KABARBURSA.COM - Harga emas kembali mengalami kenaikan setelah sempat mengalami koreksi selama beberapa pekan terakhir.
Peningkatan harga emas ini didorong oleh data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan kelemahan baru-baru ini, sehingga pasar semakin yakin bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada akhir 2024.
Menurut data dari Bloomberg, harga emas spot naik 0,27 persen dalam sehari, mencapai USD2.375,5 per ons troi pada Jumat, 21 Juni 2024. Secara mingguan, harga emas telah naik sebesar 1,12 persen.
Rivanda Alwan, peneliti dan pengembang di ICDX, menyatakan bahwa pergerakan harga emas cenderung sepi karena kurangnya sentimen fundamental yang kuat untuk mendorong pergerakan lebih lanjut.
Namun, harga emas kembali naik berkat dorongan dari data penjualan ritel AS yang mengecewakan.
Penjualan ritel di AS hanya naik sebesar 0,1 persen pada Mei 2024, sementara angka bulan sebelumnya direvisi menjadi minus 0,2 persen.
Revisi ini menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi di AS tetap lesu pada kuartal kedua.
Ketegangan geopolitik yang masih berlangsung di Timur Tengah, serta ketidakpastian politik baru di Eropa, juga memberikan dukungan tambahan bagi logam mulia sebagai safe haven.
"Namun, penguatan dolar AS yang didorong oleh inflasi yang tinggi menjadi faktor utama yang akan menekan harga emas," kata Rivanda pada Kamis, 20 Juni 2024.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka, Sutopo Widodo, menyarankan agar investor tidak melakukan investasi emas dalam jangka pendek.
Namun, untuk jangka menengah atau panjang, emas masih berpotensi memberikan keuntungan.
Rivanda memperkirakan harga emas akan berada di kisaran USD2.400–USD2.500 per ons troi hingga akhir 2024.
Harga Emas Antam Hari ini Turun Rp14.000
Harga emas batangan bersertifikat Antam keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mengalami penurunan pada Sabtu, 22 Juni 2024, setelah sebelumnya mengalami lonjakan pada hari Jumat.
Berdasarkan informasi dari situs Logam Mulia, harga satu gram emas Antam turun menjadi Rp1.357.000. Harga ini turun sebesar Rp14.000 dari harga sebelumnya pada Jumat, 21 Juni 2024, yang tercatat di Rp1.371.000 per gram.
Selain itu, harga buyback emas Antam juga mengalami penurunan. Harga buyback kini berada di level Rp1.235.000 per gram, turun Rp14.000 dibandingkan dengan harga buyback pada Jumat, 21 Juni yang berada di Rp1.249.000 per gram.
Berikut adalah daftar harga emas batangan Antam dalam berbagai pecahan per Sabtu, 22 Juni 2024 sebelum pajak:
- Harga emas 0,5 gram: Rp728.500
- Harga emas 1 gram: Rp1.357.000
- Harga emas 5 gram: Rp6.560.000
- Harga emas 10 gram: Rp13.065.000
- Harga emas 25 gram: Rp32.537.000
- Harga emas 50 gram: Rp64.995.000
- Harga emas 100 gram: Rp129.912.000
- Harga emas 250 gram: Rp324.515.000
- Harga emas 500 gram: Rp648.820.000
- Harga emas 1.000 gram: Rp1.297.600.000.
Harga Emas Batangan Diprediksi Mencapai USD2.700
Emas batangan tetap diminati meskipun harganya terus naik dan berpotensi mencapai titik jenuh. Beberapa analis memprediksi harga emas batangan di pasar bisa mencapai USD2.700 per troy ons, naik dari posisi terakhir di USD2.332,79 per troy ons.
"Saya melihat harga emas akan mencapai USD2.600-2.700 per troy ons dengan sangat mudah tahun ini,” ujar Amar Singh, Head of Metals untuk kawasan Asia-Pasifik dan Timur Tengah di StoneX, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Para investor emas batangan memilih mengamankan diri dari risiko dan ketidakpastian politik dengan membeli emas, terutama di tengah penurunan mata uang lokal. Tahun 2024, sebanyak 40 negara di dunia akan mengadakan pemilu, yang menjadi topik utama dalam Asia Pacific Precious Metals Conference.
Selain itu, belum ada tanda-tanda pemulihan ekonomi dari China, ekonomi terbesar di dunia, yang masih menghadapi gejolak di pasar properti dan saham lokal.
China tetap diperkirakan akan menjadi pasar ritel emas paling dominan di Asia. Emas memiliki sejarah panjang sebagai alat penyimpan nilai di China, yang juga merupakan konsumen terbesar dan produsen utama emas di dunia.
CEO London Bullion Market Association (LBMA), Ruth Crowell, mengatakan bahwa pasar China kemungkinan besar akan menjadi pendorong utama dalam penemuan harga emas, dengan proyeksi bahwa permintaan emas di Asia akan terus meningkat. Faktor-faktor yang disebutkan sebelumnya membuat logam emas lebih mahal bagi sebagian besar pembeli.
Reli emas batangan belum terbendung, dengan mencatat kenaikan sebesar 16 persen sejak pertengahan Februari. Kepala analisis pasar di StoneX Financial Ltd, Rhona O’Connell, menyatakan bahwa perubahan sentimen jelas telah mendorong harga emas ke tingkat yang lebih tinggi.
“Hal ini membuat orang kembali tertarik. Namun, ini bukan hanya reaksi terhadap harga, melainkan reaksi terhadap faktor-faktor yang mendorong harga, yaitu ketidakpastian dan konsep risiko,” jelasnya.
Di Jepang, pembelian emas tetap tinggi meskipun melemahnya yen membuat emas batangan menjadi lebih mahal bagi pembeli. “Kami melihat adanya penjualan, tentu saja, tetapi lebih banyak pembelian pada level tertinggi dalam sejarah. Ini belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Bruce Ikemizu, direktur utama Japanese Bullion Market Association.
Namun, dalam jangka panjang, ada alasan untuk meredam tren bullish ini karena prospek geopolitik mungkin akan stabil setelah siklus pemilu besar-besaran tahun ini berakhir.
“Hal ini menghilangkan satu elemen pendukung, kecuali rezim yang berkuasa cukup membuat masyarakat khawatir,” pungkas O’Connell. (bay/*)