KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan Rabu, 24 September 2025, melanjutkan penguatan ke level 8.158,34 naik 33,14 poin atau 0,41 persen dibanding penutupan sebelumnya. IHSG dibuka di 8.161,28 dengan level tertinggi awal sesi 8.163,12 dan terendah 8.155,71. Total transaksi seluruh pasar mencapai 5,95 juta lot senilai Rp687,31 miliar melalui 54.130 kali frekuensi di pasar reguler.
Investor asing terlihat agresif pada awal sesi dengan pembelian Rp11,20 triliun dan penjualan Rp5,65 triliun sehingga mencatatkan net buy di seluruh pasar Rp5,55 triliun. Di pasar reguler, net buy asing tercatat Rp451,06 miliar sedangkan di transaksi tunai dan negosiasi mencapai Rp5,10 triliuliun. Kn. Komposisi transaksi menunjukkan 26,56 persen investor asing dan 73,44 persen investor domestik.
Sejumlah saham mencatatkan lonjakan signifikan sejak awal perdagangan. PT Star Pacific Tbk (LPLI) melesat 25,00 persen ke Rp800. PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk (RISE) menguat 24,58 persen ke Rp2.230. PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) melonjak 24,41 persen ke Rp4.230. PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) naik 19,94 persen ke Rp10.675, sedangkan PT Pudjiadi Prestige Tbk (PUDP) menguat 17,65 persen ke Rp440.
Sebaliknya, sejumlah saham melemah pada awal sesi seperti PT Falmaco Nonwoven Industri Tbk (FLMC) yang turun 9,92 persen ke Rp236. PT Idea Indonesia Akademi Tbk (IDEA) terkoreksi 9,82 persen ke Rp147. PT Sumber Mas Konstruksi Tbk (SMKM) melemah 9,70 persen ke Rp242. PT Panca Anugrah Wisesa Tbk (MGLV) turun 7,98 persen ke Rp750, dan PT Bintang Samudera Mandiri Lines Tbk (BSML) turun 4,62 persen ke Rp124.
Dari sisi sektoral, sektor properti memimpin penguatan dengan kenaikan 1,39 persen diikuti sektor non-siklikal 1,12 persen, transportasi 0,50 persen, siklikal 0,49 persen, industri dasar 0,41 persen, industri 0,32 persen, keuangan 0,31 persen, energi 0,24 persen, infrastruktur 0,23 persen, teknologi 0,03 persen dan kesehatan 0,01 persen.
Analis menilai penguatan IHSG di awal perdagangan Rabu ini ditopang oleh derasnya arus masuk dana asing serta lonjakan saham-saham berkapitalisasi menengah di sektor properti, transportasi, dan agribisnis. Optimisme pasar juga terlihat dari respon positif terhadap data ekonomi domestik dan ekspektasi kebijakan moneter global yang lebih akomodatif pada kuartal terakhir 2025.
IHSG kembali mencetak rekor All Time High di 8.068 pekan lalu. PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) menilai rebalancing FTSE, pidato The Fed, hingga reshuffle kabinet menjadi faktor kunci yang akan menentukan arah pergerakan pasar pekan ini.
Proyeksi penguatan ini terjadi setelah dalam perdagangan sepekan terakhir IHSG kembali mencatatkan All Time High baru di level 8068 dan bergerak bervariasi dengan kecenderungan menguat dalam rentang support 7889 dan resistance 8068 berakhir di level 8015.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus menjelaskan dalam perdagangan sepekan lalu asing mencatatkan net buy sebesar Rp1,4T di pasar reguler dan hanya ada 1 sektor saja yang mengalami pelemahan, yakni sektor Healthcare yang melemah sebesar -0,19 persen, sementara sektor lainnya ditutup menguat. Sektor yang benar-benar menopang IHSG pekan lalu ialah sektor Industri dan Teknologi yang masing-masing menguat sebesar 11,01 persendan 10,18 persen.
Adapun sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG pada pekan lalu (15-19 Agustus 2025), yakni Bank Indonesia yang memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke level 4,75 persen. Pemangkasan ini terjadi di luar dari ekspektasi pasar sehingga mampu membawa IHSG ke level tertingginya per tanggal 16 September karena menjadi sentimen positif bagi emiten perbankan yang memiliki bobot yang cukup besar di IHSG.
"Menariknya pada Selasa 16 September sore terjadi reshuffle kabinet lanjutan yang diantaranya memutuskan Erick Thohir yang didapuk menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga, sementara penggantinya untuk posisi menteri BUMN belum ditentukan," ujar Indri.
Sentimen lainnya yakni Federal Reserve yang memangkas tingkat suku bunga acuan untuk pertama kalinya pada tahun 2025 sebesar 25 basis poin ke rentang level 4,00 persen - 4,25 persen sesuai dengan ekspektasi pasar sebelumnya.
"Pekan lalu menjadi pekan yang sangat berarti bagi seluruh investor dalam mengambil keputusan. Sepanjang penantian pengumuman arah kebijakan suku bunga, tercatat harga acuan emas dunia mengalami penguatan signifikan dalam sebulan terakhir bahkan mencapai level All Time High-nya. Hal tersebut disebabkan oleh para pelaku pasar yang mengantisipasi terjadinya penurunan nilai mata uang dolar jika suku bunga diturunkan dan emas menjadi instrumen yang dirasa paling tepat untuk dipilih," jelas Indri.
Proyeksi dan Rekomendasi IPOT Pekan Ini
Berbicara tentang potensi market pada pekan ini (22-26 September 2025), Indri menyebutkan berlakunya rebalancing indeks FTSE per 22 September 2025 menjadi salah satu sentimen utama, dimana saham DSSA masuk ke kategori Large Cap, sedangkan BDMN keluar dari Mid Cap. Sementara itu, beberapa saham seperti KEEN, MIDI, BCAP, MLIA, MLBA, CNMA, CLEO, dan ULTJ masuk ke kategori Micro Cap, dan BEST, TEBE, PSSI, MTMH, KKGI, SMBR, serta UCID keluar dari kategori tersebut.
Sentimen lain yang mempengaruhi pasar datang dari Amerika Serikat yang menunjukkan adanya data ekonomi yang beragam. Indeks S&P Global Manufacturing Flash AS diproyeksikan sedikit menurun, sementara data Initial Jobless Claims dan Indeks PCE diprediksi meningkat. Di sisi lain, Michigan Consumer Sentiment diperkirakan turun dan pasar juga menantikan pidato Ketua The Fed Jerome Powell yang berpotensi memberikan sinyal pemangkasan suku bunga lebih lanjut.
"Berdasarkan dengan sentimen yang ada, kami menilai bahwa IHSG berpotensi bergerak bervariasi dengan kecenderungan menguat sepanjang pekan ini dalam rentang support 7850 hingga resistance 8150," kata dia.(*)