KABARBURSA.COM - PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) mengumumkan rencana ambisius untuk membangun tiga rumah sakit baru, yang diproyeksikan akan mulai beroperasi pada tahun 2025.
Dalam keterangannya, Manajer Hubungan Investor, Aditya Widjaja, mengungkapkan bahwa MIKA saat ini tengah memusatkan perhatian pada proyek-proyek pembangunan rumah sakit baru tersebut.
“Kami tengah berfokus pada pembangunan tiga rumah sakit yang direncanakan akan mulai beroperasi pada 2025,” jelas Aditya dalam laporan keterbukaan informasi yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia, pada Rabu, 4 September 2024.
Menurut Aditya, MIKA akan meluncurkan ketiga rumah sakit ini pada tahun 2025.
Aditya menambahkan bahwa MIKA memerlukan investasi modal (capex) sekitar Rp300-350 miliar untuk proyek ini, yang mencakup pembelian tanah, konstruksi, serta perolehan peralatan medis utama.
Dalam hal lokasi, Aditya menyebutkan bahwa perusahaan sedang fokus pada ekspansi di Pulau Jawa.
“Perusahaan kami masih memprioritaskan perluasan jaringan di Pulau Jawa,” imbuhnya.
MIKA Alami Lonjakan Pendapatan-Laba Semester I
Diberitakan sebelumnya, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) atau Mitra Keluarga melaporkan pertumbuhan pendapatan pada semester pertama tahun 2024 mencapai Rp2,45 triliun, naik 19,7 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan tahun lalu.
EBITDA atau Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization MIKA mencapai Rp936,2 miliar, meningkat 29,6 persen. Margin EBITDA tercatat sebesar 38,2 persen, dengan pertumbuhan sebesar 3,0 persen dibandingkan tahun lalu.
Pada paruh pertama tahun 2024, volume kunjungan rawat jalan, pasien rawat inap, dan hari rawat terus mengalami pertumbuhan, masing-masing meningkat sebesar 7,2 persen, 14,9 persen, dan 14,6 persen.
Dengan terus meningkatnya jumlah pasien non-Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) pada paruh pertama tahun 2024, pendapatan dari pasien non-BPJS juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 24,0 persen dibandingkan tahun lalu.
Sebaliknya, pendapatan dari pasien Jaminan Kesehatan Nasioal (JKN) hanya tumbuh sebesar 0,5 persen yoy. Akibatnya, kontribusi pendapatan dari pasien swasta meningkat menjadi 84,9 persen, atau naik sebesar 2,9 persen dibandingkan dengan 82,0 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan ARPOP (rata-rata pendapatan rawat jalan per kunjungan) dan ARPID (rata-rata pendapatan rawat inap per hari) terus berlanjut, masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 6,9 persen dan 6,7 persen yoy.
Kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan harga yang diberlakukan sejak Januari 2024 serta intensifikasi layanan unggulan Mitra Keluarga yang telah diluncurkan beberapa tahun lalu.
Dalam hal profitabilitas, Mitra Keluarga mencatat pertumbuhan laba kotor sebesar 29,7 persen yoy pada semester pertama tahun ini. Kenaikan ini sebagian besar disebabkan oleh peningkatan pendapatan secara keseluruhan dan efisiensi dalam biaya barang yang terjual (COGS).
Laba bersih dan EBITDA perseroan pada semester I juga meningkat sebesar 32,2 persen dan 29,6 persen yoy, yang disebabkan oleh pertumbuhan margin laba kotor, efisiensi beban operasional, serta perbaikan kinerja profitabilitas dari ketiga rumah sakit baru. Hingga akhir Juni 2024, perseroan masih mempertahankan posisi kas sebesar Rp2,3 triliun dan tidak memiliki utang bank.
Selain itu, pertumbuhan jumlah pasien swasta yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien JKN juga berkontribusi pada peningkatan ARPID dan ARPOP. Mitra Keluarga akan terus melanjutkan inisiatif-inisiatif pertumbuhan lainnya.
Rencana Bisnis MIKA
Aditya mengungkapkan bahwa perusahaan telah merancang strategi dengan empat fokus utama untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
Fokus pertama adalah peningkatan kapasitas, baik secara organik maupun anorganik. Saat ini, MIKA memiliki delapan lahan cadangan (land bank) yang telah direncanakan untuk pengembangan. Pekerjaan pembangunan (groundbreaking) telah dimulai di dua lokasi pada Januari dan Juni tahun ini, dengan target pembukaan pada tahun 2025.
“Lokasi pertama berada di Jawa Timur dan telah mencapai kemajuan sekitar 30 persen pada Juli 2024. Lokasi ketiga saat ini masih dalam tahap perizinan, dengan perkiraan groundbreaking pada kuartal ketiga atau keempat tahun ini,” ujar Aditya.
Selanjutnya, perusahaan berupaya meningkatkan intensitas layanan dengan menyediakan fasilitas yang lebih canggih dan kompleks. Saat ini, MIKA memiliki 17 pusat keunggulan (center of excellence), termasuk di bidang vaskular, urologi, ortopedi, serta otak dan tulang belakang.
“Tahun ini, MIKA mulai mengembangkan layanan onkologi dengan membuka dua pusat radioterapi, dan merencanakan penambahan layanan PET-CT dan SPECT-CT scan untuk memperkuat layanan onkologi,” lanjutnya.
Selain itu, tambahnya, kami akan meningkatkan layanan stroke center dan menambah peralatan seperti biplane di Mitra Keluarga Surabaya. Perusahaan juga telah menerima penghargaan Diamond Award dari World Stroke Organization untuk layanan stroke, yang merupakan penghargaan tertinggi di bidang ini.
“Kami melihat bahwa pasar untuk layanan stroke cukup terbatas karena pasien harus segera ke rumah sakit ketika mengalami stroke. Oleh karena itu, potensi untuk perawatan di luar negeri cukup minimal, sehingga fokus layanan stroke ini akan tetap berada di dalam negeri atau Indonesia,” tambahnya. (*)