Logo
>

BRIS Bayarkan Dividen Rp18,55 per Saham dari 15 Persen Laba

Ditulis oleh Syahrianto
BRIS Bayarkan Dividen Rp18,55 per Saham dari 15 Persen Laba

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) telah mengumumkan niatnya untuk menyalurkan dividen tunai pada tanggal 20 Juni 2024, sejalan dengan keputusan yang diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Jumat, 17 Mei 2024.

    BRIS menetapkan dividen sebesar Rp18,55 per saham atau total Rp855,56 miliar, yang setara dengan 15 persen dari total laba bersih BRIS selama tahun buku 2023.

    Menurut Hery Gunardi, Direktur Utama BRIS, pembayaran dividen tersebut mencerminkan kinerja yang kokoh yang berhasil dicapai perusahaan selama tahun buku 2023. Selain dividen, sebesar 20 persen dari laba bersih dialokasikan sebagai cadangan wajib, sementara sisanya digunakan sebagai laba ditahan.

    “Laba bersih perusahaan pada tahun 2023 mencapai Rp5,7 triliun, dan RUPST menetapkan penggunaan laba bersih sebesar 15 persen dari laba bersih perusahaan pada tahun 2023, atau sekitar Rp855,56 miliar, yang akan dibagikan sebagai dividen,” ungkap Hery dalam keterangan resmi pada Kamis, 13 Juni 2024.

    Jumlah dividen yang dibagikan oleh BRIS naik 100 persen dibandingkan dengan tahun buku 2022, yang sebesar Rp9,24 per lembar saham. Selain itu, RUPST juga menyepakati alokasi 20 persen saham perseroan sebagai cadangan wajib senilai Rp1,14 triliun. Sisa 65 persen atau sekitar Rp3,7 triliun akan menjadi saldo laba ditahan.

    Penerima dividen termasuk para pemegang saham seperti Bank Mandiri, BNI, dan BRI, yang masing-masing memiliki komposisi saham sebesar 51,47 persen, 23,24 persen, dan 15,38 persen, serta pemegang saham publik sebesar 9,91 persen.

    Berdasarkan keterbukaan informasi, dividen tunai akan dibagikan kepada pemegang saham yang namanya tercantum dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) atau memiliki rekening efek di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada tanggal 31 Mei 2024, yang juga dikenal sebagai recording date.

    Sementara itu, saham BRIS menunjukkan kinerja yang sangat mengesankan sepanjang tahun 2024. Hingga menjelang penutupan perdagangan pada Rabu, 12 Juni 2024, kenaikan saham BRIS secara year to date (ytd) mencapai 23,56 persen.

    Pergerakan saham BRIS yang positif bahkan diakui sebagai salah satu faktor penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada paruh pertama tahun ini. Rentang harga saham BRIS sepanjang tahun 2024 berkisar antara Rp1.740 hingga Rp2.850.

    Kinerja Fundamental BRIS

    BSI telah memegang peranan penting dalam industri perbankan syariah dengan mendominasi aset sebesar 42 persen pada tahun 2023. Tingkat margin pembiayaan bersih yang tinggi, mencapai 5,9 persen, sejajar dengan empat bank besar lainnya.

    Dana Pihak Ketiga (DPK) BSI juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, mencapai 10,43 persen secara tahunan dengan total mencapai Rp297 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh dana murah dari tabungan wadiah, yang menyumbang 38 persen dari total DPK. Tabungan Wadiah BSI, yang merupakan tabungan tanpa margin, tumbuh sebesar 10,38 persen year-on-year, dengan jumlah nasabah mencapai 13,9 juta, yang mewakili lebih dari 60 persen dari total nasabah.

    Selain itu, dana murah yang didominasi oleh tabungan di BSI juga tumbuh lebih tinggi dari industri secara keseluruhan, sebesar 8,75 persen year-on-year, sehingga memastikan cost of fund dapat tetap terjaga. BSI juga berada di posisi lima besar secara nasional dalam hal tabungan.

    Dari segi pembiayaan, BSI berhasil menyalurkan dana sebesar Rp247 triliun, dengan pertumbuhan sebesar 15,89 persen year-on-year, di mana 54,62 persen diantaranya disalurkan pada segmen konsumer. Sampai dengan kuartal I 2024, aset BSI telah mencapai Rp358 triliun, dengan pertumbuhan sebesar 14,25 persen, menjadikannya sebagai bank dengan pertumbuhan tertinggi ke-3 di industri perbankan Indonesia.

    Indikator keuangan BSI juga menunjukkan kinerja yang solid, dengan Return On Asset (ROA) sebesar 2,51 persen, return on equity (ROE) sebesar 18,30 persen, dan financing to deposit ratio (FDR) mencapai 83,05 persen. Tingkat non-performing financing (NPF) gross sebesar 2,01 persen, menandakan kualitas pembiayaan BSI sangat terjaga, dengan cost of credit di bawah 1 persen, yaitu 0,88 persen. Sementara itu, cash coverage BSI mencapai 196,61 persen hingga Maret 2024, mendekati minimum threshold sebesar 200 persen.

    Ekspansi Bisnis BRIS

    Selain itu, BRIS tengah menggalakkan upaya untuk memperluas bisnisnya ke Arab Saudi dengan merencanakan pembukaan kantor cabang pada tahun 2024 ini. Sekretaris Perusahaan Bank Syariah Indonesia Gunawan A. Hartoyo, mengungkapkan bahwa terkait rencana ekspansi tersebut, OJK telah memberikan izin, namun proses pengajuan izin dari otoritas Arab Saudi atau Saudi Arabian Monetary Authority (SAMA) masih berlangsung.

    Menurut Gunawan, tujuan pendirian kantor cabang BSI di Arab Saudi adalah untuk menjangkau pasar jemaah haji dan umroh yang berasal dari Indonesia.

    “Kami akan mencoba beberapa lokasi yang menjadi pusat jemaah haji dan umroh Indonesia, serta kawasan diaspora dan bisnis yang terkait dengan aktivitas haji dan umroh,” ujarnya dalam Konferensi Pers di Media Center Kementerian BUMN.

    Ekspansi BSI ke wilayah Timur Tengah ini sejalan dengan ambisi BSI untuk menjadi Top Global Islamic Bank berdasarkan kapitalisasi pasar. Berdasarkan data Bloomberg per 13 Maret 2024, BSI menempati peringkat ke-10 sebagai bank syariah dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia. Kapitalisasi pasar BRIS tercatat sebesar USD8,68 miliar atau sekitar Rp136,02 triliun (dengan kurs Rp15.670). (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.