SIDO Muncul di Persimpangan, Rebound atau Terkoreksi?

KABARBURSA.COM - Saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) belakangan ini tengah berada dalam fase konsolidasi yang cukup dalam. Setelah sempat terkoreksi ke level 500, muncul sinyal pembelian di tengah tekanan pasar. 

Sinyal ini memberikan indikasi bahwa ada upaya untuk mempertahankan level psikologis tersebut. Meski begitu, penguatan saham SIDO sejauh ini masih tertahan di area moving average, tepatnya MA20 dan MA60, yang selama ini menjadi batas teknikal penting dalam pola pergerakan harga.

Dari sudut pandang analisis gelombang MNC Sekuritas, harga SIDO saat ini diperkirakan sedang membentuk wave [iv] dari keseluruhan struktur wave C. Artinya, secara teori, saham ini masih berpotensi untuk mengalami kenaikan lanjutan. 

Namun potensi ini tetap bersyarat: harga perlu bertahan di atas 480 sebagai level stoploss. Selama level tersebut tidak ditembus, maka ruang untuk rebound masih terbuka.

Level beli spekulatif saat ini berada di kisaran 490–500, dengan target penguatan terdekat di 525 dan potensi berlanjut ke 540. Namun, harus diakui, secara teknikal murni, sinyal pasar belum sepenuhnya berpihak pada saham ini. 

Hampir seluruh indikator teknikal — mulai dari RSI, MACD, hingga Stochastic — masih berada dalam zona tekanan. Bahkan sejumlah indikator seperti CCI dan Williams %R menunjukkan kondisi oversold, yang mengindikasikan bahwa saham telah turun terlalu dalam dalam waktu singkat.

Sinyal teknikal yang cenderung negatif ini juga terlihat dari seluruh moving average, baik jangka pendek maupun panjang, yang masih menunjukkan tren turun. 

Harga saham SIDO masih berada di bawah MA5 hingga MA200, menandakan tekanan belum benar-benar mereda. Dengan kata lain, struktur teknikal masih bearish, dan belum ada konfirmasi pembalikan arah.

Namun, situasi ini justru membuka peluang bagi investor dengan profil risiko lebih tinggi. Bagi yang memiliki keberanian mengambil posisi lebih awal, area saat ini bisa menjadi titik spekulatif, tentu dengan disiplin tinggi dalam menerapkan batas kerugian di bawah 480. 

Strategi seperti ini memang berisiko, tapi bisa memberi hasil optimal bila terjadi pantulan harga yang cukup signifikan.

Sebaliknya, bagi investor yang lebih konservatif, menunggu konfirmasi lebih lanjut barangkali adalah pilihan bijak. Setidaknya hingga harga bisa menembus dan bertahan di atas resistance teknikal seperti MA20 dan MA60, yang sejauh ini masih menjadi “atap” pergerakan harga dalam beberapa minggu terakhir.

Di luar analisis teknikal, SIDO tetaplah emiten dengan fundamental kuat dan pangsa pasar yang stabil, khususnya di industri jamu dan produk herbal. Namun, tanpa katalis baru dari sisi kinerja keuangan atau pengembangan produk, sulit mengharapkan harga saham akan bergerak signifikan dalam waktu dekat.

SIDO kini berada di persimpangan penting. Apakah ini awal dari fase pemulihan harga? Atau justru hanya jeda sebelum koreksi berlanjut? 

Jawabannya akan sangat bergantung pada kemampuan pasar mempertahankan level support penting dan seberapa kuat dorongan beli dalam beberapa hari ke depan. Yang pasti, kehati-hatian tetap diperlukan, terutama dalam situasi yang serba tidak pasti seperti saat ini.(*)