KABARBURSA.COM -
Lebih mengkhawatirkan, separuh dari mereka hanya mampu menyisihkan 1-20 persen dari penghasilannya, yang hanya cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari selama tiga bulan ke depan.
Padahal, kebiasaan menabung sangat vital untuk menghadapi kondisi darurat dan merencanakan tujuan finansial jangka panjang seperti pendidikan, rumah, atau modal usaha. Dengan fondasi menabung yang kuat, generasi muda dapat mengurangi ketergantungan pada utang dan lebih siap menghadapi situasi darurat tanpa harus menambah beban keuangan di masa depan.
Pemerintah terus menggencarkan pentingnya budaya menabung, salah satunya melalui Hari Indonesia Menabung setiap 20 Agustus. Seperti dikutip di Jakarta, Senin 19 Agustus 2024.
Selain itu, inovasi dalam layanan perbankan seperti bank digital diharapkan dapat mendorong budaya menabung di kalangan generasi muda. Namun, studi Populix menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen generasi Z dan Y hanya menggunakan bank digital untuk transaksi, sementara hanya 36 persen yang benar-benar menggunakannya untuk menabung.
Menyikapi fenomena ini, Krom Bank, sebagai salah satu pelaku perbankan digital, telah merancang produk dan layanan yang tak hanya relevan dengan gaya hidup generasi muda, tapi juga mempermudah proses menabung dan investasi secara seamless.
Anton Hermawan, Presiden Direktur PT Krom Bank Indonesia Tbk (IDX), menuturkan meskipun terlihat sederhana, konsistensi menabung merupakan pondasi yang harus kuat sebelum beralih ke produk keuangan lain seperti investasi.
"Menabung bukan sekadar menyisihkan uang, tetapi juga membangun disiplin dan kebiasaan baik untuk masa depan yang lebih terencana. Di kalangan anak muda, kami melihat kecenderungan menabung untuk tujuan spesifik, seperti liburan, membeli gadget, pendidikan, atau uang muka rumah. Ini positif karena tujuan yang jelas membantu mereka lebih disiplin," tuturnya.
Oleh karena itu, inovasi digital di bank digital harusnya tidak hanya mempermudah menabung, tapi juga membuatnya lebih menyenangkan dan relevan dengan gaya hidup mereka.
Untuk menjawab kebutuhan menabung generasi muda, Krom Bank menghadirkan fitur yang memungkinkan nasabah memiliki hingga 20 tabungan dalam satu rekening untuk berbagai kebutuhan.
Fitur ini memudahkan mereka mengelola dan mengalokasikan dana sesuai tujuan finansial masing-masing. Selain itu, deposito juga bisa menjadi opsi bagi mereka yang ingin meraih keuntungan lebih optimal. Krom Bank bahkan memberikan fleksibilitas hingga 20 deposito dalam satu rekening.
Dengan fleksibilitas berbagai jenis tabungan dan deposito dalam satu rekening, nasabah dapat mengatur tujuan finansial spesifik mereka secara lebih terstruktur sambil memaksimalkan keuntungan. Inovasi dan fleksibilitas ini dihadirkan untuk membangun kebiasaan menabung bagi anak muda, sejalan dengan fokus Krom Bank membantu generasi muda mencapai kemandirian finansial, jelas Anton.
Membangun Budaya Menabung
Inovasi digital telah merevolusi cara anak muda mengelola keuangan. Selain fleksibilitas menabung, apa saja peran inovasi perbankan digital dalam membangun budaya menabung di kalangan anak muda? Berikut beberapa aspek kuncinya:
Aplikasi mobile yang user-friendly dan terintegrasi. Kemudahan dan kepraktisan menjadi kunci bagi generasi muda. Mulai dari pembukaan rekening, menabung, hingga pengaturan anggaran, semuanya tersedia dalam satu aplikasi. Inovasi ini memungkinkan akses yang lebih mudah dengan pengalaman pengguna yang seamless.
Nilai keuntungan optimal. Selain kemudahan, bank digital juga menawarkan bunga yang lebih tinggi daripada bank konvensional tanpa biaya admin. Ini menjadi daya tarik bagi generasi muda untuk menabung secara konsisten. Misalnya, di Krom Bank, nasabah bisa menikmati bunga tabungan hingga 6 persen per tahun dan deposito hingga 8,75 persen per tahun.
Pengelolaan keuangan dalam genggaman. Perbankan digital kini dilengkapi e-statement yang memudahkan nasabah memantau perkembangan tabungan secara real-time sekaligus mendukung perencanaan finansial. Krom Bank juga menawarkan fitur Money Journey, yang membantu nasabah merencanakan dan mengelola keuangan lebih efisien, mulai dari ringkasan aset, rincian arus kas, hingga penilaian kesehatan finansial.
Teknologi dalam industri keuangan seharusnya mampu mendorong generasi muda mengelola keuangannya dengan lebih baik. Di tengah arus konsumerisme yang kuat, kebiasaan menabung menjadi semakin krusial. Oleh karenanya, membangun budaya menabung di kalangan muda bukan hanya soal edukasi, tetapi juga inovasi layanan keuangan yang menyenangkan dan sesuai dengan gaya hidup mereka. Kami yakin bahwa kolaborasi edukasi dan inovasi ini mampu menciptakan kebiasaan menabung yang berkelanjutan di generasi muda Indonesia untuk mencapai tujuan finansial mereka, tutup Anton.(*)