KABARBURSA.COM – PT Indo Premier Sekuritas memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat dan menembus level 8.500 pada perdagangan pekan ini 17 sampai 21 November 2025.
Penguatan ini terjadi seiring meningkatnya spekulasi pasar terhadap peluang pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia pada 19 November 2025.
Ekspektasi tersebut diperkirakan kembali mendorong minat investor pada sektor-sektor sensitif suku bunga seperti perbankan, infrastruktur, dan properti.
Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, Indri Liftiany Travelin Yunus mengatakan, keyakinan pasar semakin kuat setelah sektor infrastruktur dan properti mencatatkan penguatan signifikan pada pekan lalu.
“Kenaikan ini menunjukkan optimisme investor terhadap potensi BI memangkas suku bunga acuan,” ujar Indri dalam keterangan resmi yang diterima KabarBursa.com Senin, 17 November 2025.
Indri menjelaskan, pada perdagangan pekan lalu, IHSG sempat menyentuh level All Time High di 8.478, sebelum melemah di akhir pekan dan ditutup pada level 8.370.
Investor asing tercatat melakukan net sell sebesar Rp332 miliar. Dari 11 sektor, terdapat enam sektor yang menguat, dipimpin oleh infrastruktur yang naik 6,92 persen dan properti yang meningkat 5,35 persen.
Kinerja IHSG sempat tertahan akibat sentimen global, terutama koreksi di Wall Street yang dipicu penurunan saham teknologi dan AI karena valuasi yang dinilai terlalu tinggi.
Meski demikian, berakhirnya government shutdown di Amerika Serikat memberi kepastian baru bagi pasar, terutama karena aktivitas pemerintahan kembali normal dan data ekonomi dapat dirilis sesuai jadwal.
Begitu juga dengan pernyataan hawkish The Federal Reserve turut menekan ekspektasi pemangkasan suku bunga di AS, sehingga memicu volatilitas di pasar global.
Memasuki pekan ini, Indri menilai pelaku pasar akan kembali fokus pada sektor-sektor yang sensitif terhadap arah suku bunga. “Kami melihat spekulasi terhadap sektor perbankan, infrastruktur, dan properti masih akan kuat,” ujarnya.
Menurutnya, para investor juga akan mencermati aksi korporasi sejumlah emiten yang berpotensi memanfaatkan momentum kenaikan harga saham pada November ini.
Indri memperkirakan IHSG bergerak variatif cenderung menguat dengan rentang support di level 8.325 dan resistance di 8.500.
Potensi penguatan ini didukung oleh sejumlah rilis data penting pada pekan ini, seperti FOMC Minutes pada 19 November, S&P Global Composite PMI Flash AS pada 21 November yang diproyeksikan turun tipis ke 53,8 dari 54,6, serta rangkaian data pengangguran AS yang dirilis pada 20 November.
Sentimen utama datang dari keputusan suku bunga Bank Indonesia yang akan diumumkan pada 19 November. Konsensus memperkirakan BI akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, langkah yang dipandang dapat memperkuat daya tarik sektor-sektor yang sensitif terhadap biaya pendanaan.
Jika pemangkasan benar terjadi, pasar diperkirakan merespons positif, terutama pada saham-saham perbankan dan properti yang berpotensi mencatat rebound lanjutan.
Menurut dia, kombinasi sentimen domestik dan global tersebut, pasar memasuki pekan ini dengan arah yang lebih terukur meski volatilitas tetap membayangi.
IPOT menilai peluang penguatan IHSG masih terbuka, apalagi jika ekspektasi pemangkasan suku bunga menjadi kenyataan dan investor kembali fokus pada sektor-sektor unggulan yang sebelumnya menjadi penopang utama indeks.(*)