KABARBURSA.COM - PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) mengumumkan rencana penjualan seluruh kepemilikan sahamnya di PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI). Transaksi ini melibatkan sebanyak 7,01 miliar saham yang akan dilepas melalui mekanisme Penawaran Umum oleh Pemegang Saham (PUPS).
Sekretaris Perusahaan ADRO Mahardika Putranto menyampaikan, dalam dokumen keterbukaan informasi yang dirilis pada 22 November 2024, perseroan telah menetapkan jadwal indikatif untuk pelaksanaan PUPS.
Mahardika menjelaskan, tahap pertama dimulai dengan pernyataan efektif pendaftaran dari OJK, yang diperkirakan akan diterbitkan pada 26 November 2024.
"Setelah itu, hak membeli saham akan tercatat pada tanggal cum hak di pasar reguler dan negosiasi, yang juga jatuh pada 26 November 2024, diikuti dengan cum hak di pasar tunai pada 29 November 2024," ujar Mahardika dalam keterbukaan informasi, Senin, 25 November 2024.
Berikutnya, tambah dia, investor yang telah tercatat akan memasuki masa ex hak, yakni tanggal di mana saham diperdagangkan tanpa hak membeli saham baru. Masa ex hak di pasar reguler dan negosiasi dijadwalkan pada 28 November 2024, sedangkan untuk pasar tunai akan berlangsung pada 2 Desember 2024.
Tahap penting lainnya adalah tanggal pencatatan (recording date), yang akan menjadi acuan untuk menentukan pemegang saham yang berhak berpartisipasi dalam PUPS. Proses ini diperkirakan berlangsung pada 29 November 2024.
Masa penawaran saham kepada pemegang saham dalam rangka PUPS akan dilaksanakan pada 6 hingga 10 Desember 2024, di mana pemegang saham dapat memanfaatkan hak mereka untuk membeli saham sesuai ketentuan yang berlaku. Setelah itu, distribusi saham hasil PUPS akan dilakukan secara elektronik dalam kurun waktu 9 hingga 11 Desember 2024.
"Menurut perseroan, transaksi ini tidak akan memberikan dampak signifikan pada operasional, hukum, atau keuangan perusahaan," ungkap Mahardika.
Hasil RUPSLB ADRO
PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) meminta restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk mengganti nama perseroan.
Rapat yang digelar pada Senin, 18 November 2024, membahas dua agenda utama yaitu persetujuan penggunaan sebagian saldo laba untuk dividen dan perubahan nama Adaro.
Dalam RUPSLB yang diselenggarakan di Cyber 2 Tower, Jakarta Selatan, sebut direksi ADRO, para pemegang saham menyetujui penggantian nama dari PT Adaro Energy Indonesia Tbk menjadi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk.
“Restu untuk melakukan perubahan nama perseroan dan dengan demikian mengubah pasal 1 ayat (1) anggaran dasar perseroan,” ujar direksi tersebut.
Rencana perubahan nama perusahaan ini sebelumnya telah disampaikan dalam keterbukaan informasi pemanggilan RUPSLB.
Sekretaris Perusahaan ADRO Mahardika Putranto mengatakan, nama baru yang disepakati merupakan salah satu bentuk langkah perseroan memperkenalkan identitas baru perseroan sebagai entitas induk.
“Ini akan lebih berfokus pada bisnis hijau dan pengembangan proyek-proyek ramah lingkungan dengan pilar bisnis Adaro Minerals dan Adaro Green, tutur Mahardika.
Adapun ini dilakukan setelah terjadinya pemisahan pilar bisnis pertambangan batu bara termal dan beberapa bisnis pendukungnya, melalui pelaksanaan Penawaran Umum Oleh Pemegang Saham (PUPS).
Sebagaimana disampaikan sebelumnya dalam keterbukaan informasi tanggal 16 Oktober 2024, ADRO merencanakan pembagian tambahan dividen tunai final agar para pemegang saham perseroan, atas pilihannya sendiri, dapat berpartisipasi dalam pembelian saham PT Adaro Andalan Indonesia (AAI) melalui pelaksanaan Penawaran Umum Oleh Pemegang Saham berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia Nomor 76/POJK.04/2017 tentang PUPS oleh perseroan.
Dividen Tambahan Final
Direksi Adaro mengatakan, pemegang saham dalam RUPSLB menyetujui penggunaan sebagian saldo laba per 31 Desember 2023 untuk membagikan dividen tunai tambahan dengan total maksimum mencapai USD2,629 miliar atau sekitar Rp41,7 triliun (mengacu pada kurs Jisdor Rp15.888/USD per 15 November 2024).
Dividen ini akan dibagikan kepada seluruh pemegang saham Adaro, dengan estimasi nilai dividen per saham sebesar Rp1.355.
Direksi Adaro menegaskan bahwa saldo kas internal perusahaan saat ini cukup kuat untuk mendukung pembagian dividen tersebut. Namun, mereka juga membuka opsi untuk menggunakan pendanaan pihak ketiga jangka pendek guna mendukung efisiensi pengelolaan arus kas.
Langkah ini bertujuan untuk memberikan nilai tambah kepada pemegang saham, termasuk kesempatan berpartisipasi dalam pembelian saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) melalui pelaksanaan penawaran umum oleh pemegang saham (PUPS).
Berdasarkan keterbukaan informasi perusahaan, Sekretaris Perusahaan ADRO Mahardika Putranto mengatakan, RUPSLB akan membahas persetujuan penggunaan sebagian saldo laba perseroan untuk dibagikan sebagai tambahan dividen tunai final.
Nilainya mencapai sebesar USD2,62 miliar atau setara sekitar Rp41,4 triliun. Indikasi dividend yield hingga 34,3 persen berdasarkan harga Rp3.930 per saham jika dihitung dengan 30.758.665.900 saham beredar, maka hasilnya Rp1.349 per saham.
“Perseroan bermaksud untuk mengusulkan kepada para pemegang saham Perseroan untuk menyetujui penggunaan sebagian dari saldo laba perseroan per tanggal 31 Desember 2023. Perseroan memiliki saldo kas internal secara konsolidasian yang cukup untuk melaksanakan pembagian dividen tunai,” kata Mahardika dalam keterangannya, Selasa, 5 November 2024.
Di sisi lain, Adaro, ujar Mahardika, berpeluang menggunakan pendanaan pihak ketiga jangka pendek untuk pembayaran sebagian dari dividen tunai. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.