KABARBURSA.COM - PT Bank BTPN Tbk melaporkan pertumbuhan aset signifikan sebesar 22 persen secara tahunan (year-on-year/YoY), mencapai Rp235,8 triliun pada semester I 2024, setelah mengakuisisi PT Oto Multiartha (OTO) dan PT Summit Oto Finance (SOF) pada akhir Maret 2024.
Akuisisi dua perusahaan pembiayaan di bawah OTO Group ini memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan aset dan kredit Bank BTPN. Sejalan dengan itu, penyaluran kredit juga mengalami kenaikan sebesar 19 persen YoY menjadi Rp176,2 triliun pada akhir Juni 2024.
“Bank BTPN berkomitmen untuk menciptakan pertumbuhan yang berarti bagi seluruh lapisan masyarakat. Kami terus mendorong perkembangan sektor-sektor prospektif agar dampak keberlanjutan bisnis perusahaan bisa dirasakan para pemangku kepentingan secara luas,” ujar Direktur Utama Bank BTPN, Henoch Munandar, di Jakarta, Selasa.
Dalam penyaluran kredit, terutama di sektor-sektor potensial, Bank BTPN tetap menjaga kualitas kredit yang tercermin dalam rasio gross non-performing loan (NPL) sebesar 2,21 persen per akhir Juni 2024. Angka ini lebih rendah dibandingkan rata-rata industri yang sebesar 2,34 persen pada akhir Mei 2024.
Di sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) Bank BTPN tumbuh 11 persen YoY menjadi hampir Rp119 triliun pada akhir Juni 2024. Perseroan terus mengoptimalkan biaya dana, dengan saldo current account and saving account (CASA) meningkat sebesar 29 persen YoY menjadi Rp48,1 triliun dan deposito naik 1 persen YoY menjadi Rp70,9 triliun. Rasio CASA pun turut meningkat menjadi 40,4 persen per akhir Juni 2024.
Sebagai upaya diversifikasi sumber pendanaan dan menjaga profil maturitas yang lebih baik, Bank BTPN menerbitkan Obligasi Berkelanjutan V Tahap I Tahun 2024 dengan jumlah pokok Rp355 miliar pada awal Juli 2024.
Rasio likuiditas dan pendanaan Bank BTPN berada di tingkat yang sehat, dengan liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 234,9 persen dan net stable funding ratio (NSFR) 115,6 persen pada 30 Juni 2024. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) juga tercatat kuat di level 28,8 persen.
Upaya Bank BTPN dalam menghasilkan pendapatan bunga bersih pun meningkat. Net interest margin (NIM) naik menjadi 6,41 persen pada akhir Juni 2024 dari 6,33 persen setahun sebelumnya. Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) naik sebesar 17 persen YoY menjadi hampir Rp7 triliun pada 30 Juni 2024, mendorong pendapatan operasional (konsolidasi) tumbuh 18 persen YoY menjadi Rp8,2 triliun.
Namun, laba bersih setelah pajak Bank BTPN (konsolidasi) yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat Rp1,2 triliun pada akhir Juni 2024, lebih rendah 15 persen YoY. Penurunan ini disebabkan oleh peningkatan biaya kredit sebesar 46 persen YoY atau sebesar Rp540 miliar pasca-akuisisi OTO Group, serta kenaikan biaya operasional sebesar 26 persen YoY menjadi Rp4,6 triliun seiring pertumbuhan volume usaha dan inisiatif-inisiatif yang sedang dilakukan.
Dari sisi digitalisasi, layanan digital banking Jenius milik Bank BTPN juga mencatat kinerja positif. Jumlah pengguna terdaftar tumbuh 21 persen YoY menjadi 5,8 juta per akhir Juni 2024, dari 4,8 juta setahun sebelumnya. Total penyaluran kredit melalui Jenius meningkat sebesar 134 persen YoY menjadi Rp3,1 triliun, dari Rp1,3 triliun.
Kredit ini mencakup Flexi Cash, Digital Micro, Kartu Kredit Jenius, dan Jenius Paylater. Dana pihak ketiga (DPK) yang dikelola Jenius turut tumbuh 10 persen YoY menjadi Rp27,2 triliun pada periode yang sama.
Bukukan Peningkatan Penyaluran Kredit
PT Bank BTPN Tbk (BTPN) membukukan peningkatan penyaluran kredit sebanyak 24 persen pada akhir Maret 2024, menjadi sebesar Rp186,56 triliun dari Rp149,9 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Peningkatan ini terutama disumbangkan oleh pembiayaan dari PT Oto Multiartha (OTO) dan PT Summit Oto Finance (SOF) dari OTO Group, yang telah diakuisisi oleh BTPN pada akhir Maret 2024 dan kini diintegrasikan ke dalam laporan keuangan bank pada kuartal I 2024.
Di samping itu, BTPN juga mencatat peningkatan organik dalam penyaluran kredit di luar OTO Group sebesar 8,5 persen year-on-year.
Pertumbuhan kredit ini didorong oleh beberapa segmen, di antaranya segmen korporasi dan komersial yang naik 9 persen, segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tumbuh 18 persen, segmen Jenius melonjak 154 persen, dan segmen joint finance yang meningkat 607 persen.
Pada akhir kuartal pertama tahun ini, aset Bank BTPN tumbuh sebesar 18 persen dari Rp204 triliun menjadi Rp239,84 triliun.
Hanoch Munandar, Direktur Utama Bank BTPN, menyatakan bahwa bank akan terus berusaha untuk tidak hanya tumbuh secara finansial, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat melalui program-program pemberdayaan publik yang relevan untuk masyarakat dan nasabah.
Meskipun suku bunga masih tinggi, pendapatan bunga bersih Bank BTPN naik 3 persen year-on-year menjadi Rp3,02 triliun. Kenaikan ini didorong oleh pendapatan bunga dari kredit yang juga mendorong kenaikan pendapatan operasional sebesar 1 persen year-on-year (yoy). Selain itu, net interest margin (NIM) Bank BTPN tetap terjaga di level 6,02 persen.
Dari segi pendanaan, Bank BTPN berhasil meningkatkan dana murah, yang tercermin dalam saldo current account and saving account (CASA) yang naik 25 persen year-on-year menjadi Rp 49,27 triliun.
Rasio CASA juga meningkat dari 34 persen menjadi 41 persen dari total dana pihak ketiga. Namun, total deposito mengalami penurunan sebesar 8 persen year-on-year menjadi Rp 71 triliun. Total dana pihak ketiga Bank BTPN pada akhir Maret 2024 mencapai Rp 120,27 triliun, naik 3 persen yoy. (*)