KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan hari ini Senin, 22 September 2025, dibuka menguat ke level 8.076,98 naik 25,86 poin atau 0,32 persen dibanding penutupan akhir pekan lalu.
Sepanjang awal sesi IHSG bergerak di kisaran tertinggi 8.087,93 dan terendah 8.071,26 setelah dibuka di level 8.082,26. Total transaksi seluruh pasar mencapai 8,03 juta lot dengan nilai Rp402,69 miliar melalui 54.610 kali frekuensi di pasar reguler.
Aksi investor asing pada awal sesi ini tampak agresif dengan pembelian mencapai Rp55,61 triliun dan penjualan Rp52,75 triliun, sehingga mencatatkan net buy di seluruh pasar sebesar Rp2,87 triliun. Net buy asing di pasar reguler mencapai Rp1,41 triliun, sementara di transaksi tunai dan negosiasi tercatat Rp1,46 triliun.
Dari sisi saham, PT FKS Multi Agro Tbk (FISH) melesat 24,84 persen ke Rp2.010. PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) melonjak 20,18 persen ke Rp2.620. PT Tunas Alfin Tbk (TALF) juga naik 20,18 persen ke Rp655, sementara PT Sekar Bumi Tbk (SKBM) menguat 19,82 persen ke Rp520. PT Star Pacific Tbk (LPLI) menambah kenaikan dengan 19,42 persen ke Rp492.
Di sisi lain, sejumlah saham melemah, antara lain PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) yang turun 9,23 persen ke Rp590. PT Falmaco Nonwoven Industri Tbk (FLMC) terkoreksi 6,83 persen ke Rp300. PT MPX Logistics International Tbk (MPXL) turun 6,53 persen ke Rp186. PT Remala Abadi Tbk (DATA) melemah 6,38 persen ke Rp4.400, sedangkan PT Sona Topas Tourism Industry Tbk (SONA) turun 5,33 persen ke Rp4.260.
Dari sisi sektoral, sektor non-siklikal memimpin penguatan dengan kenaikan 0,85 persen, disusul sektor energi naik 0,77 persen, infrastruktur 0,74 persen, properti 0,63 persen, industri dasar 0,52 persen, teknologi 0,35 persen, industri 0,29 persen, sektor siklikal 0,18 persen dan transportasi 0,01 persen. Sementara sektor keuangan turun tipis 0,01 persen dan sektor kesehatan terkoreksi 0,16 persen.
Analis menilai penguatan IHSG pada pembukaan Senin ini ditopang oleh arus masuk dana asing yang signifikan, terutama pada saham-saham energi dan properti yang masih prospektif di kuartal keempat 2025. Investor juga merespons positif rilis data makro domestik yang menunjukkan konsumsi tetap kuat serta tren global yang lebih stabil pada awal pekan ini.
IHSG kembali mencetak rekor All Time High di 8.068 pekan lalu. PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) menilai rebalancing FTSE, pidato The Fed, hingga reshuffle kabinet menjadi faktor kunci yang akan menentukan arah pergerakan pasar pekan ini.
Proyeksi penguatan ini terjadi setelah dalam perdagangan sepekan terakhir IHSG kembali mencatatkan All Time High baru di level 8068 dan bergerak bervariasi dengan kecenderungan menguat dalam rentang support 7889 dan resistance 8068 berakhir di level 8015.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus menjelaskan dalam perdagangan sepekan lalu asing mencatatkan net buy sebesar Rp1,4T di pasar reguler dan hanya ada 1 sektor saja yang mengalami pelemahan, yakni sektor Healthcare yang melemah sebesar -0,19 persen, sementara sektor lainnya ditutup menguat. Sektor yang benar-benar menopang IHSG pekan lalu ialah sektor Industri dan Teknologi yang masing-masing menguat sebesar 11,01 persendan 10,18 persen.
Adapun sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG pada pekan lalu (15-19 Agustus 2025), yakni Bank Indonesia yang memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke level 4,75 persen. Pemangkasan ini terjadi di luar dari ekspektasi pasar sehingga mampu membawa IHSG ke level tertingginya per tanggal 16 September karena menjadi sentimen positif bagi emiten perbankan yang memiliki bobot yang cukup besar di IHSG.
"Menariknya pada Selasa 16 September sore terjadi reshuffle kabinet lanjutan yang diantaranya memutuskan Erick Thohir yang didapuk menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga, sementara penggantinya untuk posisi menteri BUMN belum ditentukan," ujar Indri.
Sentimen lainnya yakni Federal Reserve yang memangkas tingkat suku bunga acuan untuk pertama kalinya pada tahun 2025 sebesar 25 basis poin ke rentang level 4,00 persen - 4,25 persen sesuai dengan ekspektasi pasar sebelumnya.
"Pekan lalu menjadi pekan yang sangat berarti bagi seluruh investor dalam mengambil keputusan. Sepanjang penantian pengumuman arah kebijakan suku bunga, tercatat harga acuan emas dunia mengalami penguatan signifikan dalam sebulan terakhir bahkan mencapai level All Time High-nya. Hal tersebut disebabkan oleh para pelaku pasar yang mengantisipasi terjadinya penurunan nilai mata uang dolar jika suku bunga diturunkan dan emas menjadi instrumen yang dirasa paling tepat untuk dipilih," jelas Indri.
Proyeksi dan Rekomendasi IPOT Pekan Ini
Berbicara tentang potensi market pada pekan ini (22-26 September 2025), Indri menyebutkan berlakunya rebalancing indeks FTSE per 22 September 2025 menjadi salah satu sentimen utama, dimana saham DSSA masuk ke kategori Large Cap, sedangkan BDMN keluar dari Mid Cap.
Sementara itu, beberapa saham seperti KEEN, MIDI, BCAP, MLIA, MLBA, CNMA, CLEO, dan ULTJ masuk ke kategori Micro Cap, dan BEST, TEBE, PSSI, MTMH, KKGI, SMBR, serta UCID keluar dari kategori tersebut.
Sentimen lain yang mempengaruhi pasar datang dari Amerika Serikat yang menunjukkan adanya data ekonomi yang beragam. Indeks S&P Global Manufacturing Flash AS diproyeksikan sedikit menurun, sementara data Initial Jobless Claims dan Indeks PCE diprediksi meningkat.
Di sisi lain, Michigan Consumer Sentiment diperkirakan turun dan pasar juga menantikan pidato Ketua The Fed Jerome Powell yang berpotensi memberikan sinyal pemangkasan suku bunga lebih lanjut.
"Berdasarkan dengan sentimen yang ada, kami menilai bahwa IHSG berpotensi bergerak bervariasi dengan kecenderungan menguat sepanjang pekan ini dalam rentang support 7850 hingga resistance 8150," kata dia. (*)