KABARBURSA.COM - Senin, 29 Juli 2024, harga emas Logam Mulia Antam 24 karat mengalami lonjakan signifikan dibandingkan dengan sesi perdagangan sebelumnya.
Harga emas Antam naik sebesar Rp6.000 per gram, mencapai Rp1.402.000 per gram.
Untuk ukuran terkecil, yaitu seberat 0,5 gram, harganya kini mencapai Rp751.000. Dan, berat 10 gram dihargai Rp13.515.000.
Sedangkan untuk emas Antam dengan ukuran terbesar, yakni 1.000 gram (1 kilogram), harganya mencapai Rp1.342.600.000.
Dalam satu pekan terakhir, harga emas Antam mengalami fluktuasi antara Rp1.386.000 per gram hingga Rp1.406.000 per gram.
Sementara itu, dalam sebulan terakhir, harga emas berada dalam rentang Rp1.363.000 per gram hingga Rp1.427.000 per gram.
Selain itu, harga buyback emas Antam juga mengalami kenaikan sebesar Rp6.000 per gram, mencapai Rp1.260.000 per gram. Harga buyback ini berlaku jika Anda memutuskan untuk menjual emas kepada Antam.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34 Tahun 2017, pembelian emas batangan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) 22 sebesar 0,9 persen. Untuk mendapatkan potongan pajak yang lebih rendah, yaitu 0,45 persen, pembeli harus mencantumkan nomor NPWP dalam transaksi.
Berikut adalah rincian harga emas hari ini dari Antam berdasarkan beratnya, dari 0,5 gram hingga 1.000 gram:
- Emas batangan 0,5 gram: Rp751.000
- Emas batangan 1 gram: Rp1.402.000
- Emas batangan 2 gram: Rp2.744.000
- Emas batangan 3 gram: Rp4.091.000
- Emas batangan 5 gram: Rp6.785.000
- Emas batangan 10 gram: Rp13.515.000
- Emas batangan 25 gram: Rp32.662.000
- Emas batangan 50 gram: Rp67.245.000
- Emas batangan 100 gram: Rp134.412.000
- Emas batangan 250 gram: Rp335.765.000
- Emas batangan 500 gram: Rp671.320.000
- Emas batangan 1.000 gram: Rp1.342.600.000.
Antam Raup Laba Rp1,55 Triliun di Semester I-2024
Perusahaan tambang emas milik negara, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam mengalami penurunan laba bersih meskipun penjualan meningkat sepanjang semester I 2024.
Menurut laporan keuangan yang dipublikasikan, ANTM mencatat total penjualan sebesar Rp23,18 triliun selama semester I 2024. Angka ini naik 7,05 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp21,66 triliun.
Penjualan ANTM didominasi oleh produk emas sebesar Rp18,82 triliun, bijih nikel sebesar Rp1,9 triliun, feronikel sebesar Rp1,52 triliun, alumina sebesar Rp724,94 miliar, dan perak sebesar Rp34,80 miliar. Selain itu, pendapatan dari jasa pemurnian logam mulia mencapai Rp98,18 miliar.
Seiring dengan peningkatan penjualan, beban pokok ANTM juga meningkat menjadi Rp21,18 triliun, naik 21,61 persen dibandingkan semester I 2023 yang sebesar Rp12,42 triliun. Akibatnya, laba kotor menurun 52,75 persen menjadi Rp2 triliun dari Rp4,24 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Meskipun demikian, ANTM memperoleh laba selisih kurs sebesar Rp576 miliar, penghasilan lain-lain sebesar Rp70,51 miliar, dan penghasilan keuangan sebesar Rp277,95 miliar.
Setelah memperhitungkan beban dan pos lainnya, ANTM mencatat penurunan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp1,55 triliun, lebih rendah 17,95 persen dibandingkan semester I 2023 yang sebesar Rp1,88 triliun.
ANTM juga mencatat total liabilitas sebesar Rp9,49 triliun per Juni 2024, terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp6,74 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp2,74 triliun. Total ekuitas tercatat sebesar Rp29,69 triliun dengan total aset mencapai Rp39,18 triliun.
Sekretaris Perusahaan Antam, Syarif Faisal Alkadrie, mengatakan bahwa kinerja keuangan ANTM didukung oleh produksi dan penjualan komoditas utama yang kuat. Syarif juga menyebutkan bahwa ANTM berhasil melakukan pengendalian biaya yang efisien, sehingga mampu mencatatkan Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation and Amortization (EBITDA) sebesar Rp2,42 triliun.
Kinerja ANTM pada semester I 2024 terjadi di tengah tantangan geopolitik-ekonomi global dan fluktuasi harga komoditas.
“Antam berhasil mengatasi tantangan operasional yang disebabkan oleh kendala perizinan melalui strategi adaptif dengan mencatatkan pertumbuhan penjualan 7 persen,” kata Syarif dalam keterbukaan informasi, Senin, 29 Juli 2024.
Kontribusi terbesar berasal dari penjualan domestik yang mencapai Rp21,12 triliun atau 91 persen dari total penjualan bersih ANTM pada semester I 2024.
Syarif menyatakan bahwa hal ini sejalan dengan strategi ANTM untuk memperkuat basis pelanggan domestik, memberikan fondasi yang lebih solid untuk pertumbuhan jangka panjang dan ketahanan bisnis di tengah tantangan geopolitik dan ekonomi global.
Dari sisi pergerakan saham, hingga pukul 10:26 WIB pada perdagangan hari ini, harga saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menunjukkan kenaikan sebesar 2,32 persen, mencapai level Rp1.325 per saham. Meskipun demikian, jika dilihat dari kinerja year to date (ytd), harga saham ANTM masih mengalami penurunan yang signifikan sebesar 22,29 persen.
Penurunan ini mencerminkan tantangan yang dihadapi perusahaan sepanjang tahun ini, meskipun ada indikasi perbaikan dalam perdagangan harian. Analis pasar memantau pergerakan ini dengan cermat untuk menentukan potensi arah harga saham ANTM di masa mendatang. (*)