Logo
>

Petani Purbalingga Alirkan Air dengan Pompa Tenaga Surya

Ditulis oleh KabarBursa.com
Petani Purbalingga Alirkan Air dengan Pompa Tenaga Surya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Petani Desa Senon, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah (Jateng) gunakan Pompa air bertenaga surya menjadi andalan untuk mengairi sawah-sawah mereka.

    Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, menyebut pompa buatan warga setempat tersebut adalah karya inovatif.

    “Saya melihat langsung pompa air ini tanpa harus menggunakan solar dan listrik hanya menggunakan tenaga matahari (surya) sudah bisa mengaliri petak-petak sawah di Desa Senon,” katanya seperti dikutip Selasa, 18 Juni 2024.

    Menurutnya, inovasi teknologi tersebut merupakan inisiasi yang luar biasa dari putra-putra daerah yang memiliki kepedulian yang luar biasa kepada sektor pertanian.

    “Ini harus bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk bisa meningkatkan produktivitas pertanian. (Ini) tidak hanya efektif untuk mencukupi kebutuhan air, inovasi teknologi ini juga sangat efisien dari sisi biaya. Untuk biaya maintenance (perawatan) juga tergolong murah,” ujarnya.

    Dia berencana mengadopsi teknologi tersebut untuk peningkatan sektor pertanian di Purbalingga.

    “Insyaallah, salah satu karya putra Kemangkon yang peduli pertanian ini akan kita jadikan sebuah program (untuk) membantu kadang-kadang (saudara) tani di Purbalingga. Ini akan kita masukan dalam pembahasan anggaran 2025,” bebernya.

    Setali tiga utas, pengelola Botan Solar Pump, Galih Satya Dharma, berharap, teknologi tersebut dapat diterapkan oleh para petani lain di Purbalingga.

    “Harapan saya teknologi ini bisa diaplikasikan di desa-desa yang lain di Kecamatan Kemangkon, Kalimanah, Bukateja, dan Padamara yang notabene kekurangan air. Wilayah tersebut ada sumber air namun tidak bisa dimanfaatkan oleh petani untuk mengolah lahan persawahan karena kurangnya pompanisasi,” katanya.

    Ia mengatakan, pompa air tenaga surya tersebut mampu mengairi 10 hektare sawah dengan waktu beroperasi selama 3 hari. Teknologi ini sudah dilengkapi dengan sistem keamanan yang lengkap.

    Sementara itu, Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Kemangkon, Endang Pratiwi, meinformasikan, bahwa secara umum potensi lahan sawah di Kecamatan Kemangkon seluas 2,210 hektare, sedangkan luas lahan keringnya 550 hektare. Tanam padi di Kemangkon dikerjakan dua kali dalam setahun.

    “Kegiatan yang sedang kami laksanakan yaitu PAT-PIP (Penambahan Areal Tanam dan Peningkatan Indeks Pertanaman) dari Kementerian Pertanian,” katanya.

    Ia menjelaskan, PAT merupakan penambahan luas lahan padi, dari yang tadinya lahan kering untuk tanaman palawija menjadi lahan sawah dengan masa tanam setahun sekali dengan bantuan pompanisasi. PAP dilaksanakan di Desa Senon dengan target 40 hektare lahan kering. Terhitung sampai dengan medio 2024, sebanhyak 10 hektare lahan kering telah diubah menjadi lahan penanaman padi, dengan memanfaatkan pompanisasi air Sungai Klawing di area desa.

    “Sedangkan PIP adalah penambahan (masa tanam) dari yang semula setahun satu kali tanam, ditingkatkan menjadi dua kali tanam atau lebih, melalui pompanisasi. Ini dilaksanakan di Desa Kalialang, di sawah seluas 60 hektare. Selain itu, di Desa Pegandekan dengan target 40 hektare yang tadinya tanam 1 kali menjadi 2 kali,” katanya.

    Penggunaan Alat Mesin

    Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengajak seluruh petani di Indonesia untuk memaksimalkan penggunaan alat mesin pertanian berupa mesin pompa air yang telah diberikan sebagai bagian dari upaya pompanisasi. Langkah ini penting guna mengantisipasi musim kering yang panjang.

    “Kami berharap para petani di seluruh daerah memanfaatkan program pompanisasi yang disiapkan pemerintah untuk menghadapi musim kering panjang,” ujar Amran dalam keterangannya di Jakarta, Rabu 29 Mei 2024..

    Amran menegaskan bahwa Kementerian Pertanian terus melakukan langkah antisipatif terhadap kondisi musim kering melalui pemenuhan air dengan program dan solusi cepat pompanisasi yang diambil dari sungai-sungai besar di Indonesia.

    Menurut Mentan, strategi ini terbukti mampu meningkatkan produktivitas sehingga ketahanan pangan dalam negeri tetap terjaga. Selain itu, pompanisasi juga dapat memperkuat perekonomian desa menjadi lebih kuat dan produktif.

    “Satu pompa bisa melayani 50 hingga 100 hektar. Bayangkan jika ada 10.000 pompa yang masing-masing melayani 50 hektar, itu berarti 500.000 hektar. Dan jika 500.000 hektar ini bisa menghasilkan 1,5 juta ton, itu akan meningkatkan pendapatan petani hingga Rp15 triliun per tahun. Ekonomi di desa pun bergerak,” jelasnya.

    Kementerian Pertanian melaporkan bahwa realisasi pengadaan pompa air telah mencapai 19.885 unit dari total rencana pengadaan 2024 sebanyak 25.771 unit.

    Amran menambahkan, program pompanisasi adalah salah satu langkah Kementan untuk mempercepat peningkatan produksi padi dan jagung melalui optimalisasi lahan rawa (oplah) dan peningkatan indeks pertanaman (IP) padi pada lahan sawah tadah hujan.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi