KABARBURSA.COM - Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) memberi kabar bahwa awak kapal milik Yunani yang rusak akibat serangan militan Houthi Yaman kini telah dievakuasi.
Serangan di dekat pelabuhan Hodeidah di Yaman pada Rabu, 12 Juni 2024, itu menyebabkan banjir parah dan kerusakan pada ruang mesin, sehingga kapal tidak dapat bermanuver.
Kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran telah mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap Tutor dan kapal lain, Verbena, di Teluk Aden, selama beberapa hari terakhir.
Dilansir dari The Guardian, serangan mereka juga merusak dua kapal lainnya dalam seminggu terakhir, menandai peningkatan efektivitas yang signifikan, kata perusahaan keamanan Inggris Ambrey.
Kelompok Houthi telah menggunakan drone dan rudal untuk menargetkan kapal-kapal di Laut Merah, Selat Bab al-Mandab dan Teluk Aden sejak November, sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina dalam perang Gaza.
Mereka telah menenggelamkan satu kapal, menyita kapal lain dan menewaskan tiga pelaut dalam serangan terpisah.
“Situasi ini tidak bisa dibiarkan,” kata Sekretaris Jenderal Organisasi Maritim Internasional, Arsenio Dominguez, dalam sebuah pernyataan.
Sejumlah 22 awak kapal Tutor sebagian besar adalah orang Filipina, kata sekretaris Departemen Pekerja Migran Filipina, Hans Cacdac, pada konferensi pers di Manila.
Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, mengatakan pihak berwenang di negaranya sedang berkoordinasi dengan UKMTO untuk membawa para awak kapal ke Djibouti dan membawa mereka pulang.
Kampanye udara dan laut yang dilakukan Houthi telah mengganggu pengiriman global, menyebabkan penundaan dan biaya yang membengkak melalui rantai pasokan.
Setidaknya 65 negara dan perusahaan energi dan pelayaran besar termasuk Shell, BP, Maersk dan Cosco terkena dampaknya, menurut laporan intelijen AS.
Rudal Hantam Kapal Kargo
Sementara itu, dua rudal jelajah diluncurkan oleh Houthi pada Kamis, 13 Juni 2024 dan menghantam sebuah kapal kargo curah di Teluk Aden.
Dilaporkan seorang pelaut terluka dan harus dievakuasi. Kapal yang diserang adalah M/V Verbena, berbendera Palauan, milik Ukraina, dan dioperasikan oleh Polandia.
Laporan kerusakan diutarakan Komando Pusat AS (CENTCOM). Dikatakan bahwa korban kini terluka parah.
"Melaporkan kerusakan dan kebakaran di kapal. Awak kapal terus memadamkan api. Seorang pelaut sipil terluka parah dalam serangan itu," tulis laporan CENTCOM, seperti yang dimuat oleh AFP.
"Pesawat dari USS Laut Filipina (CG 58) secara medis mengevakuasi pelaut yang terluka ke kapal mitra terdekat untuk mendapatkan perawatan medis," tambahnya.
"Perilaku sembrono yang terus dilakukan oleh kelompok Houthi yang didukung Iran ini mengancam stabilitas regional dan membahayakan nyawa para pelaut di Laut Merah dan Teluk Aden," ujar laporan tersebut lagi.
Perlu diketahui, Kelompok Houthi telah menargetkan kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden sejak November 2023. Serangan dikatakan sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina selama perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Meskipun hal ini telah menyebabkan gangguan besar terhadap pelayaran internasional, namun jarang terjadi korban jiwa. AS dan Inggris sendiri turun ke wilayah itu dengan dalih mengamankan perdagangan kapal.
Sementara itu, Kelompok Houthi mengatakan mereka telah melakukan serangan terhadap tiga kapal dalam 24 jam terakhir, ermasuk di Verbena. Houthi mengatakan ini balasan atas serangan AS dan Inggris ke Yaman sebelumnya, menyasar kepentingan dan kelompok itu.
"Sebagai pembalasan atas kejahatan yang dilakukan terhadap rakyat kami di Jalur Gaza, dan sebagai tanggapan atas agresi Amerika-Inggris terhadap kami," tegasnya daam laporan yang sama.
Di sisi lain, Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) melaporkan ledakan di dekat kapal dagang di Laut Merah sekitar 80 mil laut barat laut pelabuhan Hodeida, tanpa kerusakan atau korban jiwa. Laut tersebut dikuasai Houthi.
Houthi Serang Tutor
Sebelumnya, kelompok Houthi menyerang Tutor, sebuah kapal curah berbendera Liberia, di barat daya Hodeida. Mereka mengaku telah menggunakan drone lintas laut dan udara, serta rudal balistik.
CENTCOM kemudian mengatakan bahwa Tutor tersebut ditabrak oleh "kapal permukaan tak berawak" Houthi. Ini "menyebabkan banjir parah dan kerusakan pada ruang mesin".
Laut Merah dan Teluk Aden sendiri adalah lalu lintas perdagangan internasional. Karena gangguan di sana banyak kapal kargo harus memutar tidak melintasi Terusan Suez dan memilih rute ke Tanjung Harapan Afrika Selatan (Afsel).
Ini memakan tambahan biaya perjalanan termasuk asuransi. Barang-barang otomatis jatuh ke konsumen dengan lebih mahal, dan dikhawatirkan menaikkan inflasi. (*)