Logo
>

Harga Pangan Naik, Beras dan Cabai Melambung

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Harga Pangan Naik, Beras dan Cabai Melambung

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga pangan seperti beras, bawang, dan cabai kembali mengalami kenaikan, berdasarkan catatan Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Kamis, 26 September 2024.

    Mengacu pada data Panel Harga Bapanas yang dirilis pukul 07.20 WIB, harga beras premium di tingkat pengecer secara nasional naik 2,19 persen atau setara Rp340 menjadi Rp15.860 per kg. Selain itu, beras medium juga mengalami peningkatan sebesar 2,28 persen atau Rp310 menjadi Rp13.900 per kg, sedangkan beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) dari Bulog naik tipis 0,16 persen atau Rp20 menjadi Rp12.590 per kg.

    Untuk komoditas bawang, harga bawang merah naik 4,02 persen atau Rp1.110 menjadi Rp28.730 per kg, dan bawang putih bonggol naik 1,86 persen atau Rp740 menjadi Rp40.490 per kg.

    Harga cabai merah keriting mengalami kenaikan tipis 0,85 persen atau Rp280 menjadi Rp33.249 per kg, sedangkan cabai rawit merah naik lebih signifikan sebesar 5,36 persen atau Rp2.450 menjadi Rp48.200 per kg.

    Di sisi lain, harga daging sapi murni justru turun 6,46 persen atau Rp8.700 menjadi Rp126.070 per kg. Namun, harga daging ayam ras naik 7,91 persen atau Rp2.740 menjadi Rp37.380 per kg, disertai kenaikan harga telur ayam ras sebesar 4,22 persen atau Rp1.200 menjadi Rp29.640 per kg.

    Harga kedelai biji kering impor turun tipis 0,09 persen atau Rp10 menjadi Rp10.810 per kg, sementara harga gula konsumsi naik 2,08 persen atau Rp370 menjadi Rp18.200 per kg.

    Untuk minyak goreng, harga minyak goreng kemasan sederhana naik 0,33 persen atau Rp60 menjadi Rp18.210 per kg, sedangkan minyak goreng curah naik 0,86 persen atau Rp140 menjadi Rp16.480 per kg.

    Harga tepung terigu curah naik 0,59 persen atau Rp60 menjadi Rp10.250 per kg, dan tepung terigu non-curah naik 2,75 persen atau Rp360 menjadi Rp13.470 per kg.

    Di sektor pertanian, harga jagung di tingkat peternak meningkat 9,68 persen atau Rp580 menjadi Rp6.570 per kg, sementara harga garam halus beryodium naik 1,39 persen atau Rp160 menjadi Rp11.660 per kg.

    Pada komoditas ikan, harga ikan kembung naik 0,93 persen atau Rp350 menjadi Rp37.810 per kg, sedangkan ikan tongkol turun 0,35 persen atau Rp110 menjadi Rp31.770 per kg. Adapun harga ikan bandeng mengalami kenaikan 5,42 persen atau Rp1.800 menjadi Rp35.020 per kg.

    Impor Pangan

    Indonesia ternyata masih juara impor. Mengutip dari data Badan Pusat Statistik, 17 September 2024, selama periode Januari hingga Agustus 2024, impor bahan pangan strategis Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan, terutama pada komoditas seperti gandum, gula, beras, dan ikan. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya kenaikan impor beberapa komoditas penting ini, meski ada juga yang menunjukkan penurunan dari segi volume.

    Impor bahan pangan, yang meliputi gandum, gula, beras, dan ikan, memberikan kontribusi besar terhadap total impor non-migas Indonesia. Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini, mengungkapkan bahwa total impor gandum, gula, dan beras menyumbang sekitar 5,07 persen dari keseluruhan impor non-migas Indonesia. Meski ada perbedaan tren di antara komoditas tersebut, ketergantungan Indonesia pada impor bahan pangan terus berlanjut untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

    Kenaikan Impor Gandum dan Meslin

    Gandum dan meslin, yang merupakan bahan dasar penting dalam industri pangan Indonesia, mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pada periode Januari-Agustus 2024, nilai impor gandum dan meslin naik sebesar 3,84 persen, dari USD2,46 miliar pada tahun sebelumnya menjadi USD2,56 miliar. Volume impor bahkan naik lebih tajam, yakni sebesar 25,35 persen, dari 6,73 juta ton menjadi 8,43 juta ton.

    Peningkatan ini menandakan tingginya permintaan bahan baku dalam negeri, terutama untuk industri pangan seperti roti, mie, dan produk-produk berbahan gandum lainnya. Negara-negara pemasok utama gandum Indonesia meliputi Australia dengan volume 2,27 juta ton (USD707,39 juta), Kanada dengan 1,82 juta ton (USD639,71 juta), dan Argentina dengan 1,32 juta ton (USD373,56 juta).

    Lonjakan Impor Beras

    Komoditas beras, yang menjadi bahan pangan pokok utama di Indonesia, mencatat peningkatan yang signifikan dalam impor. Pada periode Januari-Agustus 2024, volume impor beras mencapai 3,05 juta ton, atau naik 91,85 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 1,59 juta ton. Secara nilai, impor beras melonjak 121,34 persen, dari USD863,62 juta pada Januari-Agustus 2023 menjadi USD1,91 miliar.

    Thailand menjadi pemasok terbesar beras untuk Indonesia, dengan volume 1,13 juta ton (USD734,78 juta), diikuti oleh Vietnam dengan 0,87 juta ton (USD542,86 juta), dan Pakistan dengan 0,46 juta ton (USD290,56 juta).

    Kenaikan impor beras ini mencerminkan adanya langkah strategis dari pemerintah untuk menjaga stok beras dalam negeri, terutama dalam menghadapi tantangan cuaca dan produksi yang belum stabil.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).