Logo
>

Perlu Tahu, ini Beda Rupiah Digital dengan Uang Elektronik

Ditulis oleh Yunila Wati
Perlu Tahu, ini Beda Rupiah Digital dengan Uang Elektronik

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Perbedaan antara Central Bank Digital Currency (CBDC), atau yang lebih dikenal sebagai rupiah digital, dengan uang elektronik ternyata cukup signifikan. Bank Indonesia (BI) menjelaskan bahwa uang elektronik adalah alat pembayaran dalam bentuk elektronik di mana nilai uang disimpan dalam media elektronik tertentu. Pengguna uang elektronik harus terlebih dahulu menyetorkan uangnya kepada penerbit dan menyimpannya dalam media elektronik sebelum menggunakannya untuk bertransaksi.

    Sementara itu, Central Bank Digital Currency (CBDC) merupakan uang digital yang diterbitkan dan dikontrol peredarannya oleh bank sentral. CBDC digunakan sebagai alat pembayaran sah yang dapat menggantikan uang kartal. CBDC bertindak sebagai representasi digital dari mata uang suatu negara, dalam hal ini rupiah.

    Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Ryan Rizaldy, menjelaskan perbedaan utama antara keduanya. Rupiah digital diterbitkan oleh BI selaku otoritas moneter, sedangkan uang elektronik bisa diterbitkan oleh pihak swasta atau lembaga non-perbankan.

    "Gampangnya kalau CBDC diterbitkan bank sentral. Kalau kartu debit itu uangnya bank umum. Kalau e-money, Gopay, OVO ini kan diterbitkan lembaga non-bank," jelas Ryan.

    Keamanan dan Kepercayaan pada CBDC

    Ryan menekankan bahwa CBDC yang diterbitkan BI memiliki risiko rendah, yang diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap rupiah digital. Menurutnya, saat ini adalah waktu yang tepat bagi bank sentral untuk menerbitkan uang digital, mengingat transaksi digital semakin berkembang.

    Penerbitan rupiah digital juga merupakan langkah antisipatif untuk memitigasi risiko stabilitas pasar keuangan akibat masifnya penggunaan aset kripto.

    "Bank sentral ini lembaga keuangan dengan risiko kreditnya lebih rendah. Pasti di sini mudah-mudahan trust system. Ini bagian dari upaya kita untuk memberikan layanan publik pada masyarakat. Saat ini memang sudah zamannya digital, sudah saatnya bank sentral kita ini buat digital money," ujar dia.

    Tidak Menggantikan Uang Tunai dan Elektronik

    Meskipun rupiah digital akan diperkenalkan, Ryan memastikan bahwa keberadaan uang tunai dan uang elektronik tidak akan dihilangkan. Rupiah digital hanya akan menambah opsi transaksi, sehingga masyarakat memiliki berbagai pilihan dalam bertransaksi sesuai situasi yang dihadapi.

    "Prinsip yang kami pegang adalah eksistensi. Hidup orang Indonesia bisa lebih resilient, bisa bertransaksi dalam berbagai situasi, CBDC bisa memperkaya itu," jelas Ryan.

    Dengan demikian, rupiah digital diharapkan dapat memberikan fleksibilitas tambahan bagi masyarakat Indonesia dalam melakukan transaksi keuangan, selain menggunakan uang tunai dan uang elektronik.

    Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, beberapa hari lalu mengatakan, saat ini BI sedang mempersiapkan penerbitan Rupiah Digital dalam waktu dekat. Dengan hadirnya uang digital ini, BI akan menerbitkan tiga jenis uang: uang kertas, uang elektronik, dan uang digital.

    “BI harus mengeluarkan tiga jenis uang, yaitu uang kertas, uang elektronik yang sekarang dan uang digital ke depannya,” kata Perry dalam acara Peluncuran Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2030, di Jakarta Convention Center, Jumat 2 Agustus 2024.

    Perry menjelaskan bahwa rencana penerbitan Rupiah Digital telah termasuk dalam Blueprint SPI 2030 yang diterbitkan oleh BI. Blueprint tersebut juga mencakup penguatan infrastruktur, industri, inovasi, dan internasionalisasi sistem pembayaran di Indonesia. Menurut Perry, penerbitan uang digital oleh BI menjadi penting karena semakin banyak generasi muda yang terbiasa melakukan transaksi secara elektronik.

    “Generasi Y, generasi Z, dan Alpha makin ogah dengan uang kertas, mereka sudah biasa dengan uang elektronik, serba QRIS dan sebagainya,” ujar Perry.

    Rencana penerbitan Rupiah Digital ini telah memasuki tahap akhir. Perry mengatakan BI telah merampungkan tahap proof of concept dan kini akan menentukan teknologi yang akan digunakan untuk ‘mencetak’ uang digital pertama tersebut.

    Setelah teknologi ditentukan, BI akan melakukan uji coba dengan mengedarkan Rupiah Digital ke perbankan. Dalam tahap uji coba ini, Rupiah Digital hanya akan digunakan untuk transaksi antara BI dengan bank dan antarbank. Apabila uji coba berjalan lancar, uang digital ini akan siap diedarkan ke masyarakat.

    Dengan langkah ini, BI berupaya untuk mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan generasi muda yang lebih memilih transaksi digital, serta memastikan sistem pembayaran Indonesia siap menghadapi masa depan yang semakin digital.

    Jadi, persiapkan diri untuk mengenal lebih jauh tentang Rupiah Digital dan bagaimana penggunaannya sebagai alat transaksi sehari-hari.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79