KABARBURSA.COM - Emiten retail kerap disandingkan dengan menurunnya daya beli masyarakat, khususnya kelas menengah akhir-akhir ini.
Senior Investment Information Mirae Asset, Nafan Aji Gusta mengatakan beberapa emiten retail tidak terpengaruh dengan menurunnya daya beli masyarakat.
Nafan melihat terdapat tiga emiten yang sampai saat ini memiliki kinerja positif, seperti Midi Utama Indonesia Tbk. (MIDI), Aspirasi Hidup Indonesia Tbk. (ACES), dan Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA).
"Kalau MIDI, ACES, ERAA kinerjanya bagus," kata Nafan kepada Kabar Bursa, Selasa, 13 Agustus 2024.
Namun di samping itu, Nafan menyebut terdapat pula emiten yang kinerjanya kini masih belum stabil, seperti Map Aktif Adiperkasa Tbk. (MAPA) dan Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI).
"Secara kinerja MAPA dan MAPI relatif belum sepogresif jika dibandingkan dengan MIDI ACES dan ERAA yang kinerjanya tuh tumbuh," ujar dia.
Menurut Nafan, belum stabilnya kinerja MAPI dan MAPA masih berhubungan dengan boikot produk yang terafiliasi dengan Israel. Namun begitu, dia mengakui pergerakan saham dua emiten ini masih bagus.
"Jadi wajar mempengaruhi penurunan performa (MAPI dan MAPA) tapi kalau secara teknikal pergerakan harga saham masih oke ya sejauh ini," ucap Nafan.
Lebih lanjut Nafan menyarankan perusahaan kini harus mampu menjalankan strategi bisnis yang baik. Dengan begitu, perusahaan bisa meningkatkan penetrasi pasar.
Diberitakan sebelumnya, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), indeks harga konsumen (IHK) menunjukkan penurunan atau deflasi pada Juni 2024, melanjutkan tren deflasi dari bulan sebelumnya.
Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Utama BPS Imam Machdi melaporkan bahwa pada Juni 2024 terjadi deflasi sebesar 0,08 persen secara bulanan (month to month/mtm). Angka ini lebih tinggi dibandingkan deflasi bulan Mei yang tercatat sebesar 0,03 persen.
“Deflasi pada Juni 2024 lebih dalam dibandingkan Mei 2024, dan ini adalah deflasi kedua yang terjadi pada tahun 2024,” ujar Imam Machdi dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta, Senin, 1 Juli 2024.
Jika dilihat dari komponennya, penurunan harga terutama disebabkan oleh komponen komoditas pangan yang bergejolak. Komponen ini menyumbang deflasi sebesar 0,98 persen pada Juni, lebih tinggi dari kontribusi deflasi sebesar 0,69 persen pada bulan Mei.
Komponen harga yang bergejolak sering kali dikaitkan dengan daya beli masyarakat, karena pergerakan indeks pada komponen ini dipicu oleh permintaan masyarakat. Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah, menegaskan hal ini.
“Deflasi dua bulan berturut-turut disebabkan oleh komoditas pangan yang bergejolak,” ujar Habibullah.
“Komoditas ini cenderung berfluktuasi karena dipengaruhi oleh sisi penawaran,” tambahnya.
Namun, Habibullah menjelaskan bahwa deflasi pada komponen harga bergejolak tidak selalu menunjukkan pelemahan daya beli. Fluktuasi harga ini juga dipengaruhi oleh pasokan, seperti saat panen yang menyebabkan harga turun.
“Dari sisi penawaran, panen mendorong harga turun,” katanya.
Lebih lanjut, Habibullah mengatakan bahwa untuk melihat daya beli masyarakat secara lebih akurat, perlu dilihat laju IHK secara tahunan (year on year/yoy), yang menghilangkan faktor musiman.
Pada Juni lalu, inflasi tahunan tercatat sebesar 2,51 persen, turun dari 2,84 persen pada bulan sebelumnya.
Ia juga menyebutkan bahwa untuk mengidentifikasi penurunan daya beli masyarakat, dapat dilihat dari data pergerakan masyarakat selama masa liburan. Data ini membantu mengukur kemampuan masyarakat untuk mengeluarkan dana untuk kebutuhan tersier seperti perjalanan wisata.
“Diperlukan analisis lebih mendalam untuk mengetahui penurunan daya beli masyarakat,” ujar Habibullah.
Daftar Emiten ritel otomotif
- PT Astra International Tbk (ASII)
- PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX)
- PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS)
- PT Tunas Ridean Tbk (TURI)
- PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA)
- PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM)
- PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL)
- PT Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN)
- PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR)
- PT Astra Otoparts Tbk (AUTO)
Daftar Emiten Retail untuk Mamin, Departemen Store dan Mini Market:
- PT Matahari Department Store Tbk (LPPF)
- PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI)
- PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS)
- PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES)
- PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT)
- PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET)
- PT Hero Supermarket Tbk (HERO)
- PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX)
- PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA)
- PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA)
- PT Klinko Karya Imaji Tbk (KLIN)
- PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA)
- PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST)
- PT Astra International Tbk (ASII). (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.