Logo
>

Kinerja 2024, Indosat (ISAT) Pertahankan Pertumbuhan Dua Digit

Ditulis oleh Syahrianto
Kinerja 2024, Indosat (ISAT) Pertahankan Pertumbuhan Dua Digit

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Indosat Tbk (ISAT) mempertahankan kinerja keuangan yang kuat pada 2024, dengan tetap mencatat pertumbuhan dua digit.

    Dalam laporan kinerja tahun 2024 yang dirilis pada Senin, 10 Februari 2025, total pendapatan ISAT sebesar Rp55,88 triliun, meningkat 9,1 persen secara tahunan (year on year/yoy), sedangkan EBITDA tumbuh sebesar 10,2 persen yoy menjadi Rp26,35 triliun pada 2024.

    "Margin EBITDA berada pada 47,2 persen di 2024, menyoroti kemampuan Perusahaan untuk mengonversi pendapatan menjadi penghasilan secara efisien," ujar manajemen Indosat, Senin, 10 Februari 2025.

    Berdasarkan segmennya, Layanan Seluler, MIDI, dan Telekomunikasi Tetap masing-masing berkontribusi sebesar 84,2 persen, 14,3 persen, dan 1,5 persen terhadap pendapatan usaha konsolidasian yang berakhir pada 31 Desember 2024.

    Pendapatan Seluler meningkat 7,5 persen dibandingkan 2023, terutama didorong oleh peningkatan pendapatan Data dan jasa interkoneksi, meskipun terjadi penurunan pendapatan Telepon.

    Sementara pendapatan MIDI tumbuh 23,4 persen dibandingkan 2023, didorong oleh kenaikan pendapatan dari Internet Tetap, Konektivitas Tetap, dan Layanan IT.

    Adapun, pendapatan Telekomunikasi Tetap turun 14,1 persen dibandingkan 2023, terutama akibat penurunan pendapatan Telepon Internasional, meskipun kenaikan telepon jaringan tetap sedikit mengimbanginya.

    Total beban usaha perusahaan pada 2024 mencapai Rp45,04 triliun, meningkat Rp4,24 triliun atau 10,4 persen dibandingkan 2023. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya Beban Penyelenggaraan Jasa, yang naik Rp1,65 triliun atau 7,9 persen, dipicu oleh kenaikan beban kemitraan, sewa, jasa, serta biaya instalasi dan pemeliharaan, meskipun terdapat penurunan pada beban paket perdana dan voucher, frekuensi, serta interkoneksi.

    Beban Penyusutan dan Amortisasi juga mengalami kenaikan Rp937,3 miliar atau 6,4 persen, terutama akibat penyusutan tambahan aset tetap dan aset guna usaha dari penggelaran jaringan serta amortisasi aset tidak berwujud lainnya. Beban Karyawan bertambah Rp195,1 miliar atau 5,3 persen, dipicu oleh kenaikan gaji, biaya pengobatan, insentif, dan imbalan kerja lainnya, meskipun terdapat penurunan pada bonus. Beban Pemasaran naik Rp316,4 miliar atau 18,9 persen, didorong oleh peningkatan biaya akuisisi pelanggan melalui ekspansi distribusi ke pedesaan serta perubahan perlakuan akuntansi dalam model distribusi dan agen pemasaran, yang diimbangi dengan penurunan beban iklan, pameran, dan promosi.

    Sementara itu, Beban Umum dan Administrasi meningkat Rp54,1 miliar atau 6,5 persen, terutama akibat kenaikan biaya hubungan masyarakat, jasa profesional, dan transportasi.

    Di sisi lain, Penghasilan (Beban) Operasional Lain-lain-Bersih menurun drastis Rp1,08 triliun atau 98,1 persen, terutama karena berkurangnya keuntungan bersih dari transaksi jual dan sewa balik aset yang terjadi pada 2023. Perusahaan juga mencatat beban lain-lain bersih sebesar Rp4,10 triliun, turun Rp390,7 miliar atau 8,7 persen dibandingkan 2023.

    "Penurunan ini disebabkan oleh berkurangnya biaya keuangan sebesar Rp246,8 miliar, seiring dengan menurunnya rata-rata pinjaman yang belum jatuh tempo, serta adanya keuntungan lebih tinggi dari selisih kurs mata uang asing sebesar Rp111,9 miliar dan kenaikan pendapatan bunga sebesar Rp32,0 miliar," tulis laporan tersebut.

    Selain itu, laba Periode tahun berjalan yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk sebesar Rp4,91 triliun, naik sebesar Rp404,4 miliar atau 8,98 persen. "Profitabilitas ini menegaskan kesehatan keuangan perusahaan yang solid dan kapasitasnya untuk menghasilkan pengembalian yang substansial bagi pemangku kepentingan," sambungnya.

    Per tanggal 31 Desember 2024, Perusahaan memiliki utang pokok (tidak termasuk biaya transaksi yang belum diamortisasi dan liabilitas sewa) sebesar Rp14,91 triliun. Posisi kas Perusahaan per tanggal 31 Desember 2024 adalah sebesar Rp4,45 triliun dengan utang bersih sebesar Rp10,46 triliun.

    Basis Pelanggan Perusahaan

    Basis pelanggan Indosat turun sebesar 4,1 juta mencapai 94,7 juta pada tahun 2024 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023. ARPU untuk pelanggan seluler meningkat menjadi Rp38 ribu pada tahun 2024, mencatat kenaikan sebesar 6,6 persen atau Rp2,4 ribu lebih tinggi daripada pada tahun 2023.

    Trafik data mengalami peningkatan yang mengesankan sebesar 12,2 persen yoy pada tahun 2024. Perusahaan memperluas infrastruktur jaringannya, meningkatkan jumlah BTS 4G menjadi 196 ribu untuk menangani pertumbuhan trafik data secara efektif dan memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggannya.

    Pada 2024, basis pelanggan perusahaan menurun 4,1 juta, menjadi 94,7 juta pelanggan dibandingkan 2023, akibat konsolidasi SIM di pasar. Meskipun demikian, ARPU pelanggan seluler meningkat 6,6 persen atau Rp2,4 ribu, mencapai Rp38,0 ribu.

    Sementara itu, rata-rata menit pemakaian (MOU) per pelanggan turun 24,7 persen menjadi 5,5 menit, sejalan dengan tren industri yang menunjukkan penurunan penggunaan layanan suara.

    Adapun Pada 31 Desember 2024, Perusahaan mengoperasikan secara total ~196 ribu BTS 4G (bertambah sebesar ~17 ribu BTS 4G di 2024) dan 107 5G BTS. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.