Logo
>

Ternyata ini Biang Kerok IHSG Ambruk Lebih Dua Persen!

Ditulis oleh Syahrianto
Ternyata ini Biang Kerok IHSG Ambruk Lebih Dua Persen!

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup melemah 148 poin atau turun 2,12 persen ke level 6.875 pada perdagangan Kamis, 6 Februari 2025.

    Mengacu data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG bergerak bervariasi dengan level tertinggi 7.044 dan level terendah di angka 6.830. Adapun sebanyak 176 saham menguat, 428 saham melemah, dan 196 saham stagnan atau tidak bergerak.

    Sementara dari segi volume perdagangan, tercatat Rp20,27 miliar saham dengan transaksi Rp13,75 triliun dengan frekuensi perdagangan mencapai 1.435.400 transaksi.

    Menanggapi kondisi ini, Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata mengidentifikasi faktor utama di balik pelemahan indeks pasar modal domestik, yakni kombinasi antara kondisi global dan regional.

    "Masalah yang dihadapi market kita hari ini adalah kombinasi dari (kondisi) regional dan global," kata Liza dalam segmen Dialog Analis pada acara Kabar Bursa Hari Ini di kanal YouTube KabarBursaCom, Kamis, 6 Februari 2025.

    Ia merinci bahwa kebijakan yang dibuat oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, khususnya regulasi tarif, telah berimbas pada perekonomian global, termasuk Indonesia. Tak hanya itu, kemungkinan perang dagang (trade war) antara AS dan China yang semakin meruncing mendorong bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), mempertimbangkan langkah kebijakan moneter lebih lanjut.

    "Ini akan menggulung, menjadi kebijakan moneter The Fed yang semakin hari tidak bisa menjadi dovish. Karena akan adanya ancaman inflasi AS akan kembali meningkat," ungkap Liza.

    Sementara itu, Liza membeberkan sejumlah faktor dalam negeri yang turut memberatkan kinerja IHSG hari ini. Faktor pertama adalah data inflasi nasional Januari 2025, dan yang kedua angka produk domestik bruto (PDB) kuartal IV 2024.

    "Inflasi Januari 2025 ada menyiratkan adanya deflasi, artinya ada pelemahan daya beli masyarakat. PDB kita pada kuartal IV, walaupun hampir saja mungkin tidak bisa bertahan di level lima persen ini, tidak sesuai target atau meleset dari asumsi makroekonomi 2024," terangnya.

    Bahkan, sambung Liza, target-target yang meleset, seperti penerimaan pajak negara, lifting minyak, serta inflasi yang berbalik menjadi deflasi, ikut memberatkan pasar modal dalam negeri.

    Lebih dalam lagi, Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia itu mencermati kinerja bank berkapitalisasi besar (big caps) sepanjang 2024 yang tak sesuai ekspektasi pasar. Padahal, imbuhnya, sektor perbankan masih akan menghadapi sejumlah tantangan pada 2025 karena situasi dan kondisi perekonomian nasional.

    "Jadi, itulah semua yang menyebabkan IHSG harus terperosok dua persen hari ini," tegasnya.

    Dari semua kondisi tersebut, konsekuensi yang muncul adalah para investor asing terus menarik dananya keluar dari pasar modal Indonesia hingga saat ini. Mereka secara konsisten melakukan aksi jual saham di BEI dengan nilai hampir Rp5 triliun.

    "Nah, yang terakhir, posisi nilai tukar rupiah juga tidak bisa ke mana-mana, masih tetap lemah di sekitar Rp16.300, bahkan pernah sampai Rp16.400," tambah Liza.

    "Oleh karena itu, kita masih belum bisa menemukan cahaya terang di tengah kegelapan market ini," pungkasnya.

    IHSG Dibuka Loyo

    Sebelumnya diberitakan Kabarbursa.com, IHSG dibuka melemah 10,23 poin atau 0,15 persen ke level 7.014 pada Kamis, 6 Februari 2025, pukul 09.00 WIB.

    IHSG bergerak dalam rentang 7.029 hingga 7.014, dengan volume perdagangan mencapai 264 ribu lot, nilai transaksi Rp337,48 miliar, dan frekuensi perdagangan 22.720 kali. Secara intraday, IHSG sempat menyentuh level tertinggi 7.044,71 dan terendah 7.008,55 setelah dibuka di 7.024,23.

    Sejumlah saham mencatatkan kenaikan tertinggi (top gainers) pada sesi pembukaan. Beberapa emiten menunjukkan performa positif, berpotensi menarik minat investor.

    Big Banks Membebani IHSG

    Empat bank berkapitalisasi besar (big caps) menjadi salah satu faktor yang membebani IHSG pekan ini. Selain faktor internal ini, analis dari Kiwoom Sekuritas juga menyebutkan faktor eksternal yang secara tidak langsung memengaruhi pasar modal.

    “IHSG masih melanjutkan ketidakpastian baik dari sisi internal maupun eksternal. Pekan ini cukup fluktuatif dan dalam tren pelemahan,” VP Head of Marketing, Strategy, and Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi.

    Menurut Audi, kinerja empat big banks, yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) tidak sesuai ekspektasi pasar.

    “Pada akhirnya empat bank besar tersebut menjadi pemberat IHSG beberapa hari terakhir. Termasuk hari ini tekanan juga berlanjut dari beberapa bank besar,” ujar Audi.

    Lebih lanjut ia merinci bahwa saham BBNI terkoreksi sebesar sempat persen. BBNI tercatat mengalami penurunan sebesar 200 poin atau 4,26 persen pada perdagangan hari ini, Rabu, 5 Februari 2025, dengan harga saham terakhir berada di level 4.500. (*)

    https://www.youtube.com/watch?v=jkKbryAtwkk

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.