KABARBURSA.COM - Bitcoin, aset kripto terkemuka di dunia, mengalami penurunan pada hari ini, Selasa, 11 Juni 2024, lebih dari 2 persen dalam 24 jam terakhir menjadi USD67,900, melanjutkan penurunan dari level tertinggi terbaru yang mendekati USD72,000.
Ethereum, koin terbesar kedua, juga turun di bawah USD3,550. Sementara Indeks CoinDesk 20 turun 1 persen menjadi 2,370 poin, mencerminkan sentimen negatif di pasar kripto.
Penurunan harga ini diikuti oleh keluarnya dana sebesar USD64.9 juta dari ETF bitcoin spot yang terdaftar di Amerika Serikat (AS). Ini merupakan kerugian pertama sejak 23 Mei, menurut data Farside Investors. Meskipun arus masuk baru-baru ini kuat, minat tersebut lebih banyak berasal dari perdagangan basis non-directional daripada taruhan bullish langsung.
Pengaruh di Pasar Tradisional
Saham China turun lebih dari 1 persen, memimpin kerugian di indeks ekuitas Asia di tengah kekhawatiran pasar properti yang berlarut-larut dan laporan bahwa Bank of Japan (BoJ) mungkin akan mengurangi pembelian obligasi minggu ini.
Indeks dolar, yang mengukur nilai tukar dolar terhadap sekeranjang mata uang fiat utama, menguat selama dua hari berturut-turut sementara harga obligasi AS yang dianggap sebagai aset aman naik, menurunkan imbal hasil. Imbal hasil obligasi 10 tahun turun tiga basis poin menjadi 4.45 persen.
Dampak Terhadap Pasar Kripto di Indonesia
Penurunan harga Bitcoin ini memiliki dampak signifikan terhadap pasar kripto di Indonesia. Bitcoin sering dianggap sebagai indikator kesehatan pasar kripto karena dominasi dan popularitasnya. Ketika Bitcoin turun, investor mungkin merasa cemas dan enggan untuk berinvestasi lebih lanjut.
Dengan semakin banyaknya investor yang memantau pergerakan harga BTC IDR (Bitcoin ke Rupiah Indonesia), fluktuasi harga global seperti ini dapat memengaruhi sentimen dan aktivitas perdagangan lokal, yang pada gilirannya dapat mengurangi volume perdagangan dan likuiditas di pasar.
Fransiskus, Product Manager Bittime, menyatakan, penurunan harga Bitcoin menunjukkan betapa dinamisnya pasar kripto. Investor di Indonesia harus selalu waspada terhadap perubahan global yang dapat memengaruhi harga BTC IDR.
"Di Bittime, kami berkomitmen untuk menyediakan platform yang aman dan andal bagi para investor untuk mengelola portofolio kripto mereka dengan lebih baik. Kami yakin bahwa edukasi dan informasi yang tepat adalah kunci untuk menghadapi volatilitas pasar ini," tutur Fransiskus dalam keterangannya, Selasa, 11 Juni 2024.
Ketidakpastian Politik dan Ekonomi
Keberhasilan partai-partai sayap kanan dalam pemilu Eropa baru-baru ini dan pengumuman cepat hasil jajak pendapat (quick poll) di Prancis menimbulkan kekhawatiran tentang persatuan Uni Eropa. Hal ini menambah ketidakpastian di pasar.
Selain itu, data inflasi AS (CPI) dan keputusan suku bunga oleh The Fed pada hari Rabu membuat investor tetap waspada. Rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada hari Rabu juga akan mengungkap proyeksi terbaru bank sentral, termasuk perkiraan suku bunga di masa depan.
"Penurunan harga Bitcoin baru-baru ini menyoroti betapa dinamisnya pasar kripto dan pentingnya memahami faktor-faktor yang memengaruhinya," terangnya.
Bagi investor Indonesia, memantau perkembangan global dan bagaimana mereka memengaruhi BTC IDR adalah kunci untuk membuat keputusan investasi yang lebih baik. Untuk informasi lebih lanjut tentang harga BTC IDR dan bagaimana mengoptimalkan investasi Anda dalam Bitcoin, kunjungi Bittime.
Sebelumnya harga Bitcoin masih menemui kesulitan untuk mendekati level tertinggi sepanjang masa di level USD75.000 dan masih dalam fase konsolidasi. Pada Jumat, 7 Juni 2024, BTC bahkan sempat merosot di bawah USD70.000. Namun, pada perdagangan Senin 10 Juni 2024 pukul 15.30 WIB, menurut data dari CoinmarketCap, harga Bitcoin mengalami kenaikan sebesar 0,20 persen menjadi USD 69.467.
Menurut Fyqieh Fachrur, seorang trader berpengalaman dari Tokocrypto, secara mendalam menganalisis kondisi pasar Bitcoin. Dari perspektif teknikalnya, ia menyoroti bahwa zona dukungan yang kritis berada di sekitar angka USD 69.000, yang telah terbukti efektif dalam menghalangi Bitcoin dari kemungkinan penurunan kembali ke level USD 60.000. Dengan keyakinan yang kuat, Fyqieh juga mengungkapkan prediksinya bahwa Bitcoin memiliki potensi untuk menembus level resistensi yang signifikan di atas USD 72.000. Melampaui angka ini, dia memperkirakan bahwa harga Bitcoin bisa melanjutkan penguatannya menuju rekor tertinggi di sekitar USD 75.000.
"Kami sedang memasuki periode yang sangat menarik di pasar cryptocurrency. Momentum yang terbangun dalam pekan ini dapat menjadi penentu krusial bagi kelanjutan reli Bitcoin," kata Fyqieh dengan keyakinan, sambil menambahkan, "Saya memperkirakan bahwa Bitcoin akan terus menanjak menuju level tertinggi baru, sesuai dengan prediksi sebelumnya, dan mungkin bahkan melebihi ekspektasi, hingga mencapai kisaran USD 75.000."
Pernyataan Fyqieh tersebut disampaikan pada Senin, 10 Juni 2024, menandai pengamatannya terhadap tren pasar yang sedang berlangsung. Dengan pemahaman yang mendalam tentang dinamika harga Bitcoin dan pengaruhnya terhadap pasar secara keseluruhan, pandangannya memberikan wawasan berharga bagi para pelaku pasar dan investor yang berminat dalam cryptocurrency. (yun/*)