Logo
>

FASW Ditinggal Empat Petinggi Sekaligus, Bagaimana Dampaknya?

Ditulis oleh Syahrianto
FASW Ditinggal Empat Petinggi Sekaligus, Bagaimana Dampaknya?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW), salah satu pemain utama di sektor kemasan kertas, telah mengumumkan perubahan signifikan dalam struktur manajemennya.

    Melalui keterbukaan informasi resmi yang disampaikan oleh Sekretaris Perusahaan Marco Hardy, perusahaan mengonfirmasi penerimaan surat pengunduran diri dari empat petinggi pada tanggal 31 Desember 2024. Langkah ini merupakan bagian dari proses yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) terkait keterbukaan informasi dan tata kelola perusahaan publik.

    Empat petinggi yang mengundurkan diri adalah:

    1. Wichan Charoenkitsupat – Komisaris Perseroan
    2. Danaidej Ketsuwan – Komisaris Perseroan
    3. Rattakrai Limsiritrakul – Komisaris Perseroan
    4. Ponthep Tuntavadcharom – Direktur Perseroan

    "Pengunduran diri ini merupakan bagian dari dinamika korporasi yang mengacu pada ketentuan POJK No. 33/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik, serta POJK No. 31/2015 tentang keterbukaan informasi," kata Marco dalam keterangan resminya, Jumat, 3 Januari 2025.

    Dalam menjalankan pengunduran diri ini, ujar Marco, FASW berkomitmen penuh untuk mematuhi peraturan yang berlaku. Proses berikutnya akan mencakup engumuman resmi kepada pemegang saham melalui rapat umum pemegang saham (RUPS) dan penunjukan pengganti yang sesuai untuk memastikan keberlanjutan operasional dan tata kelola perusahaan yang baik.

    Pengunduran diri empat petinggi sekaligus dapat memberikan dampak jangka pendek terhadap dinamika internal perusahaan. Namun, sebagai perusahaan yang memiliki pengalaman panjang di industri, FASW diyakini mampu beradaptasi dan mengambil langkah strategis untuk memastikan transisi yang mulus.

    Sekretaris Perusahaan FASW itu, menegaskan bahwa proses ini akan dilakukan sesuai dengan ketentuan dan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG). Hal ini menjadi sinyal positif bahwa perusahaan tetap menjaga stabilitas meskipun menghadapi perubahan signifikan di jajaran manajemen.

    "Perubahan dalam struktur manajemen sering kali menjadi perhatian utama bagi investor. Namun, keputusan ini juga dapat dilihat sebagai peluang untuk menghadirkan perspektif baru dalam kepemimpinan perusahaan," jelasnya.

    Tantangan Keuangan yang Dihadapi FASW

    Perubahan signifikan dalam struktur manajemen Fajar Surya Wisesa terjadi bersamaan dengan tantangan keuangan yang dihadapi perusahaan pada kuartal III 2024. Dinamika internal perusahaan, termasuk pengunduran diri empat petinggi, menambah tantangan yang dihadapi oleh FASW dalam upayanya mempertahankan stabilitas operasional dan keuangan. Namun, langkah strategis yang diambil melalui tata kelola perusahaan yang baik diharapkan dapat membantu perusahaan mengatasi tekanan ini.

    FASW melaporkan kinerja keuangan yang mengalami tekanan berat pada kuartal III 2024. Perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp806,2 miliar, meningkat signifikan dibandingkan rugi bersih sebesar Rp436,1 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini menghasilkan rugi bersih per saham sebesar Rp322,47 per lembar.

    Pendapatan FASW tetap stagnan di angka Rp5,7 triliun pada sembilan bulan pertama 2024, tidak menunjukkan pertumbuhan dibandingkan periode yang sama tahun 2023. FASW mencatat rugi kotor sebesar Rp317,4 miliar dengan margin kotor negatif 5,6 persen, penurunan tajam dibandingkan laba kotor sebesar Rp51,5 miliar pada periode yang sama tahun 2023.

    EBITDA pada sembilan bulan pertama 2024 tercatat negatif Rp362,7 miliar, dengan margin EBITDA negatif 6,4 persen. Ini menunjukkan peningkatan kerugian dari Rp 36,2 miliar pada sembilan bulan pertama 2024. Rugi bersih perseroan mencapai Rp806,2 miliar dengan margin bersih negatif 14,1 persen. Rugi bersih meningkat 84,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023.

    Penurunan margin kotor, EBITDA, dan laba bersih mencerminkan efisiensi operasional yang menurun dan tingginya tekanan biaya, termasuk beban bunga yang mencapai Rp377,1 miliar. Rasio utang terhadap ekuitas sebesar 2,55x menunjukkan struktur pendanaan yang sangat bergantung pada utang. Rasio EBITDA terhadap beban bunga negatif mengindikasikan ketidakmampuan perseroan untuk menutupi biaya bunga dari operasi. Posisi kas Rp29,1 miliar jauh dari cukup untuk menutupi utang jangka pendek Rp6,7 triliun, menimbulkan risiko likuiditas yang signifikan.

    FASW akan Gelar Right Issue

    Sebelumnya, FASW mengumumkan rencana penambahan modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. Melalui keterbukaan informasi resmi, FASW menyatakan akan menerbitkan hingga 1 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp500 per saham.

    Rencana ini akan dibahas dan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 22 Januari 2025. Saham baru tersebut akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan memiliki hak yang sama seperti saham-saham yang telah beredar, termasuk hak atas dividen.

    FASW menyatakan bahwa dana hasil rights issue, setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan untuk beberapa tujuan strategis, di antaranya pengurangan liabilitas perseroan, pengembangan usaha, penambahan modal kerja, dan keperluan usaha lainnya. Detail final mengenai penggunaan dana akan diungkapkan lebih lanjut dalam prospektus resmi.

    Langkah ini dinilai strategis mengingat kondisi keuangan FASW yang mengalami tekanan berat pada kuartal III 2024. Perseroan mencatatkan rugi bersih sebesar Rp806,2 miliar, naik signifikan dibandingkan rugi bersih Rp436,1 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan posisi kas hanya Rp29,1 miliar dan utang jangka pendek mencapai Rp6,7 triliun, rights issue ini diharapkan dapat memperbaiki struktur keuangan perusahaan. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.