal ini mengakibatkan kenaikan premi risiko investasi.

    Sejak awal perdagangan, IHSG sudah berada di zona merah dan betah di wilayah negatif hingga sesi penutupan pertama. Memasuki sesi kedua, IHSG tetap tidak mampu beranjak dari tren negatif hingga akhir perdagangan.

    Dilihat dari indeks sektoral IDX-IC, hanya dua sektor yang berhasil mencatatkan kenaikan, yakni sektor transportasi & logistik yang memimpin dengan kenaikan 0,78 persen, disusul oleh sektor barang baku yang naik sebesar 0,29 persen. Sementara itu, sembilan sektor lainnya tertekan, dengan sektor energi mencatatkan penurunan terdalam sebesar 1,74 persen, diikuti sektor barang konsumen non-primer dan sektor infrastruktur yang masing-masing terkoreksi 1,71 persen dan 1,49 persen.

    Saham-saham yang mencatatkan penguatan terbesar antara lain KIOS, PKPK, BOBA, BRMS, dan PYFA. Sebaliknya, saham-saham yang mengalami pelemahan paling tajam diantaranya PMMP, MLPL, TOBA, BREN, dan LABA.

    Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 1.365.560 kali transaksi dengan volume 24,38 miliar saham senilai Rp17,09 triliun. Sebanyak 202 saham mengalami kenaikan, 383 saham melemah, dan 216 saham stagnan.

    Sementara itu, di kawasan regional Asia, pasar saham menunjukkan kinerja beragam. Indeks Nikkei Jepang melemah tajam, turun 1.910,00 poin atau 4,80 persen ke posisi 37.919,60. Sebaliknya, Hang Seng Hong Kong menguat 501,37 poin atau 2,43 persen ke 21.133,67, indeks Shanghai melonjak 248,96 poin atau 8,06 persen ke 3.336,50, dan indeks Straits Times Singapura naik 11,92 poin atau 0,33 persen ke level 3.585,29.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.