Logo
>

Proyeksi Saham Energi Satu Pekan ke Depan, Bullish?

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Proyeksi Saham Energi Satu Pekan ke Depan, Bullish?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata, membeberkan proyeksi  saham energi untuk satu pekan ke depan. Liza mengatakan, terdapat beberapa faktor yang bisa mempengaruhi kinerja saham energi yang kini masih berpatokan dengan crude oil atau minyak mentah.

    Liza menuturkan, secara teknikal crude oil saat ini memiliki pola bullish reversal double bottom yang mana membuka potensi penguatan harga. Selain itu, ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang baru-baru ini memanas kembali, turut menjadi sentimen yang mempengaruhi kinerja saham energi.

    "Kemudian juga dijustifikasi oleh potensi eskalasi konflik Timur Tengah. Saya rasa, situasinya di sana masih sangat memanas," kata Liza.

    Dia menambahkan, konflik di Timur Tengah berpotensi membuat eskalasi dan melebar ke wilayah Timur Tengah lainnya. Inilah mengapa harga crude oil 'mendidih'.

    "Di satu sisi  juga meningkatkan harga batu bara sebagai subtitusi energi," ungkap dia.

    Di antara emiten energi, Liza memilih MEDC sebagai rekomendasi karena yang paling berpotensi melanjutkan penguatan. Lainnya, ia juga merekomendasikan AKR Corporindo (AKRA). Meski lebih kepada distributor, Lizs memandang emiten ini up trend-nya cukup lancar dalam beberapa pekan terakhir.

    Di sektor batu bara, Liza merekomendasikan saham Adaro Energy Indonesia (ADRO) dan Indo Tambangraya Megah (ITMG).

    Senada dengan Liza, Senior Investment Information Mirae Asset Nafan Aji Gusta, berpendapat konflik Timur Tengah berdampak pada pergerakan saham energi di Indonesia.

    “Tentunya ini (konflik di Timur Tengah) akan mempengaruhi keterbatasan supply dan output energi itu sendiri, ya,” kata Nafan kepada Kabarbursa.com, Jumat, 4 Oktober 2024.

    Hanya saja, lanjut dia, konflik tersebut tidak serta merta langsung mempengaruhi kinerja dari saham energi. Sektor ini masih harus menunggu waktu yang tepat untuk merasakan improving. Selain itu, sentimen yang didapat pada saham di Indonesia dari situasi tersebut hanya bersifat sementara.

    “Itu (konflik di Timur Tengah) merupakan suatu isu yang klasik, ya, sehingga tentunya sentimennya kalau buat saya relatif temporary,” ungkapnya.

    Stimulus China Untungkan Emiten Batu Bara

    Stimulus yang dilakukan China dinilai bisa menjadi sentimen positif bagi emiten batu bara di Indonesia. Beberapa keuntungan bisa didapat akibat stimulus dari Negeri Tirai Bambu.

    Perlu diketahui, China, melalui Bank Sentral Tiongkok (PBoC) baru saja memberi beberapa stimulus salah satunya dengan memangkas suku bunga.

    Langkah tersebut dilakukan pemerintah China untuk kembali meningkatkan ekonomi di negara tersebut. Cara ini bisa mendorong belanja fiskal dan menstabilkan sektor properti.

    Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C Permana, mengatakan stimulus dari China sejatinya berpotensi mendorong permintaan. Jika ini terjadi, harga energi akan naik dan bakal berdampak positif terhadap batu bara.

    “(Kenaikan harga energi) biasanya juga akan mendorong adanya permintaan terhadap batu bara dalam negeri lebih baik,” kata dia kepada Kabarbursa.com, Rabu, 2 Oktober 2024.

    Jika memang kondisinya seperti yang disebutkan tadi, Fikri yakin pendapatan emiten batu bara di Indonesia juga akan meningkat.

    Lebih jauh dia juga menuturkan, sentimen positif dari stimulus China akan berlangsung lama. Sebab, kebijakan tersebut baru saja disahkan beberapa waktu lalu.

    “Saya pikir ini baru awal dan kalau kita lihat juga secara historis, kenaikan batu bara juga baru terjadi di Februari lalu untuk harga acuannya,” jelas Fikri.

    mayoritas harga batu bara mengalami penguatan pada pekan lalu didorong oleh kabar dari China yang memperkuat upaya untuk memacu kembali pertumbuhan ekonomi mereka.

    Harga batu bara Newcastle untuk September 2024 justru turun tipis sebesar USD0,15 menjadi USD139,65 per ton. Namun, untuk kontrak Oktober 2024, harga naik USD0,55 menjadi USD143,45 per ton, dan untuk November 2024 meningkat USD 0,6 menjadi USD145 per ton.

    Sementara itu, harga batu bara Rotterdam untuk kontrak September 2024 tidak bergerak, tetap di USD114,95 per ton. Namun, untuk kontrak Oktober 2024, ada kenaikan USD0,75 menjadi USD 116,5 per ton, dan pada November 2024, harganya naik signifikan USD1,1 menjadi USD117,35 per ton.

    Kenaikan ini disebabkan oleh langkah pemerintah China, yang meningkatkan upaya untuk memacu kembali pertumbuhan ekonominya. Langkah tersebut termasuk mendukung belanja fiskal dan menstabilkan sektor properti yang sedang terpuruk, memberikan momentum baru pada berbagai langkah stimulus yang bertujuan menahan perlambatan ekonomi di China.

    Pertemuan Presiden Xi Jinping bersama anggota Politbiro, yang berjumlah 24 orang, berakhir dengan janji untuk mencapai target ekonomi tahunan negara tersebut. Janji ini muncul setelah harga rumah baru di China mengalami penurunan terbesar sejak 2014, sebagaimana dilaporkan oleh Kantor Berita Xinhua.

    Stimulus dari Bank Sentral China (PBoC) berupa kebijakan pelonggaran moneter serta serangkaian langkah stimulus baru lainnya menjadi kabar positif bagi batu bara. China, yang merupakan konsumen batu bara terbesar di dunia, diharapkan terus menopang permintaan terhadap komoditas ini.

    Namun, penguatan harga batu bara terhambat oleh kebijakan dari India, yang merupakan konsumen batu bara terbesar kedua di dunia. Kementerian Batu Bara India mendukung pembatasan kuantitatif (QR) atas impor kokas metalurgi rendah abu, yang bertujuan melindungi industri batu bara domestik dan meningkatkan kemandirian produksi produk batu bara berkualitas tinggi di negara tersebut.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.