Logo
>

IHSG Hari ini Terkoreksi 1,06 Persen ke 8.040 Sektor Dasar Tekan Indeks

IHSG 25 September 2025 ditutup melemah 85,89 poin ke 8.040,67. Tekanan jual asing Rp513 miliar dan profit taking sektor dasar serta transportasi.

Ditulis oleh Desty Luthfiani
IHSG Hari ini Terkoreksi 1,06 Persen ke 8.040 Sektor Dasar Tekan Indeks
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah signifikan pada perdagangan Kamis, 25 September 2025. (Foto: KabarBursa/Desty Luthfiani)

KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah signifikan pada perdagangan Kamis, 25 September 2025. 

IHSG turun 85,89 poin atau 1,06 persen ke level 8.040,67 setelah bergerak di rentang intraday tertinggi 8.146,09 dan terendah 8.022,98. Tekanan jual yang merata terutama datang dari saham sektor dasar, transportasi, dan industri sehingga menahan laju indeks pada penutupan.

Total transaksi di seluruh pasar mencapai 523,13 juta lot dengan nilai Rp23,87 triliun dari 2,67 juta kali transaksi. Pada pasar reguler, tercatat 507,29 juta lot dengan nilai Rp22,20 triliun. Porsi transaksi asing menunjukkan pelemahan dengan nilai beli asing Rp3,71 triliun dan jual asing Rp4,22 triliun sehingga terjadi net sell sebesar Rp513,25 miliar. Investor domestik mendominasi 72,80 persen transaksi, sedangkan investor asing hanya menyumbang 27,20 persen.

Saham Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA) menjadi salah satu penopang kenaikan individu dengan lonjakan 35 persen ke Rp81 per saham. Kenaikan signifikan juga terlihat pada Futura Energi Global Tbk (FUTR) yang menguat 25 persen ke Rp500, Supra Boga Lestari Tbk (RANC) yang menguat 25 persen ke Rp650, Sillo Maritime Perdana Tbk (SHIP) yang naik 25 persen ke Rp5.375, serta Perdana Bangun Pusaka Tbk (KONI) yang menguat 24,76 persen ke Rp1.965.

Sebaliknya, pelemahan tajam terjadi pada Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE) yang turun 14,39 persen ke Rp238 per saham. Penurunan juga dialami FKS Multi Agro Tbk (FISH) yang melemah 13,85 persen ke Rp2.550, Shield On Service Tbk (SOSS) yang terkoreksi 13,66 persen ke Rp790, Sumber Mas Konstruksi Tbk (SMKM) yang turun 9,92 persen ke Rp218, serta Agro Bahari Nusantara Tbk (UDNG) yang melemah 9,90 persen ke Rp1.865.

Dari sisi sektoral, pelemahan tajam terjadi pada sektor basic industry yang turun 3,03 persen, transportasi yang melemah 2,63 persen, dan industri yang terkoreksi 1,67 persen. Sektor infrastruktur terkoreksi 1,09 persen, teknologi melemah 0,39 persen dan energi turun 0,45 persen. Namun beberapa sektor masih bertahan di zona hijau, seperti sektor kesehatan yang naik 0,60 persen, sektor properti yang menguat 1,56 persen, dan sektor non-cyclical goods yang mencatat kenaikan 1,75 persen.

Pergerakan IHSG pada Kamis ini menunjukkan aksi profit taking investor setelah reli sebelumnya, khususnya pada saham-saham sektor dasar dan transportasi. Arah transaksi asing yang kembali mencatat net sell turut mempertegas tekanan pada pasar saham domestik.

Proyeksi penguatan di 8.000 terjadi setelah dalam perdagangan sepekan terakhir IHSG kembali mencatatkan All Time High baru di level 8068 dan bergerak bervariasi dengan kecenderungan menguat dalam rentang support 7889 dan resistance 8.068 berakhir di level 8015.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus menjelaskan dalam perdagangan sepekan lalu asing mencatatkan net buy sebesar Rp1,4T di pasar reguler dan hanya ada 1 sektor saja yang mengalami pelemahan, yakni sektor Healthcare yang melemah sebesar -0,19 persen, sementara sektor lainnya ditutup menguat. Sektor yang benar-benar menopang IHSG pekan lalu ialah sektor Industri dan Teknologi yang masing-masing menguat sebesar 11,01 persendan 10,18 persen.

Adapun sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG pada pekan lalu (15-19 Agustus 2025), yakni Bank Indonesia yang memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke level 4,75 persen. Pemangkasan ini terjadi di luar dari ekspektasi pasar sehingga mampu membawa IHSG ke level tertingginya per tanggal 16 September karena menjadi sentimen positif bagi emiten perbankan yang memiliki bobot yang cukup besar di IHSG.

"Menariknya pada Selasa 16 September sore terjadi reshuffle kabinet lanjutan yang diantaranya memutuskan Erick Thohir yang didapuk menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga, sementara penggantinya untuk posisi menteri BUMN belum ditentukan," ujar Indri.

Sentimen lainnya yakni Federal Reserve yang memangkas tingkat suku bunga acuan untuk pertama kalinya pada tahun 2025 sebesar 25 basis poin ke rentang level 4,00 persen - 4,25 persen sesuai dengan ekspektasi pasar sebelumnya.

"Pekan lalu menjadi pekan yang sangat berarti bagi seluruh investor dalam mengambil keputusan. Sepanjang penantian pengumuman arah kebijakan suku bunga, tercatat harga acuan emas dunia mengalami penguatan signifikan dalam sebulan terakhir bahkan mencapai level All Time High-nya. Hal tersebut disebabkan oleh para pelaku pasar yang mengantisipasi terjadinya penurunan nilai mata uang dolar jika suku bunga diturunkan dan emas menjadi instrumen yang dirasa paling tepat untuk dipilih," jelas Indri.

Proyeksi dan Rekomendasi IPOT Pekan Ini

Berbicara tentang potensi market pada pekan ini (22-26 September 2025), Indri menyebutkan berlakunya rebalancing indeks FTSE per 22 September 2025 menjadi salah satu sentimen utama, dimana saham DSSA masuk ke kategori Large Cap, sedangkan BDMN keluar dari Mid Cap. Sementara itu, beberapa saham seperti KEEN, MIDI, BCAP, MLIA, MLBA, CNMA, CLEO, dan ULTJ masuk ke kategori Micro Cap, dan BEST, TEBE, PSSI, MTMH, KKGI, SMBR, serta UCID keluar dari kategori tersebut.

Sentimen lain yang mempengaruhi pasar datang dari Amerika Serikat yang menunjukkan adanya data ekonomi yang beragam. Indeks S&P Global Manufacturing Flash AS diproyeksikan sedikit menurun, sementara data Initial Jobless Claims dan Indeks PCE diprediksi meningkat. Di sisi lain, Michigan Consumer Sentiment diperkirakan turun dan pasar juga menantikan pidato Ketua The Fed Jerome Powell yang berpotensi memberikan sinyal pemangkasan suku bunga lebih lanjut.

"Berdasarkan dengan sentimen yang ada, kami menilai bahwa IHSG berpotensi bergerak bervariasi dengan kecenderungan menguat sepanjang pekan ini dalam rentang support 7850 hingga resistance 8150," kata dia.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Desty Luthfiani

Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".