KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah ke level 7541.558 atau turun 0,03 persen pada perdagangan penghujung pekan, Jumat, 4 Oktober 2024.
Mengutip data RTI Business, sebanyak 74 saham terpantau menguat, 46 saham melemah, dan 128 saham mengalami stagnan.
Adapun saham-saham yang bertengger di posisi top gainers pada pagi ini yakni SOTS (+13,26 persen), KLIN (+8,00 persen), MANG (+7,45 persen), ENRG (+7,08 persen), dan AKSI (+6,25 persen).
Sementara saham-saham yang mengalami pelemahan di antaranya OILS (-10,00 persen), CITY (-9,72 persen), BAJA (-8,65 persen), BNBA (-6,11 persen), dan EURO (-6,06 persen).
Sementara itu mengutip riset dari Research Team, PT Reliance Sekuritas Tbk, bursa Asia pada pagi ini telah diperdagangkan di zona hijau, saat laporan ini ditulis perdagangan indeks Nikkei 225 diperdagangkan menguat (+0.27 perse ). Sedangkan, index Kospi diperdagangkan menguat (+0.24 persen).
Research Team Reliance Sekuritas memproyeksikan jika IHSG akan kembali melanjutkan penurunannya dengan support pada level 7,420 dan resistance pada level 7,581.
"Sementara pasar masih akan mencermati meningkatnya harga oil meningkatnya kekhawatiran bahwa Israel akan memberikan serangan balasan yang menyasar infrastruktur minyak Iran," tulis mereka dalam risetnya kepada Kabarbursa.com.
IHSG Masih di Tren Positif
Transisi pemerintahan baru yang sedang dialami Indonesia diprediksi tidak memberikan dampak besar bagi perdagangan saham Indonesia. Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemungkinan akan mendapat angin segar di tengah agenda besar pemerintahan ini.
Diketahui, pada Oktober 2024 ada dua agenda besar yang sangat berpengaruh bagi masa depan bangsa, yaitu pelantikan anggota DPR dan DPD RI yang dilaksanakan Selasa, 1 Oktober 2024, dan pelantikan Presiden serta Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang akan dilaksanakan pada 20 Oktober mendatang.
Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi, mengatakan pasar saham Indonesia sedang menemukan tren positifnya meskipun di akhir September kemarin ditutup merah. Apalagi, belakangan ini sentimen yang mempengaruhi IHSG mayoritas berasal dari eksternal, seperti adanya stimulus dari Bank Central China.
Selain itu, adanya rilis kinerja emiten pada kuartal ketiga akan semakin mendorong sentimen positif IHSG.
“Stimulus ini yang membuat terjadinya inflow ke pasar China sangat deras dan di Indonesia kalau kita lihat kemarin untuk transaksi dalam satu pekan terakhir sudah terjadi outflow lebih dari Rp7 triliun. Kemudian, kita juga bisa berkaja dari tren tahun ke tahun, bahwa kinerja IHSG pada Oktober sepanjang lima tahun terakhir cukup baik,” ujar dia kepada Kabarbursa.com, Selasa, 1 Oktober 2024.
Itulah mengapa Audi begitu optimistis IHSG bisa menguat pada bulan ini.
“Kalau melihat di bulan Oktober atau dalam lima tahun terakhir, secara trend memang dalam bulan Oktober 60 persen probabilitas IHSG bisa menghijau,” tutur dia.
Sentimen-sentimen eksternal tersebut tidak hanya memberikan tren positif, tetapi juga membuat gejolak di bursa.
“Kami menyadari betul faktor-faktor internal dalam negeri akan memberikan sentimen positif. Saham perbankan diprediksi masih akan menjadi motor penggerak IHSG pada Oktober ini apalagi sejak Agustus kemarin, kinerja perbankan terbilang positif. Jadi saya optimis IHSG di bulan ini kemungkinan masih bisa terdorong lagi,” ucapnya.
Pasar Modal Tumbuh Positif
Diberitakan sebelumnya, Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang bertugas mengawasi pasar modal, Inarno Djajadi, menilai kinerja pasar modal Indonesia mengalami pertumbuhan positif seiring dengan membaiknya ekonomi global.
Dari awal September hingga 27 September 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik sebesar 0,34 persen, mencapai level 7.696, dan jika dilihat dari awal tahun IHSG mencatatkan penguatan 5,83 persen.
“Sejalan dengan sentimen positif di pasar keuangan global, pasar saham Indonesia pada September 2024 sempat mencapai rekor tertinggi di 7.905,” ujar Inarno dalam konferensi pers RDK OJK di Jakarta pada 1 Oktober 2024.
Namun, meskipun IHSG menunjukkan penguatan, nilai kapitalisasi pasar bursa saham domestik turun sebesar 1,82 persen (month to date/mtd) menjadi Rp12.875 triliun. Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap penguatan IHSG pada bulan September 2024 adalah masuknya dana asing ke pasar modal Indonesia.
“Net buy hingga 26 September tercatat sebesar Rp1,31 triliun, meskipun secara year to date net sell mencapai Rp 9,8 triliun,” tambah Inarno.
OJK melaporkan bahwa penghimpunan dana melalui penawaran umum di pasar modal Indonesia telah mencapai Rp137,05 triliun hingga saat ini. Mayoritas dari jumlah tersebut diperoleh melalui penawaran saham perdana, dengan nilai mencapai Rp4,39 triliun.(*)