KABARBURSA.COM - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengungkapkan bahwa produk rotan Indonesia memiliki kualitas unggul, sehingga menjadi favorit bagi importir luar negeri, termasuk Jepang.
Dalam kunjungannya ke Kimura Rattan Co., Ltd di Osaka, Jepang, Kamis (4/7), Jerry menyatakan bahwa rotan Indonesia telah menjadi andalan selama puluhan tahun di Negeri Matahari Terbit tersebut.
"Kami sangat mengapresiasi langkah Kimura Rattan yang setia selama 49 tahun memilih rotan Indonesia sebagai bahan baku produk-produknya. Ini menjadi bukti bahwa rotan Indonesia memiliki kualitas yang sangat baik dan diminati dunia," ujar Jerry dalam keterangan di Jakarta, Jumat 5 Juli 2024.
Menurut Jerry, importasi rotan oleh Kimura Rattan telah berkontribusi dalam meningkatkan hubungan dagang antara Indonesia dan Jepang. "Kerja sama ini tidak hanya bermanfaat bagi kedua belah pihak, tetapi juga membantu meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara," katanya.
Data menunjukkan total impor rotan oleh Kimura Rattan dari Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Pada periode Oktober 2020-September 2021, nilainya mencapai 2,11 juta dolar AS, kemudian naik menjadi 2,16 juta dolar AS pada periode Oktober 2021-September 2022, dan mencapai 2,33 juta dolar AS pada periode Oktober 2022-September 2023.
Lebih lanjut, Jerry menyatakan bahwa Kementerian Perdagangan berkomitmen untuk terus mendukung dan memfasilitasi ekspor produk rotan berkualitas tinggi ke Jepang. Salah satunya melalui Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Osaka yang siap membantu dalam hal peningkatan kualitas produk, promosi, serta penyelesaian berbagai kendala yang dihadapi.
"Kami harap kerja sama yang telah terjalin dapat dikembangkan lebih ekstensif. Jika ada keinginan atau peluang kerja sama lain yang ingin dijajaki, jangan ragu untuk menghubungi pihak ITPC Osaka yang selalu siap membantu," ujar Jerry.
Produk Furnitur
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, mengumumkan bahwa produk furnitur dan barang kerajinan berbahan rotan asal Cirebon telah berhasil menembus pasar Spanyol dengan nilai ekspor mencapai USD 28 ribu.
Produk ekspor tersebut diproduksi oleh CV Aksata Furnicraft Internasional, mitra binaan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat (Jabar). “Ekspor yang hari ini dilepas ke Spanyol bernilai 28 ribu dolar AS. Produknya berasal dari mitra binaan kami,” ujarnya.
Bey juga mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat, produk rotan dari rumah produksi tersebut akan dipasarkan ke Uni Emirat Arab dengan nilai ekspor sekitar USD 127 ribu. “Saat ini baru tahap MoU, dan sekitar 40 hari ke depan, produk rotan ini akan diekspor ke Uni Emirat Arab,” jelasnya.
Bey menekankan bahwa keberhasilan ini adalah hasil dari kolaborasi yang kuat antara pemerintah daerah dan pelaku usaha lokal. Diharapkan ekspor ini akan terus meningkat dan membuka lebih banyak peluang bagi produk lokal Jawa Barat untuk bersaing di pasar internasional.
Selain itu, Bey menyatakan bahwa Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar akan terus memberikan dukungan dan bimbingan kepada mitra binaan untuk memastikan kualitas produk tetap terjaga dan memenuhi standar internasional. Dengan demikian, produk furnitur dan kerajinan rotan dari Cirebon dapat semakin dikenal dan diminati di berbagai negara.
Keberhasilan ekspor ini juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat, terutama para pengrajin rotan di Cirebon dan sekitarnya. Bey mengajak semua pihak untuk terus bekerja sama dan berinovasi agar produk lokal Jawa Barat dapat terus bersaing di kancah global.
Ia menyampaikan kegiatan ekspor ini merupakan awal yang baik untuk menghidupkan kembali industri rotan di Cirebon, sehingga berdampak positif bagi para perajin lokal.
Menurut Bey, kinerja ekspor rotan di daerah tersebut sempat terganggu dengan adanya konflik global, khususnya di sebagian wilayah Eropa.
Padahal negara-negara di kawasan itu, menjadi destinasi utama untuk pemasaran produk rotan yang dibuat oleh perajin lokal di Cirebon.
Pasar Ekspor
Oleh karenanya, kata dia, sejak beberapa bulan lalu Pemprov Jabar berupaya melakukan penjajakan untuk membuka pasar ekspor baru agar industri rotan di Cirebon tetap berkembang.
“Kita tahu Cirebon memiliki industri rotan, dan jadi unggulan juga. Kita terus mendorong untuk ekspor, serta kita bina (perajin) dan melakukan promosi bersama,” ujarnya.
Tidak hanya rotan, ia menekankan semua produk yang dihasilkan dari sektor industri lainnya diusahakan bisa diekspor ke luar negeri supaya pertumbuhan ekonomi di Jabar tetap menguat sampai akhir tahun 2024
“Ya semuanya kita dorong untuk ekspor, kalau bisa kenapa tidak. Nilai neraca perdagangan Jabar itu pada triwulan pertama 2024, surplus sebesar Rp6,08 miliar. Kita mendorong ekspor untuk lebih baik lagi,” tuturnya.