Logo
>

Bukalapak Lanjutkan Tren Positif, Bagaimana Rekomendasinya?

Ditulis oleh Yunila Wati
Bukalapak Lanjutkan Tren Positif, Bagaimana Rekomendasinya?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Setelah sempat diborong oleh emiten portofolio Anthoni Salim, pergerakan saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), menarik perhatian para pelaku pasar.

    Sejak awal November 2024, BUKA menunjukkan pola contracting triangle. Pola ini sering kali menjadi indikasi konsolidasi harga sebelum melanjutkan tren yang lebih kuat.

    Bukalapak merupakan salah satu platform e-commerce terbesar di Indonesia. Saham perusahaan ini menguat 1,63 persen pada 30 Desember 2023, dengan harga sahamnya mencapai Rp125,00, yang mencerminkan lonjakan harga sebesar Rp2,00 dari perdagangan sebelumnya.

    Dalam sesi tersebut, saham Bukalapak dibuka dengan harga Rp124,00 dan sempat mencapai level tertinggi di Rp128,00. Namun, harga saham juga mencatatkan titik terendah di Rp119,00.

    Dengan kapitalisasi pasar yang mencapai Rp12,89 triliun, Bukalapak tetap menjadi salah satu pemain utama dalam pasar e-commerce Indonesia. Meskipun demikian, data menunjukkan bahwa perusahaan belum memberikan laporan mengenai rasio P/E (Price-to-Earnings) dan dividen yang dibagikan kepada pemegang saham.

    Sebagai perusahaan yang menjalankan model bisnis berbasis teknologi, Bukalapak terus berinovasi dalam menghadirkan solusi digital yang memudahkan para pengguna, baik itu dalam hal transaksi online maupun aktivitas jual-beli. Saham BUKA mengalami volatilitas harga yang cukup menarik, mencerminkan adanya dinamika pasar dan kepercayaan investor terhadap potensi jangka panjang perusahaan ini, meskipun masih terdapat ketidakpastian seputar hasil laba dan kebijakan dividen.

    Perusahaan yang telah melantai di BEI sejak 2021 ini berusaha terus berkembang di tengah persaingan ketat di sektor e-commerce dengan meluncurkan berbagai inisiatif strategis. Kendati pasar saham menunjukkan fluktuasi, para investor tetap melihat Bukalapak sebagai potensi pertumbuhan, meskipun mereka harus menyikapi pergerakan harga yang cukup fluktuatif pada beberapa periode terakhir.

    Rekomendasi Saham

    Saham Bukalapak (BUKA) baru-baru ini mencatatkan kenaikan sebesar 1,63 persen ke harga Rp125, yang disertai dengan volume pembelian yang menunjukkan adanya minat pasar yang lebih tinggi terhadap saham ini. Meskipun mengalami penguatan, laju harga saham BUKA saat ini tampaknya tertahan oleh level Moving Average 200 (MA200), yang sering dijadikan patokan oleh para investor untuk mengidentifikasi tren pasar jangka panjang.

    Berdasarkan analisis teknikal MNC Sekuritas di Jakarta, 2 Januari 2025, ada indikasi bahwa BUKA mungkin berada di awal fase gelombang [iii] dalam struktur gelombang Elliott dari gelombang C. Artinya, saham ini bisa berpeluang melanjutkan penguatan lebih lanjut dalam waktu dekat, selama saham mampu mempertahankan momentum yang ada dan melewati level penghalang di MA200.

    Pada skenario saat ini, para investor dapat mempertimbangkan untuk membeli saham ini pada level harga yang lebih rendah, antara 121 hingga 125 IDR, di mana ada potensi kenaikan harga jika saham ini mampu menembus resistensi jangka pendeknya.

    Target harga yang realistis untuk saham BUKA berada di kisaran 132 hingga 139 IDR, yang didasarkan pada pergerakan saham yang berpotensi melanjutkan kenaikannya dalam beberapa waktu mendatang.

    Namun, investor juga harus tetap berhati-hati. Jika harga saham BUKA jatuh di bawah Rp19, itu bisa menjadi sinyal bahwa tren penguatan akan berhenti, dan potensi risiko kerugian meningkat. Oleh karena itu, penting untuk mengawasi pergerakan harga dan volume perdagangan dengan cermat.

    Dengan proyeksi penguatan yang cukup besar dan penurunan risiko yang bisa diatur dengan baik, saham Bukalapak (BUKA) tetap menarik untuk diperhatikan bagi mereka yang mencari peluang di pasar saham, terutama bagi para investor yang memiliki pendekatan 'Buy on Weakness'.

    Kinerja Masih Lemah

    BUKA mencatatkan kinerja yang lemah pada kuartal ketiga tahun 2024 (3Q24). Ini adalah penurunan kinerja dua kuartal secara berturut-turut.

    Berdasarkan laporan, adjusted EBITDA BUKA pada 3Q24 berada di posisi negatif Rp167 miliar, memburuk dibandingkan 3Q23 yang tercatat negatif Rp95 miliar dan 2Q24 di level negatif Rp41 miliar.

    Meski demikian, secara akumulasi, adjusted EBITDA selama sembilan bulan pertama 2024 (9M24) menunjukkan perbaikan dengan nilai negatif Rp193 miliar. Angka ini lebih baik dibandingkan 9M23 yang mencapai negatif Rp429 miliar.

    Core profit BUKA juga melemah, hanya mencapai Rp36 miliar pada 3Q24, turun dari Rp62 miliar pada 3Q23 dan Rp121 miliar pada 2Q24.

    Penurunan kinerja ini sebagian besar diatribusikan kepada proses restrukturisasi yang sedang dilakukan oleh perusahaan.

    Manajemen BUKA menjelaskan bahwa restrukturisasi tersebut mencakup pembersihan stok melalui penurunan harga jual serta pembebanan biaya ekstra akibat penalti dari penghentian kontrak-kontrak kerja sama lebih awal. Langkah ini bertujuan untuk memperbaiki struktur operasional perusahaan, meskipun membawa dampak negatif terhadap pendapatan dan biaya pada kuartal ini.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79